Thursday, March 29, 2007

Pentingnya Permainan

Pentingnya Permainan
Sebagian orang kurang setuju apabila permainan digunakan di dalam program SM, sebagian yang lain setuju. Pihak yang tidak setuju mengatakan bahwa permainan itu bersifat duniawi sehingga tidak baik dibawa ke dalam gereja. Sedangkan pihak yang setuju mengatakan bahwa permainan diperlukan untuk memecahkan kebekuan (ice-breaking).
FUNGSI BERMAIN
Permainan dapat memperluas interaksi sosial dan mengembangkan keterampilan sosial, yaitu belajar bagaimana berbagi, hidup bersama, mengambil peran, belajar hidup dalam masyarakat secara umum. Selain itu, permainan akan meningkatkan perkembangan fisik, koordinasi tubuh, dan mengembangkan serta memperhalus keterampilan motor kasar dan halus. Permainan juga akan membantu anak-anak memahami tubuhnya; fungsi dan bagaimana menggunakannnya dalam belajar. Anak-anak bisa mengetahui bahwa bermain itu menyegarkan, menyenangkan dan memberikan kepuasan.

Permainan dapat membantu perkembangan kepribadian dan emosi karena anak-anak mencoba melakukan berbagai peran, mengungkapkan perasaan, menyatakan diri dalam suasana yang tidak mengancam, juga memerhatikan peran orang lain. Melalui permainan anak-anak bisa belajar mematuhi aturan sekaligus menghargai hak orang lain.

Pada bagian selanjutnya akan disampaikan makna permainan secara lebih terinci, mengikuti sistematika edisi khusus majalah Ayahbunda berjudul "Bermain, Dunia Anak".
BERMAIN DAN KEMAMPUAN INTELEKTUAL
Fungsi bermain terhadap kemampuan intelektual dapat dilihat pada beberapa hal berikut ini.
Merangsang perkembangan kognitif.
Dengan bermain, sensori-motor (indera-pergerakan) anak-anak dapat mengenal permukaan lembut, kasar, atau kaku. Permainan fisik akan mengajarkan anak akan batas kemampuannya sendiri. Permainan juga akan meningkatkan kemampuan abstraksi (imajinasi dan fantasi) sehingga anak-anak semakin jelas mengenal konsep besar-kecil, atas-bawah, dan penuh-kosong. Melalui permainan anak-anak dapat menghargai aturan, keteraturan, dan logika.

Membangun struktur kognitif.
Melalui permainan, anak-anak akan memperoleh informasi yang lebih banyak sehingga pengetahuan dan pemahamannya akan lebih kaya dan lebih dalam. Bila informasi baru ini ternyata berbeda dengan yang selama ini diketahuinya, anak dapat mengubah informasi yang lama sehingga ia mendapatkan pemahaman atau pengetahuan yang lebih baru. Jadi melalui bermain, struktur kognitif anak terus diperkaya, diperdalam, dan diperbarui sehingga semakin sempurna.

Membangun kemampuan kognitif.
Kemampuan kognitif mencakup kemampuan mengidentifikasi, mengelompokkan, mengurutkan, mengamati, membedakan, meramalkan, menentukan hubungan sebab-akibat, membandingkan, dan menarik kesimpulan. Permainan akan mengasah kepekaan anak-anak akan keteraturan, urutan, dan waktu. Permainan juga meningkatkan kemampuan logis (logika).

Belajar memecahkan masalah.
Di dalam permainan, anak-anak akan menemui berbagai masalah sehingga bermain akan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengetahui bahwa ada beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah. Permainan juga memungkinkan anak-anak bertahan lebih lama menghadapi kesulitan sebelum persoalan yang ia hadapi dapat dipecahkan. Proses pemecahan masalah ini mencakup adanya imajinasi aktif anak-anak. Imajinasi aktif akan mencegah timbulnya kebosanan yang merupakan pencetus kerewelan pada anak- anak.

Mengembangkan rentang konsentrasi.
Apabila tidak ada konsentrasi atau rentang perhatian yang memadai, seorang anak tidak mungkin dapat bertahan lama bermain peran (pura-pura menjadi dokter, ayah-anak-ibu, guru, dll.). Ada hubungan yang dekat antara imajinasi dan kemampuan konsentrasi. Imajinasi membantu meningkatkan kemampuan konsentrasi. Anak-anak yang tidak imajinatif memiliki rentang perhatian (konsentrasi) yang pendek dan memiliki kemungkinan besar untuk berperilaku agresif dan mengacau.

