Thursday, March 29, 2007

Ranting Pohon


Ranting Pohon
Bahan Bacaan : Yohanes 15 : 1-8
Penyampaian Cerita:
Boy dan ayahnya sedang jalan-jalan. Boy melihat sebuah ranting pohon yang sudah kering jatuh dari sebuah batang pohon.
"Ayah," kata Boy, "lihatlah ranting pohon itu, kita bawa pulang ya? Terus kita tanam supaya tumbuh lagi daunnya dan berbuah!"
"Oh, tidak bisa, Boy," kata ayah, "ranting itu sudah mati. Dia tidak bisa berdaun, apalagi berbuah. Itu ranting yang mati."
"Apakah ada cara lain untuk membuat ranting itu bisa berdaun dan berbuah lagi?" tanya Boy.
"Tidak," jawab ayahnya. "Ranting itu sudah mati. Satu-satunya cara agar dia hidup lagi adalah jika Tuhan memberikan hidup baru kepada ranting itu, lalu menjadikan ranting itu bagian dari batang pohonnya lagi."
Ayah berbicara lagi kepada Boy, "Manusia tidak ubahnya seperti ranting yang mati itu, sedangkan Yesus seperti pohon kehidupan. Kita tidak dapat menolong diri sendiri. Lalu Yesus mengambil kita, ranting yang sudah mati, dan menghidupkan kita lagi. Dan ditaruh di batang pohon kehidupan. Seperti sebuah pohon dapat berbuah, kita juga dapat berbuah. Buahnya adalah kebaikan, kasih, sukacita, dan kelemahlembutan."
Kita seperti ranting yang sudah mati. Lalu Yesus membuat kita hidup lagi. Karenanya, kita harus menghasilkan buah sebagai bukti hidup baru kita.
Pertanyaan-pertanyaan:
Dapatkah ranting pohon yang sudah mati hidup kembali tanpa mujizat Tuhan?
Alkitab berkata bahwa manusia berdosa mati dalam dosanya. Mengapa mereka seperti ranting pohon yang sudah mati?
Apa yang Tuhan lakukan untuk menyelamatkan manusia yang mati karena dosa?
Doa:
Tuhan di surga, saya tahu saya berdosa. Saya butuh Penyelamat. Terima kasih Tuhan Engkau sudah menyelamatkan saya. Engkau memberi hidup baru melalui Kristus. Aku mau menghasilkan buah-buah yang baik. Dalam nama Tuhan Yesus saya berdoa, Amin. (t/Davida)
Sumber:
Devotions for the Children`s Hour, Kenneth N. Taylor, , BabBearing Fruit, halaman 113 — 114, Moody Press, Chicago, USA, 1977.

