Wednesday, March 28, 2007

Kemiskinan: Bahkan Remah-Remah Pun Tidak

Kemiskinan: Bahkan Remah-Remah Pun Tidak


REFLEKSI UNTUK ORANG TUA/GURU

Dalam sepuluh tahun terakhir ini, dengan adanya jaringan media global, kita dapat menjadi saksi mata atas kemiskinan yang mengerikan. Sebagian orang yang miskin dan tersisih terpaksa mengaduk-aduk tempat sampah, sementara yang lain menderita dan sekarat, bahkan tanpa ada yang sempat mereka pungut dari tempat sampah. Setiap hari kita melihat mereka saat kita keluar untuk makan malam atau berangkat kerja. Kita pun dapat menyaksikan mereka setiap malam melalui televisi dan melihat foto mereka melalui majalah-majalah.

Namun, kemiskinan mereka tak berarti bila dibandingkan kemiskinan rohani yang sangat mengerikan, yang dialami oleh mereka yang tidak mau memberi dan memerhatikan orang-orang miskin karena prinsip-prinsip politik dan ketamakan. Sikap masa bodoh terhadap kebutuhan dasar dari mereka yang diciptakan menurut gambar Allah sama dengan masa bodoh terhadap Allah.

Namun, sukar dimengerti dari mana kita harus mulai mengatasi masalah sehingga sering kali kita tidak berbuat apa-apa. Banyak orang yang memberikan uang, namun hanya ada sedikit orang yang mau memberikan waktu mereka, apalagi yang mau memberikan diri mereka.

Bacaan Alkitab minggu ini mengambil tema yang kerap disuarakan, yaitu tanggung jawab kita terhadap saudara-saudara kita. Allah mengharapkan kita memerhatikan orang lain. Tentu saja tidak dalam bidang yang sama. Kita dipanggil untuk berkarya dalam berbagai bidang sesuai dengan kreativitas masing-masing demi kepentingan orang lain yang membutuhkan. Tetapi kita tidak boleh menjadi penonton. Jika kita mengabaikan kebutuhan orang lain, kita masuk dalam bilangan orang-orang yang miskin secara rohani. Kemiskinan kita berasal dari kurangnya belas kasihan, kemurahan, dan keadilan yang merupakan panggilan Sang Pencipta bagi kita.

REFLEKSI UNTUK SELURUH ANGGOTA KELUARGA/KELAS

Hal pertama yang saya lakukan setiap kali bangun pagi adalah turun ke bawah dan menyiapkan makan siang yang akan dibawa Sarah dan Matthew ke sekolah. Mereka sudah berpesan agar dibawakan roti dengan selai buah, bukan kue keju dan biskuit. Dan saat sarapan mereka bertanya, "Bolehkah hari ini saya minta kuenya dua potong?"

Saya senang anak-anak saya dapat menikmati hal-hal semacam ini. Saya senang mereka dapat ke sekolah dengan perut kenyang dan juga bekal makan siang. Tetapi saya juga tahu bahwa tidak setiap anak di dunia ini dapat menikmati hal yang demikian. Saya sering bertanya-tanya bagaimana seandainya anak-anak saya berangkat ke sekolah tanpa sarapan dan bekal makan siang? Bagaimana perasaan saya jika cuaca dingin dan mereka tidak memakai baju hangat dan sepatu? Bagaimana perasaan mereka? Bagaimana perasaan Anda?

Allah menghendaki kita bertanggung jawab satu terhadap yang lain. Itu berarti kita diminta saling memerhatikan dan peka akan kebutuhan orang lain. Apa yang dapat Anda lakukan berkenaan dengan hal ini? Minggu ini adalah saat yang tepat untuk mulai merenungkan pertanyaan ini.

PELAJARAN

Hari 1: Memberikan Persepuluhan dan Memerhatikan Orang Miskin
Ulangan 14:28-29; 15:7-11

  1. Apa yang harus diberikan kepada orang miskin dan orang yang membutuhkan?

  2. Menurutmu, apakah lima hal terpenting yang harus dipunyai setiap orang agar dapat hidup layak?

Hari 2: Tanggung Jawab Terhadap Orang Miskin
Ulangan 24:14-22

  1. Apa yang harus diberikan kepada orang asing, anak yatim, dan para janda?

  2. Apa yang gereja Anda lakukan untuk membantu orang miskin? Bagaimana Anda dapat berbuat lebih banyak?

Hari 3: Seorang Janda dan Nabi Elia
1Raja-Raja 17:8-24

  1. Janda itu sudah berputus asa. Apa yang hendak dilakukannya ketika Nabi Elia menjumpainya?

  2. Tahukah kamu suatu tempat di mana terdapat orang-orang yang mengalami kelaparan dan persoalan? Apa yang dapat kamu lakukan?

Hari 4: Doa Mohon Berkat Allah untuk Raja
Mazmur 72

  1. Bagaimana kamu dapat menggambarkan tentang raja ini?

  2. Adakah kamu mengetahui seorang tokoh dunia yang berjuang keras dalam menolong orang miskin dan mereka yang membutuhkan? Apa yang ia lakukan?

Hari 5: Orang Kaya dan Lazarus
Lukas 16:19-31

  1. Mengapa Lazarus tidak diizinkan memperingatkan keluarga orang kaya itu?

  2. Mungkin di antara orang-orang yang kamu jumpai setiap hari ada seseorang yang membutuhkan pertolongan. Bagaimana kamu dapat membantu orang itu, baik secara langsung maupun tidak langsung?

Hari 6: Iman dan Perbuatan
Yakobus 2:1-17

  1. Kapan iman disebut mati?

  2. Adakah anggapan-anggapan tertentu yang tidak benar tentang orang miskin di kota Anda? Bagaimana Anda dapat mengetahui lebih banyak tentang keadaan mereka yang sebenarnya?

AKTIVITAS KHUSUS: KELAPARAN

Pada suatu kesempatan makan malam atau makan bersama dalam kelas, hidangkanlah sebuah menu kejutan, yaitu semangkuk nasi untuk seluruh kelas dan segelas air untuk setiap orang. Anda tak perlu berkata apa-apa; dengarkan bagaimana setiap peserta berkomentar mengenai menu tersebut. Adakah yang menggerutu? Adakah yang terkejut? Jelaskan pada mereka bahwa ada banyak orang di dunia yang pergi tidur malam itu hanya dengan makanan seperti yang mereka hadapi saat itu. Bicarakanlah perbedaan antara menu tersebut dengan menu yang biasa dinikmati keluarga Anda. Kemudian, jika Anda menghendaki, hidangkanlah makanan dengan menu lengkap. Namun, pakailah pengalaman yang mengejutkan ini untuk memotivasi agar keluarga Anda turut memikirkan tentang masalah kelaparan.

Tentukan jadwal untuk pergi ke toko makanan dan membeli makanan kaleng untuk disumbangkan ke organisasi atau gereja yang menangani kelaparan di daerah Anda. Jika memungkinkan, bantulah menyediakan makanan bagi para tunawisma.

Sumber:
  • Belajar Bersama, Janice Y. Cook, , halaman 153 -- 155, Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1999.
  • No comments: