Ranting Pohon
Bahan Bacaan : Yohanes 15 : 1-8
Penyampaian Cerita:
Boy dan ayahnya sedang jalan-jalan. Boy melihat sebuah ranting pohon yang sudah kering jatuh dari sebuah batang pohon.
"Ayah," kata Boy, "lihatlah ranting pohon itu, kita bawa pulang ya? Terus kita tanam supaya tumbuh lagi daunnya dan berbuah!"
"Oh, tidak bisa, Boy," kata ayah, "ranting itu sudah mati. Dia tidak bisa berdaun, apalagi berbuah. Itu ranting yang mati."
"Apakah ada cara lain untuk membuat ranting itu bisa berdaun dan berbuah lagi?" tanya Boy.
"Tidak," jawab ayahnya. "Ranting itu sudah mati. Satu-satunya cara agar dia hidup lagi adalah jika Tuhan memberikan hidup baru kepada ranting itu, lalu menjadikan ranting itu bagian dari batang pohonnya lagi."
Ayah berbicara lagi kepada Boy, "Manusia tidak ubahnya seperti ranting yang mati itu, sedangkan Yesus seperti pohon kehidupan. Kita tidak dapat menolong diri sendiri. Lalu Yesus mengambil kita, ranting yang sudah mati, dan menghidupkan kita lagi. Dan ditaruh di batang pohon kehidupan. Seperti sebuah pohon dapat berbuah, kita juga dapat berbuah. Buahnya adalah kebaikan, kasih, sukacita, dan kelemahlembutan."
Kita seperti ranting yang sudah mati. Lalu Yesus membuat kita hidup lagi. Karenanya, kita harus menghasilkan buah sebagai bukti hidup baru kita.
Pertanyaan-pertanyaan:
Dapatkah ranting pohon yang sudah mati hidup kembali tanpa mujizat Tuhan?
Alkitab berkata bahwa manusia berdosa mati dalam dosanya. Mengapa mereka seperti ranting pohon yang sudah mati?
Apa yang Tuhan lakukan untuk menyelamatkan manusia yang mati karena dosa?
Doa:
Tuhan di surga, saya tahu saya berdosa. Saya butuh Penyelamat. Terima kasih Tuhan Engkau sudah menyelamatkan saya. Engkau memberi hidup baru melalui Kristus. Aku mau menghasilkan buah-buah yang baik. Dalam nama Tuhan Yesus saya berdoa, Amin. (t/Davida)
Penyampaian Cerita:
Boy dan ayahnya sedang jalan-jalan. Boy melihat sebuah ranting pohon yang sudah kering jatuh dari sebuah batang pohon.
"Ayah," kata Boy, "lihatlah ranting pohon itu, kita bawa pulang ya? Terus kita tanam supaya tumbuh lagi daunnya dan berbuah!"
"Oh, tidak bisa, Boy," kata ayah, "ranting itu sudah mati. Dia tidak bisa berdaun, apalagi berbuah. Itu ranting yang mati."
"Apakah ada cara lain untuk membuat ranting itu bisa berdaun dan berbuah lagi?" tanya Boy.
"Tidak," jawab ayahnya. "Ranting itu sudah mati. Satu-satunya cara agar dia hidup lagi adalah jika Tuhan memberikan hidup baru kepada ranting itu, lalu menjadikan ranting itu bagian dari batang pohonnya lagi."
Ayah berbicara lagi kepada Boy, "Manusia tidak ubahnya seperti ranting yang mati itu, sedangkan Yesus seperti pohon kehidupan. Kita tidak dapat menolong diri sendiri. Lalu Yesus mengambil kita, ranting yang sudah mati, dan menghidupkan kita lagi. Dan ditaruh di batang pohon kehidupan. Seperti sebuah pohon dapat berbuah, kita juga dapat berbuah. Buahnya adalah kebaikan, kasih, sukacita, dan kelemahlembutan."
Kita seperti ranting yang sudah mati. Lalu Yesus membuat kita hidup lagi. Karenanya, kita harus menghasilkan buah sebagai bukti hidup baru kita.
Pertanyaan-pertanyaan:
Dapatkah ranting pohon yang sudah mati hidup kembali tanpa mujizat Tuhan?
Alkitab berkata bahwa manusia berdosa mati dalam dosanya. Mengapa mereka seperti ranting pohon yang sudah mati?
Apa yang Tuhan lakukan untuk menyelamatkan manusia yang mati karena dosa?
Doa:
Tuhan di surga, saya tahu saya berdosa. Saya butuh Penyelamat. Terima kasih Tuhan Engkau sudah menyelamatkan saya. Engkau memberi hidup baru melalui Kristus. Aku mau menghasilkan buah-buah yang baik. Dalam nama Tuhan Yesus saya berdoa, Amin. (t/Davida)
Sumber:
Devotions for the Children`s Hour, Kenneth N. Taylor, , BabBearing Fruit, halaman 113 — 114, Moody Press, Chicago, USA, 1977.
Devotions for the Children`s Hour, Kenneth N. Taylor, , BabBearing Fruit, halaman 113 — 114, Moody Press, Chicago, USA, 1977.