Yesus Menyembuhkan Wanita yang Timpang

Yesus Menyembuhkan Wanita yang Timpang
Bahan bacaan:Lukas 13:10-17
Fokus pelajaran:Yesus menyatakan kasih-Nya dengan menyembuhkan wanita yang lumpuh walaupun Dia mengetahui banyak orang yang tidak setuju dengan tindakan-Nya.
Pengajaran Alkitab/tujuan pelajaran:Setelah pelajaran ini murid diharapkan dapat melakukan hal-hal berikut.
Menceritakan kembali tindakan dan perasaan Yesus, si wanita lumpuh, kepala rumah ibadat orang Yahudi, dan orang banyak.
Melengkapi cerita guru dengan satu kisah mengenai seorang anak yang bisa menunjukkan kasih walaupun orang lain tidak setuju.
Mengidentifikasi cara apa yang dapat mereka lakukan saat mereka berada dalam situasi yang sama.
Cerita Alkitab:Mari kita berandai-andai! Andaikan saat ini kalian sedang berada di sekolah dan semua temanmu sedang bermain bersama. Seorang anak datang, tetapi tidak seorang pun mau bermain dengannya. Apa yang seharusnya kamu lakukan? (Biarkan murid-murid menjawab). Jika kami berani keluar dari kelompok teman-temanmu dan mengajak anak ini bermain bersama, apa yang akan dikatakan teman-temanmu? Sulitkah melawan keinginan orang banyak? (Biarkan anak-anak memberikan respons mereka.)
Cerita Alkitab hari ini adalah mengenai satu masa ketika Yesus sedang melakukan sesuatu yang tidak disetujui orang lain. Mari bersama-sama melihat apa yang Yesus lakukan.
YESUS MENGAJAR
Lantai yang terbuat dari batu itu terasa sangat dingin bagi kaki seorang wanita yang mencoba berjalan di tengah kerumunan orang banyak. Sesuai tradisi Yahudi, dia menutup kepalanya dengan kain.
"Rumah ibadat ini sangat ramai hari ini," dia berkata pada dirinya sendiri. "Pasti ada guru yang baru."
Dia melangkahkan tubuhnya yang lumpuh. Dengan sekuat tenaga ia berusaha melihat laki-laki yang mulai berbicara di rumah ibadat itu. Karena masih tidak dapat melihat orang yang sedang berbicara itu, ia pun berusaha mendengar dengan saksama semua perkataan laki-laki itu. Mari membaca Lukas 13:11 untuk melihat bagaimana Alkitab menggambarkan wanita tersebut. (Anak-anak membaca dan melaporkan informasi yang mereka dapatkan.)
"Dari mana Rabbi yang baru ini berasal?" tanya seseorang yang berada di belakang wanita itu. "Wah, saya tidak tahu pasti..., tapi Dia masih muda bukan?" terdengar suara yang lain. "Aku dengar Dia berbeda dengan guru-guru lain." Seorang yang lain lagi berkata, "Nama-Nya Yesus."
"Aduh! Jika aku bisa meluruskan badanku ini, aku pasti bisa melihat- Nya!" keluh wanita yang timpang itu.
Suara laki-laki itu terus terdengar, tetapi suaranya benar-benar berbeda. Suaranya penuh dengan kuasa. Wanita ini belum pernah mendengar suara seperti itu sebelumnya.
Suara orang banyak sekarang sudah tenang karena mendengarkan pengajaran Sang Rabbi dengan penuh perhatian. Sesekali terdengar bisikan orang banyak yang menyetujui apa yang dikatakan Sang Rabbi.
KEJUTAN PENYEMBUHAN
Tiba-tiba, wanita yang lumpuh itu menyadari sesuatu sedang terjadi. Rabbi itu sekarang sudah berhenti berbicara dan sedang berdiri hampir di sampingnya. Bacalah Alkitabmu dan lihat apa yang Yesus katakan. (Satu orang anak membaca dengan suara keras.)
"AKU? Yang Engkau maksudkan aku?" Wanita itu berpikir dengan cepat. Hatinya seperti melompat, dia mengingat lagi mimpinya selama delapan belas tahun ini. Mimpi untuk tidak lumpuh lagi! Kemudian dia merasakan kekuatan. Tangan Yesus kini ada di bahunya. Pujian syukur keluar dari dalam hati wanita ini! Kemudian dia berdiri, dengan tubuh yang tegak kembali tanpa dia benar-benar menyadari apa yang sedang terjadi. TUBUHNYA TEGAK KEMBALI! Dia memuji Tuhan yang telah menyembuhkannya!
KEMARAHAN
Tiba-tiba terdengar suara yang penuh kemarahan merusak suasana gembira tersebut. Kepala rumah ibadat sangat marah kepada Yesus karena telah menyembuhkan wanita ini pada hari Sabat. Mengapa orang tersebut marah (kepada) Yesus (yang) menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat?
"Ada enam hari untuk bekerja, karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan, jangan pada hari Sabat!" kata kepala rumah ibadat itu.
"Engkau munafik!" kata Yesus dengan suara yang tegas sambil menuding kepala rumah ibadat itu.
Menurutmu, mengapa Yesus menyebut kepala rumah ibadat itu dengan sebutan munafik? (Biarkan anak-anak menjawab.)
"Bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan memberikannya minum?" kata Yesus.
Wajah kepala rumah ibadat menjadi merah dan dia amat malu.
Yesus melanjutkan, "Dan mengapa Aku tidak boleh menolong wanita ini lepas dari penyakitnya pada hari Sabat?"
Bagaimana Alkitab menerangkan perasaan kepala rumah ibadat itu? Bacalah Lukas 13:17. (Anak-anak membaca dan memberikan jawaban.)
Kepala rumah ibadat dan pengikutnya saat itu merasa sangat malu dan berharap bisa bersembunyi di balik tembok batu! Betapa memalukannya melihat Yesus menyatakan kebenaran seperti itu tepat di depan orang banyak! Ketika kepala rumah ibadat dan pengikutnya pergi dengan muka masam, wanita yang disembuhkan dan orang banyak yang ada di situ memuji dan mengucap syukur kepada Tuhan atas semua perbuatan ajaib yang dilakukan Yesus.
Doa:
Sebelum berdoa mulailah dengan pertanyaan, "Hal apa yang paling sulit dilakukan untuk melawan orang banyak yang melakukan kesalahan?"
Setelah beberapa anak memberikan jawaban mereka, mulailah berdoa dan meminta Tuhan menolong anak-anak jika atau yang sedang berada dalam situasi yang sama seperti Yesus. (t/Davida)
Sumber:
God Sends His Son: Teacher`s Guide/Middler B, Sheryl Haystead, et al, , BabA Crippled Woman Healed, halaman 43 - 46, Gospel Light Publications, Ventura, California, 1983.