BERMAIN DAN PERKEMBANGAN BAHASA
Dapat dikatakan bahwa kegiatan bermain merupakan "laboratorium bahasa" buat anak-anak. Di dalam bermain, anak-anak bercakap-cakap satu dengan yang lain, berargumentasi, menjelaskan, dan meyakinkan. Jumlah kosakata yang dikuasai anak-anak dapat meningkat karena mereka dapat menemukan kata-kata baru.
BERMAIN DAN PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembangan sosial yang terjadi melalui proses bermain adalah sebagai berikut.

Meningkatkan sikap sosial.
Ketika bermain, anak-anak harus memerhatikan cara pandang teman bermainnya, dan dengan demikian akan mengurangi sikap egosentrisnya. Dalam permainan itu pula anak-anak dapat belajar bagaimana bersaing dengan jujur, sportif, tahu akan haknya, dan peduli akan hak orang lain. Anak-anak juga dapat belajar apa artinya sebuah tim dan semangat tim.

Belajar berkomunikasi.
Agar dapat melakukan permainan, seorang anak harus dapat mengerti dan dimengerti oleh teman-temannya. Karena itu melalui permainan, anak-anak dapat belajar bagaimana mengungkapkan pendapatnya, juga mendengarkan pendapat orang lain. Di sini pula anak belajar untuk menghargai pendapat orang lain dan perbedaan pendapat.

Belajar mengorganisasi.
Permainan seringkali menghendaki adanya peran yang berbeda dan karena itu dalam permainan ini anak-anak dapat belajar berorganisasi sehubungan dengan penentuan siapa yang akan menjadi apa. Melalui permainan ini anak-anak juga dapat belajar bagaimana menghargai harmoni dan mau melakukan kompromi.

BERMAIN DAN PERKEMBANGAN EMOSI
Emosi akan selalu terkait di dalam bermain, entah itu senang, sedih, marah, takut, dan cemas. Oleh karena itu, bermain merupakan suatu tempat pelampiasan emosi dan juga relaksasi.

Kestabilan emosi.
Adanya tawa, senyum, dan ekspresi kegembiraan lain mempunyai pengaruh jauh di luar wilayah bermain itu sendiri. Adanya kegembiraan/perasaan senang yang dirasakan bersama ini dapat mengarah pada kestabilan emosi anak-anak.

Rasa kompetensi dan percaya diri.
Bermain menyediakan kesempatan kepada anak-anak untuk mengatasi situasi. Kemampuan mengatasi situasi ini membuat anak merasa kompeten dan berhasil. Perasaan mampu ini pula yang akan mengembangkan percaya diri anak-anak. Selain itu, anak-anak dapat membandingkan kemampuan pribadinya dengan teman-temannya sehingga dia dapat memandang dirinya lebih wajar (mengembangkan konsep diri yang realistis).

Menyalurkan keinginan.
Di dalam bermain, anak-anak dapat menentukan pilihan ingin menjadi apa dia. Bisa saja ia ingin menjadi "ikan", bukan "cacing"; bisa juga ia menjadi "komandan" pasukan perangnya, bukan "prajurit" biasa.

Menetralisir emosi negatif.
Bermain dapat menjadi "katup" pelepasan emosi negatif anak, misalnya rasa takut, marah, cemas, dan memberi anak-anak kesempatan untuk menguasai pengalaman traumatik.

Mengatasi konflik.
Di dalam bermain sangat mungkin akan timbul konflik antara satu anak dengan lainnya dan karena itu anak-anak bisa belajar memilih alternatif untuk menyikapi atau menangani konflik yang ada.

Menyalurkan agresivitas secara aman.
Bermain memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk menyalurkan agresivitasnya secara aman. Dengan menjadi "raksasa", misalnya, anak-anak dapat merasa "mempunyai kekuatan" dan dengan demikian anak-anak dapat mengekspresikan emosinya yang intens yang mungkin ada tanpa merugikan siapa pun.

BERMAIN DAN PERKEMBANGAN FISIK
Melalui bermain kemampuan motorik, anak-anak dapat berkembang dari kasar ke halus.
Mengembangkan kepekaan penginderaan.
Dengan bermain, anak-anak dapat mengenal berbagai bentuk; merasakan tekstur halus, kasar, lembut; mengenal bau; suara dan bahkan rasa. Anak-anak bisa juga mengenali kekerasan benda, suhu, warna, dsb.

Mengembangkan keterampilan motorik.
Dengan bermain, seorang anak dapat mengembangkan kemampuan motorik seperti berjalan, berlari, melompat, bergoyang, berguling, mengangkat, menjinjing, melempar, menangkap, meluncur, memanjat, berayun, dan menyeimbangkan diri. Selain itu, anak-anak dapat belajar merangkai, menyusun, menumpuk, mewarna, juga menggambar.