Orang yang Tuli dan Gagap Disembuhkan


Orang yang Tuli dan Gagap Disembuhkan
Bahan bacaan:Markus 7:31—37
Tujuan mengajar:
Pelajaran kali ini akan membantu murid-murid dalam hal di bawah ini.
Mengetahui bahwa Yesus mengerti kebutuhan mereka.
Merasakan kasih dan perhatian Yesus kepada mereka.
Percaya bahwa Yesus berkuasa memberikan kesembuhan kepada mereka yang percaya.
Cerita Alkitab:
Coba tutup kedua telingamu dengan tangan sekuat-kuatnya. Sekarang coba dengarkan saya berbicara, apakah kalian dapat mendengarkan suara saya dengan jelas? (Biarkan anak-anak menjawab) Ya, benar walaupun kalian masih dapat mendengar suara saya, tetapi tidak jelas bukan? Sekarang kalian boleh melepaskan tangan dari telingamu. Nah, sekarang apakah suara saya bisa terdengar dengan jelas? Mana yang lebih terasa menyenangkan, mendengar suara saya saat telinga kalian ditutup atau pada saat telinga kalian tidak ditutup? (Beri kesempatan kepada anak-anak untuk menjawab)
Jika saat ini kalian dapat mendengar dan berbicara dengan jelas, tidak demikian dengan seorang yang ada dalam cerita Alkitab hari ini.
Yesus baru saja menempuh perjalanan yang sangat jauh. Saat ini Dia telah tiba di daerah Dekapolis. Jika kalian baru saja bepergian ke tempat yang jauh, kalian pasti merasa lelah dan ingin beristirahat. Mungkin itu pula yang dirasakan Yesus dan murid-murid-Nya. Mereka pun beristirahat sejenak untuk melepaskan lelahnya.
Tetapi baru saja akan beristirahat, orang banyak sudah mengikuti Dia. Ya, memang banyak orang sudah mendengar mujizat-mujizat dan pengajaran-pengajaran Yesus. Hal itu membuat mereka ingin sekali bertemu dengan Yesus atau sekadar melihat siapakah Yesus itu.
Di tengah-tengah kerumunan itu ada orang yang memiliki saudara yang tuli dan gagap. "Seandainya saudaraku itu aku bawa kepada Yesus, pasti dia bisa mendengar dan berbicara kembali." Dengan segera orang itu menjemput saudaranya dan membawanya ke tempat Yesus berada. Dia sangat percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan saudaranya itu.
"Yesus, tolonglah saudaraku ini. Dia tuli dan gagap. Jika Engkau meletakkan tangan atasnya, pastilah dia sembuh," mohon orang itu. Yesus lalu memandang orang yang tuli dan gagap itu. Dituntunnya tangannya dan dibawanya ke tempat yang sepi sehingga hanya tinggal mereka berdua saja. Menurut kalian, apa yang Yesus lakukan? Apakah Dia menyembuhkan orang yang tuli dan gagap itu? (Minta satu anak lelaki dan perempuan memberikan tanggapan mereka)
Ya, Yesus mengerti kebutuhan orang yang tuli dan gagap itu. Dia bersedia menyembuhkan orang tersebut. Bagaimana caranya? Coba kalian baca Markus 7:33—34. (Minta seorang anak membacakan ayat-ayat tersebut.)
Ternyata Yesus tidak hanya meletakkan tangan atas orang itu, tetapi menyentuh bagian yang sakit dari orang itu. Yesus menyatakan kasih dan perhatian yang amat besar melalui sentuhan-Nya. Dan, orang itu sembuh. Dia dapat mendengar dan berbicara dengan jelas lagi.
Yesus tidak hanya mengerti kebutuhan orang yang tuli dan gagap itu. Dia juga amat mengerti kebutuhan kalian. Seperti orang yang percaya Yesus dapat menyembuhkan saudaranya, kalian juga harus percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan sakitmu, mengerti kebutuhanmu, dan mendengar doamu.
Doa:
Sebelum berdoa mulailah dengan pertanyaan, "Apakah ada keluarga, teman, atau mungkin kalian sendiri yang sakit dan ingin didoakan?" Setelah beberapa anak memberikan jawaban mereka, mulailah berdoa dan meminta Tuhan menolong anak-anak atau keluarganya yang sedang menderita sakit.