Menyalurkan energi fisik yang terpendam.
Bermain dapat menyalurkan energi berlebih yang ada di dalam diri anak-anak, misalnya dengan bermain kejar-kejaran, bergelut, atau lainnya. Energi berlebih yang tidak disalurkan dapat menyebabkan anak-anak tegang, gelisah, dan mudah tersinggung.

BERMAIN DAN KREATIVITAS
Di dalam bermain, anak-anak dapat berimajinasi sehingga dapat mengasah daya kreativitas anak-anak. Adanya kesempatan untuk berpikir lepas dari batas-batas dunia nyata menjadikan anak-anak dapat mengembangkan proses berpikir yang lebih kreatif yang akan sangat berguna untuk kehidupan nyata sehari-hari.
MANFAAT BERMAIN DALAM SEKOLAH MINGGU
Setelah mengerti manfaat bermain secara umum di atas, marilah kita sekarang mengarahkan perhatian kita kepada manfaat bermain dalam program sekolah Minggu.

Membantu perkembangan individu.
Melihat begitu pentingnya permainan untuk kehidupan anak-anak, akankah kita masih terus berdebat tentang "perlu tidaknya" atau "baik tidaknya" memasukkan permainan ke dalam program sekolah Minggu? Dengan memasukkan permainan yang tepat ke dalam program sekolah Minggu, kita membantu anak-anak untuk hidup atau membantu mereka bersiap untuk menghadapi hari-hari depannya. Di sinilah sebetulnya gereja berkesempatan mengambil peran membangun pribadi seorang individu yang mempunyai dampak serius bagi gereja dan juga negara karena masa kanak-kanak ini mempunyai efek yang paling besar dalam kehidupan selanjutnya sebagai seorang individu manusia. Bila gereja tidak memberi kesempatan anak untuk bermain, anak-anak akan bermain di tempat yang mungkin tidak kita inginkan. Atau bila gereja tidak memberi kesempatan bagi anak- anak untuk bermain secara sehat, mereka akan melakukan permainan yang tidak sehat di tempat lain.

Memang waktu penyelenggaraan sekolah Minggu teramat pendek dibandingkan dengan kegiatan yang lain. Akan tetapi jika dilaksanakan dengan baik, sekolah Minggu dapat berperan banyak. Untuk meningkatkan peran sekolah Minggu dalam pembentukan pribadi seseorang, perlu dipikirkan acara lain selain jam pelaksanaan sekolah Minggu.

Membantu penyampaian firman Tuhan.
Adanya program sekolah Minggu yang juga memasukkan unsur bermain ternyata membantu proses penyampaian firman Tuhan. Uji coba rekan satu tim kami menunjukkan bahwa setelah adanya permainan, anak- anak dapat tahan lebih lama dalam mendengarkan firman Tuhan. Ada beberapa hal yang membuat acara bermain cukup membantu proses belajar firman Tuhan.

Anak-anak menjadi senang dan puas.
Dengan bermain, anak-anak merasa puas, senang, dan hatinya menjadi terbuka untuk dapat mendengar firman Tuhan. Jelas, inilah yang diharapkan dalam program sekolah Minggu. Betapa pun penting dan indahnya firman Tuhan disampaikan, tidak akan banyak memberikan efek apabila hati pendengarnya tertutup.

Anak-anak melepaskan energi berlebihnya.
Anak-anak masih memiliki energi yang besar dan perlu pelepasan. Dalam bermain, anak-anak dapat melepaskan kelebihan energinya dan karena hal ini, anak-anak bisa tahan cukup lama untuk berkonsentrasi dalam mengikuti firman Tuhan. Energi berlebih yang tidak disalurkan biasanya akan mendorong anak-anak untuk bermain sendiri, berlari-larian, atau mengganggu kawan lain saat firman Tuhan disampaikan.

Anak-anak lebih memahami arti firman Tuhan.
Permainan dapat digunakan pula sebagai alat untuk menjelaskan firman Tuhan dan karena itu, melalui permainan anak-anak dapat lebih memahami arti firman yang disampaikan oleh guru sekolah Minggu.