Masa Kecil Yesus

Masa Kecil Yesus

Bahan bacaan:Lukas 2:39,40
Pokok pelajaran:
Rencana Allah atas pertumbuhan Yesus dan bagaimana Dia belajar dalam keluarga-Nya.
Tujuan pelajaran:
Selama pelajaran ini diharapkan murid dapat:
mengidentifikasikan cara yang dilakukan keluarga Yesus untuk menolong-Nya bertumbuh dan belajar;
mengaplikasikan kebenaran Alkitab dalam keluarga yang dapat menolong anak untuk belajar;
memohon kepada Tuhan untuk menolong anak-anak belajar dan taat akan firman Tuhan.
Cerita Alkitab (15 menit):
YESUS BERTUMBUH BESAR
Kita sudah sering berbicara mengenai bagaimana Yesus menolong kita dalam belajar dan bertumbuh. Mari kita sama-sama belajar bagaimana Maria dan Yusuf mendidik Yesus saat Dia bertumbuh besar.
Ketika Yesus masih anak-anak, Dia hidup bersama dengan Maria dan Yusuf di kota Nazaret. Yusuf adalah seorang tukang kayu. Mungkin Yusuf juga memunyai sebuah toko kayu kecil di samping rumahnya. Yusuf dapat membuat apa saja dari kayu, seperti meja, kursi, lemari, pintu, dan lain-lain. (Tunjuklah barang-barang dari kayu yang ada di ruang kelas.) Dia menjual semua itu untuk kebutuhan hidup keluarganya.
BELAJAR DI TOKO KAYU
Dalam pertumbuhan Yesus, tentu saja Yusuf harus mengajar Yesus bagaimana caranya menggunakan gergaji dan palu. (Buatlah suara gergaji dan palu.) Zzzzz!Zzzzz!Zzzzzz! Begitu suara gergaji saat dipakai untuk memotong kayu. Tuk! Tuk! Tuk! Begitu suara palu saat Yesus memukulkan palu pada paku untuk menyatukan dua buah kayu. Kadang-kadang Yesus memang membantu Yusuf, misalnya membersihkan kayu dari serpihan gergaji atau menyapu ruangan tempat Yusuf bekerja.
Ketika Yesus bertambah besar, Allah memberikan anak-anak lagi kepada Maria dan Yusuf. Yesus menjadi anak yang tertua dalam keluarga. Dia mungkin membantu ibu-Nya menjaga adik-adik-Nya. Dia adalah seorang kakak yang baik.
BELAJAR DI SEKOLAH
Yesus memunyai hari ulang tahun. Di usia satu, dua, tiga tahun, Dia belajar berjalan dan berbicara. Di usia empat dan lima tahun Dia belajar bagaimana berlari dan melompat! Kemudian semakin lama usia Yesus sampai pada saat Dia harus bersekolah. Sekolah-Nya ada di Nazaret, di sebuah tempat yang disebut Sinagoge, tempat di mana orang bertemu untuk berdoa dan membaca firman Tuhan.
Yesus belajar membaca dari sebuah buku besar yang disebut gulungan kitab atau perkamen. Dia belajar banyak kitab, sama seperti yang kita pelajari di sekolah minggu! Dan Yesus mungkin belajar menulis dengan membuat tulisan di atas tanah. (Buatlah tulisan dengan jari Anda di papan tulis atau di kotak pasir yang ada di ruang kelas.)
BELAJAR DI RUMAH
Di rumah, Maria dan Yusuf mengajari anak-anak mereka mengenai Allah. Mereka berdoa bersama. (Katupkan jari-jari Anda.) Mereka menceritakan kisah-kisah Alkitab yang sama kepada Yesus dan adik-adik-Nya, dan juga sama dengan yang kalian dengar dari orang tua atau gurumu. Yesus patuh kepada semua yang dikatakan firman Tuhan. Dia bertambah dan bertambah besar! Dalam pertumbuhan-Nya, Allah mengasihi dan menolong-Nya melalui berbagai macam cara.
Doa:
Ya, Tuhan, terima kasih atas keluarga kami. Terima kasih Engkau mengasihi keluarga kami. Ajar kami untuk mengasihi keluarga kami pula. Di dalam nama-Mu kami berdoa. Amin. (t/Davida)
Sumber:
Gospel Light Living Word Curriculum: Teach Me About Jesus, Living Word Curriculum Division, , BabJesus Grows Up, halaman 33 -- 36, Gospel Light, Ventura, USA, 1993.