Sebagai penutup ingin disampaikan, "Ajaklah anak-anak untuk bermain agar mereka lebih siap menghadapi dan menjalani kehidupan di dunia ini dan mereka siap pula menerima Yesus dan hidup sebagai murid Kristus."
Sumber:
Menciptakan Sekolah Minggu yang Menyenangkan, Sudi Ariyanto dan Helena Erika, , halaman 75 - 89, Gloria Graffa, Yogyakarta, 2003.
Mempersiapkan Acara Permainan di Sekolah Minggu
Acara sekolah Minggu ternyata bukan hanya bernyanyi, mendengar firman Tuhan, berdoa, atau kreativitas, tetapi bisa juga dalam bentuk permainan. Sekolah Minggu perlu melakukan permainan untuk memperlihatkan kasih dan kekudusan dari Allah. Dan kalau sekolah Minggu tidak memberikan permainan yang kudus dan rohani, akibatnya anak-anak lebih mengenal dan melakukan permainan yang hanya memiliki nilai duniawi dan tidak memberikan manfaat belajar yang tinggi. Oleh karena itu, mari kita mulai lebih serius lagi memikirkan permainan di sekolah Minggu yang selama ini cenderung hanya dijadikan selingan saja.

Berikut ini beberapa petunjuk jika ingin mengadakan satu hari khusus untuk permainan di sekolah Minggu Anda.

Siapkan ide dan para pelayan.
Mungkin dalam pikiran Anda sudah ada ide dan bentuk acara permainan yang ingin diwujudkan dalam kegiatan kali ini. Jika belum ada ide, banyak sekali referensi yang bisa ditemukan di sekeliling Anda, misalnya dari buku, internet, majalah, bahkan pengalaman-pengalaman dari rekan sepelayanan. Jika sudah ada, bagikan ide ini dengan para pengurus sekolah Minggu atau para pelayan. Setelah itu, buatlah program acara dan tentukan para petugas yang bertanggung jawab akan jalannya acara permainan tersebut.

Mempersiapkan acara permainan.
Untuk program acara, yang perlu disiapkan adalah daftar permainan yang akan dilaksanakan. Kemudian analisalah manfaat mental, fisik, dan rohani permainan-permainan tersebut bagi anak. Dari setiap permainan yang diadakan, hindari permainan yang bersifat individualistis, persaingan kasar, atau yang dapat mengakibatkan pihak yang kalah dipermalukan. Cari permainan yang bertujuan untuk lebih mengenal Allah, membangun, mengikat kasih, bekerja sama, dan tidak mengandung unsur kekerasan. Tidak perlu pusing untuk menciptakan sendiri permainan tersebut. Sudah banyak buku- buku permainan rohani Kristen yang dapat Anda pakai atau kembangkan sendiri.

Saat melakukan program khusus permainan, gunakanlah sedikit waktu saja untuk ibadah. Pelajaran firman Tuhan harus bisa disampaikan melalui permainan yang telah dipilih. Dalam persiapan program acara ini, harus sudah dipikirkan pula peralatan yang dibutuhkan dan jalannya acara permainan dari awal sampai akhir. Siapkan tema yang menarik untuk acara ini agar anak lebih antusias lagi untuk mengikutinya. Permainan harus dipilih berdasarkan kelompok kelas dalam sekolah Minggu Anda. Untuk ibadah bisa disatukan, tetapi jika tiba saatnya untuk bermain, tentu saja harus ada pembagian berdasarkan umur/kelas.

Siapkan lembar evaluasi yang harus diisi anak di rumah untuk melihat dampak acara ini kepada anak-anak. Tekankan evaluasi yang bersifat rohani dalam form tersebut.

Sarana dan prasarana.
Daftarkan peralatan yang dibutuhkan untuk permainan dan segera penuhi pengadaan peralatan tersebut paling lambat seminggu sebelum hari H. Untuk tempat, jika tidak sedang musim hujan, akan bagus sekali jika diadakan di lapangan terbuka atau halaman gereja. Jika diadakan di dalam ruangan, anak-anak bisa kurang leluasa dan akibatnya dapat mengurangi antusias mereka dalam bermain. Untuk itu, adakanlah acara permainan ini bukan saat sedang musim hujan. Jika lapangan itu bukan lapangan yang teduh, mungkin bisa diusahakan pelindung dari kain/terpal agar anak-anak tidak kepanasan.

Usahakan untuk menyediakan paling tidak air putih untuk mengembalikan cairan tubuh yang mungkin terkuras karena bergerak terus. Jika memungkinkan bisa menyediakan makanan ringan.

Pelaksanaan acara.
Umumkan pelaksanaan acara ini kepada anak-anak dan orang tua agar mereka betul-betul siap mengikuti acara ini.

Periksa seluruh persiapan dua hari sebelum hari H. Semua sudah harus siap, baik para petugas yang sudah harus mengetahui tugas mereka, tempat penyelenggaraan acara, peralatan permainan, maupun pernak-pernik lain yang dibutuhkan.

Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan di tempatnya oleh mereka yang bertugas menyiapkannya, tiga jam sebelum acara atau lebih baik lagi sehari sebelum hari H.

Saat waktunya tiba, atur anak-anak dengan tertib di tempat yang sudah ditentukan. Ruang terbuka sangat mudah menarik perhatian mereka untuk segera "beraktifitas sendiri".
Buka acara dengan ibadah singkat (dua atau tiga lagu, doa, dan renungan lima menit.)
Laksanakan acara permainan sesuai dengan persiapan Anda.

Akhiri acara dengan doa dan jangan lupa bagikan form evaluasi yang harus diisi anak atau orang tua, jika anak belum bisa menulis/membaca. Minta mereka mengumpulkannya saat ibadah sekolah Minggu berikutnya.
Rekreasi
Anak-anak memiliki waktu luang yang sangat banyak. Bahkan setelah mereka memasuki kelas 1 SD, sekolah hanya membutuhkan waktu kira- kira tiga puluh jam setiap minggunya. Pada saat siang dan sore juga hari Sabtu dan Minggu biasa digunakan anak-anak untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan.

Namun, sebagian besar waktu luang mereka mungkin berada di bawah pengaruh-pengaruh sekuler dari teman-temannya atau orang dewasa yang non-Kristen, televisi, klub, atau kelompok lainnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan gereja untuk mengatasi pengaruh-pengaruh itu adalah dengan mengadakan sebuah program yang bermanfaat di waktu luang termasuk kegiatan-kegiatan rekreasi.

Apakah Rekreasi Itu?
Rekreasi biasanya dilakukan saat seseorang memiliki waktu luang, ketika dia bebas dari pekerjaan atau tugas, setelah kebutuhannya sehari-hari telah terpenuhi. Kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai "sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan" (a means of refreshmnet or diversion). Rekreasi dapat dinikmati, menyenangkan, dan bisa pula tanpa membutuhkan biaya. Rekreasi memulihkan kondisi tubuh dan pikiran, serta mengembalikan kesegaran.
Definisi yang lebih tepat lagi dari rekreasi adalah "kegiatan atau pengalaman sukarela yang dilakukan seseorang di waktu luangnya, yang memberikan kepuasan dan kenikmatan pribadi." Meyer, Brightbill, dan Sessoms memberikan sembilan ciri-ciri dasar dari rekreasi, yaitu:
rekreasi merupakan kegiatan;
bentuknya bisa beraneka ragam;
rekreasi ditentukan oleh motivasi;
rekreasi dilakukan secara rutin;
rekreasi benar-benar sukarela;
rekreasi dilakukan secara universal dan diperlukan;
rekreasi adalah serius dan berguna;
rekreasi itu fleksibel;
rekreasi merupakan hasil sampingan.
Seorang anak mengatakan bahwa rekreasi adalah "apa yang Anda lakukan ketika Anda tidak menginginkannya."
Rekreasi untuk anak-anak sangat beraneka ragam sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kemampuan masing-masing anak. Orang-orang yang memimpin kegiatan rekreasi untuk anak-anak harus mengenali keberagaman ini dan tidak memaksakan setiap anak untuk mengikuti program yang sama. Karena rekreasi bertujuan untuk menyegarkan kembali, membangun, dan membentuk pengalaman yang menyenangkan dan berharga, kepentingan setiap individu adalah penting.
SEJARAH REKREASI
Pandangan terhadap rekreasi telah banyak berubah. Sejak zaman dahulu, manusia sudah memiliki waktu luang. Namun, mereka terikat dalam pembuatan barang-barang tembikar, patung, lukisan, musik, drama, dan kegiatan atletik. Pada zaman Alkitab, kebanyakan manfaat dari rekreasi berasal dari berbagai pesta dan festival yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Pada zaman pertengahan, kontes- kontes dan turnamen-turnamen diadakan oleh para ksatria. Renaissance menciptakan minat baru dalam literatur dan karya-karya seni yang berasal dari kebudayaan Romawi dan Yunani. Di daerah koloni Amerika, rekreasi tidak mendapatkan penghargaan yang tinggi. Kenyataannya, kemalasan disamakan dengan kejahatan, moral yang longgar, dan kemunduran kepribadian. Adanya nilai kerja sama dalam rekreasi harus dikenali. Selain perasaan umum dalam era ini, orang-orang secara individu berpartisipasi dalam kereta luncur, skating, kegiatan di taman, sirkus, membuat gula-gula, dan lain-lain.