Kesempatan Baru

Kesempatan Baru
Tema:
Tahun baru menyediakan kesempatan baru bagi kita.
Ayat Alkitab:Yesaya 43:19
Alat peraga:
Krayon baru
Penyampaian:
Selamat pagi! Bulan ini adalah bulan yang sangat istimewa. Bulan pertama di Tahun Baru! Dalam tahun baru 2007 ini, kita punya 365 hari. Setiap hari adalah karunia khusus dari Tuhan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam hari lepas hari di tahun 2007 ini, tetapi setiap hari adalah suatu karunia bagi kita.
Tahun baru kita ini seperti sekotak krayon yang baru. Apakah kamu suka menggambar? Bukankah menyenangkan sekali memunyai krayon baru? Kalau sudah lama dipakai, krayon menjadi jelek. Ujungnya tidak lagi tajam. Kadang-kadang kertas gambarnya jadi sobek karenanya. Kadang-kadang krayon itu juga sudah pecah-pecah. Bukankah menyenangkan sekali mendapat krayon baru? Krayon-krayon itu benar-benar baru; masing-masing memunyai ujung yang masih tajam dan utuh.
Tahun baru kita seperti kotak krayon yang baru. Bahkan lebih baik lagi, setiap hari itu seperti kotak krayon yang baru. Setiap hari adalah karunia Tuhan yang baru. Akan ada hal-hal baru yang dapat dipelajari dan teman-teman baru. Akan ada banyak cara kita menunjukkan bahwa Tuhan hidup di dalam hidup kita. Kalau kita mengalami hari yang tidak menyenangkan, kita tahu bahwa hari yang baru sudah menunggu di hadapan kita. Bagian terbaik dalam setiap hari baru adalah bahwa Tuhan selalu bersama kita. Tuhan selalu bersama kita di mana pun kita berada atau apa pun yag sedang kita kerjakan.
Pagi ini, saya membawa krayon-krayon baru untuk kamu. Setelah kamu memakai krayon ini, ingatlah bahwa kita bukan saja mendapat tahun yang baru ini, tetapi setiap hari juga adalah suatu awal yang baru dan suatu karunia yang indah dari Tuhan bagi kita.
Sumber:
Ceritakan untuk Anak-anak Sekolah Minggu (Buku 2): Sebuah Sumber Ibadah, Donna McKee Rhodes, , halaman 17 -- 18, Gospel Press, Batam Centre, 2002.