Abad ke-20 membawa perubahan yang sangat drastis dalam rekreasi. Revolusi industri, kemakmuran, urbanisasi, dan perkembangan transportasi memberikan waktu dan kesempatan yang lebih banyak untuk bersenang-senang dan berekreasi. Usaha wisata menjadi tujuan utama ekonomi. Sebagai akibat dalam nilai seni dan budaya, hubungan antara rekreasi dengan program-program pendidikan dan tujuan-tujuan spiritual menjadi beberapa elemen dasar pada perhatian yang berkembang tentang rekreasi.

The National Recreation and Park Association (dulunya dikenal sebagai The National Recreation) didirikan pada tahun 1906. Gerakan kepramukaan, Campfire Girls, YMCA, YWCA, dan organisasi-organisasi pelayanan lainnya, semuanya memberikan kontribusi pada rekreasi.

Bagi anak-anak zaman sekarang, rekreasi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup. Jika kita melihat pada masa yang akan datang, masalah-masalah untuk menyediakan rekreasi yang bermanfaat bisa meningkat semakin banyak dan dalam. Para orang tua dan pemimpin di gereja memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan rekreasi anak-anak dan membimbing mereka supaya menggunakan waktu luangnya dengan bijaksana.
NILAI-NILAI REKREASI
Banyak nilai yang dapat diperoleh dari rekreasi dengan menggunakan dasar persekutuan. Ketegangan dapat dilepaskan dan energi yang ada dapat digunakan dengan cara-cara yang berguna. Anak-anak dapat diajari bagaimana berolah raga dalam berbagai kegiatan sehingga kemampuan individu dapat dibangun dan ditingkatkan melalui rekreasi. Anak-anak perlu belajar berelasi dengan orang lain di arena bermain sebagaimana di dalam kelas atau rumah. Kreativitas dapat ditingkatkan dan dibangun, dan cara-cara baru untuk melakukannya dapat diperkenalkan. Salah satu manfaat penting dari rekreasi adalah dalam pembentukan karakter/sifat. Telah dikatakan bahwa "anak-anak belajar melalui bermain". Melalui suatu program rekreasi yang telah disusun dan direncanakan dengan baik, anak-anak dapat belajar untuk menikmati penggunaan waktu sebaik-baiknya. Tantangan pada pengajaran yang efektif dengan menggunakan latar alami amat tidak terbatas bagi para pemimpin dan para guru.
DASAR ALKITABIAH DARI REKREASI
Kadang-kadang orang Kristen membuat daftar tentang apa yang boleh dan tidak boleh dikerjakan tetapi gagal untuk menerapkan prinsip Alkitab dalam memahami rekreasi sebagai bagian dari pembentukan keseluruhan kepribadian. Mazmur 122:1 harus diterapkan dalam seluruh program gereja kita: "Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: `Mari kita pergi ke rumah Tuhan`". Amsal 17:22 mengatakan kepada kita, "Hati yang gembira adalah obat yang manjur." Dalam Pengkhotbah 3:1-8, dikatakan bahwa untuk segala sesuatu ada saatnya. Kristus tumbuh sebagai pribadi yang total "makin bertambah ... manusia" (Lukas 2:52). Ia mengatakan kepada murid-murid-Nya, "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" (Markus 6:31). Paulus menggunakan pertandingan atletik untuk menggambarkan kehidupan orang Kristen (1 Korintus 9:24-27). Timotius diutus, "Latihan badani terbatas gunanya" (1 Timotius 4:8).

Meskipun Alkitab tidak secara spesifik menyatakan "harus berekreasi", kita harus waspada bahwa manusia adalah makhluk pribadi dan sosial, juga makhluk rohani. Anak-anak perlu membangun sikap yang berguna bagi hidup dan perspektif yang luas terhadap keseluruhan hidup.
JENIS-JENIS REKREASI
Rekreasi sangat beragam, sama seperti orang-orang yang berpartisipasi di dalamnya. Berikut ini beberapa kategori umum dengan kegiatan spesifik yang dapat digunakan dalam berekreasi bersama anak-anak.

Rekreasi sosial
permainan di dalam ruangan (acara icebreaker, kursi musik, papan permainan, permainan dengan tulisan, permainan musikal)
permainan di luar ruangan (lari estafet, balapan, kejar- kejaran)
makan bersama (perjamuan, makanan pencuci mulut/makanan kecil, piknik, makanan seadanya, makan malam)

Rekreasi di luar ruangan
kegiatan di alam (melihat burung-burung, jalan-jalan di perkebunan, mendaki gunung)
olah raga (badminton, sepakbola, basket, bersepeda, berenang, mendaki, memancing, berkuda, berburu, dll.)

Rekreasi budaya dan kreatif
drama (tebak kata, role play, cerita drama, dll.)
bercerita (cerita lucu, cerita horor, cerita sesuai waktu, cerita sekuler)
literatur (puisi, membaca Alkitab, membaca cerita)
audiovisual (film, TV, Video)
seni dan kerajinan (membuat gambar, kerajinan dari barang bekas, menempel, melukis, kerajinan dari kertas, dll.)
membuat tulisan kreatif, drama, musik, dll.
kegiatan permainan, olah raga, jalan-jalan.
belajar (jalan-jalan di perkebunan, museum, dll.)
Minat, kemampuan, dan kebutuhan anak-anak adalah faktor penting yang harus diperhatikan dalam memilih kegiatan untuk rekreasi. Fokus harus diberikan pada anak-anak sebagai individu. Kegiatan yang melebihi tingkat pemahaman anak-anak atau yang terlalu sulit untuk mereka lakukan harus dihindari karena dapat mengakibatkan frustasi, putus asa, dan gagal.
MERENCANAKAN REKREASI
Untuk merencanakan rekreasi ada enam prinsip dasar dalam pertanyaan- pertanyaan di bawah ini yang harus dijawab terlebih dahulu.
SIAPA
Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan ini, bagaimana karakter mereka, kebutuhan mereka, minat mereka, dan kemampuannya.
APA
Apa saja bentuk aktivitas, apa temanya, apa tujuan utama dari rekreasi tersebut.
MENGAPA
Menjelaskan dengan spesifik makna kegiatan tersebut, menjelaskan sejelas-jelasnya tujuan dan manfaat dari setiap kegiatan dalam rekreasi.
KAPAN
Bulannya, harinya, tahunnya, atau waktu yang digunakan dalam rekreasi.
DI MANA
Lokasinya dan kemudahan untuk menemukan lokasi tersebut.
BAGAIMANA
Garis besar acara, rencana, pelaksanaan program, metode yang digunakan, bahan-bahan, rencana waktu, dan kebutuhan akan manajemen.

Pendidikan anak di gereja akan meningkat dengan cepat melalui pelayanan kegiatan rekreasi. Ada daya tarik alami bagi anak-anak melalui kesenangan, permainan, dan aktivitas dengan latar belakang alam. Kegiatan-kegiatan ini dapat dihubungkan dengan berbagai divisi gereja untuk pelayanan anak-anak.

Hasil yang akan diperoleh oleh setiap mereka yang berpartisipasi adalah kesegaran dan pembaruan dalam pikiran, tubuh, dan jiwa. Sikap positif dan relasi juga dapat dibangun. Anak-anak akan senang dan mereka pun akan menikmati ibadah di rumah Tuhan. Anak-anak akan lebih mengingat guru-guru dan pemimpin yang "mengisi" mereka. Inilah kesempatan untuk memengaruhi kehidupan anak-anak dengan firman Tuhan! (t/Ratri)
Sumber:
Childhood Education in the Church, Robert E. Clark, Joanne Brubaker, & Roy B. Zuck, , BabRecreation, halaman 308 - 312, Moody Press, Chicago, 1986.
Mempersiapkan Rekreasi yang Menyenangkan
Sudah menjadi kewajiban bagi semua orang untuk menyegarkan semangat dan menguatkan tubuhnya dengan rekreasi yang sehat. Anak-anak sekolah Minggu kita pun memerlukan hal ini. Walaupun perjumpaan dan kegiatan di sekolah Minggu mungkin hanya satu kali dalam satu minggu, sekolah Minggu juga harus berperan untuk membangkitkan kembali semangat anak-anak yang sudah jenuh dengan rutinitas mereka sehari-hari melalui rekreasi. Mengajak anak untuk tamasya adalah suatu hal yang disarankan. Jadi, tak perlu ke tempat-tempat wisata yang mahal atau jauh.

Harus diingat jika akan mengadakan rekreasi, segala sesuatu dalam acara itu akan lebih mudah jika persiapan-persiapan dilakukan sebaik mungkin. Rekreasi akan menjadi menyenangkan sejak awal apabila kita melibatkan anak-anak sebagai bagian dari rencana persiapan itu. Bagaimana kita dapat melibatkan anak-anak dalam persiapan tersebut?

Berikan beberapa pilihan kepada anak-anak terkait dengan hal-hal yang tidak saja menyangkut dirinya sendiri, tetapi juga memengaruhi seluruh peserta rekreasi secara keseluruhan. Misalnya memberikan beberapa pilihan tempat atau acara rekreasi. Mintalah mereka membuat pilihan tanpa memikirkan diri sendiri tetapi memikirkan seluruh anggota. Misalnya, jika pergi ke tempat yang jauh berarti biaya akan lebih mahal, apakah seluruh anggota bisa membayar iuran yang besar? Dengan begitu, melalui rekreasi, dari awal kita sudah memberikan pendidikan rohani kepada mereka dengan tidak memikirkan diri sendiri.

Sebelum memulai kegiatan, beritahukan kepada anak-anak apa yang diharapkan dari mereka dalam rekreasi ini dan apa harapan mereka dalam rekreasi ini. Jika ada timbal balik seperti ini, kita dapat membuat rekreasi menjadi lebih menyenangkan. Karena ini adakanlah rekreasi sekolah Minggu, tentunya kita mengharapkan pengenalan mereka akan Allah disegarkan kembali melalui hal-hal yang ditemuinya dalam acara rekreasi tersebut. Entah melalui alam, melalui percakapan dengan teman-teman, melalui acara, dll.

Jika memungkinkan siapkan tas piknik untuk setiap anak walaupun hanya terbuat dari kertas atau plastik. Minta setiap anak membawa daftar barang-barang apa saja yang akan mereka bawa ke rekreasi tersebut. Di sekolah Minggu, bersama-sama pilihkan barang yang perlu atau tidak perlu dibawa untuk dimasukkan dalam tas piknik mereka. Anak-anak pasti suka sekali dan semakin bersemangat mengikuti acara rekreasi ini.

Sumber:
Butir-Butir Mutiara Rumah Tangga, Alex Sobur, , BabRekreasi Keluarga, halaman 213 - 216, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1987.
Menyelenggarakan Kebaktian Padang
Berikut beberapa tips mengenai hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam penyelenggaraan kebaktian padang.

Lokasi
Sesuai dengan namanya, kebaktian padang identik dengan kegiatan di alam terbuka. Suasana pegunungan atau perkebunan teh, misalnya, adalah tempat yang sangat cocok untuk menyelenggarakan kegiatan ini. Dalam memilih tempat, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan.

Pilihlah lokasi yang tidak terlalu jauh. Selain menghindari lelah, juga agar waktu tidak terlalu banyak terbuang untuk perjalanan supaya setelah acara kebaktian padang masih ada cukup waktu untuk berekreasi dan mengadakan acara pengakraban.

Pilih lokasi yang mudah dijangkau sarana transportasi. Akan lebih baik jika tempat itu dilalui oleh jalur transportasi umum seperti bus. Dengan begitu, kita bisa menghemat anggaran karena tidak perlu menyewa bus untuk satu hari. Lokasi yang mudah dijangkau juga akan memudahkan kita untuk mendapatkan pertolongan jika seandainya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Walaupun berupa kebaktian padang, kita ingin acara itu bisa membuat semua orang mengetahui atau mengenal Yesus. Oleh karena itu, kebijaksanaan dalam mencari lokasi tetap diperlukan. Cari lokasi dengan lingkungan yang netral dan jangan lupa untuk mengurus izin mengadakan kegiatan jika diperlukan. Ini untuk mencegah terjadinya gesekan-gesekan dan sentimen yang tidak diinginkan.

Waktu
Jangan mengadakan kebaktian padang sekitar bulan September - Maret karena biasanya sering turun hujan. Jika terpaksa mengadakan pada bulan itu, pilihlah tempat yang memiliki bangunan seperti pendopo atau bungalow yang bisa dijadikan tempat berteduh jika hujan turun.
Buatlah perkiraan lama perjalanan. Jangan lupa menambahkan sedikit waktu untuk hal-hal tak terduga yang mungkin terjadi. Ini diperlukan agar kita bisa memperkirakan jam berapa kita akan sampai di lokasi kegiatan, kapan memulai acara, dan jam berapa kita bisa sampai kembali di rumah.

Bentuk acara
Bentuk acara sebenarnya sangat fleksibel disesuaikan dengan medan/lingkungan yang telah kita pilih. Cobalah untuk mengamati lingkungan di sekitar tempat kegiatan, dan berfikirlah kreatif. Manfaatkan kondisi lingkungan sekitar untuk menghidupkan acara. Mungkin dengan mengadakan beberapa permainan unik seusai kebaktian.
Jika ingin mengadakan acara permainan, hindari permainan yang bisa membuat anak-anak cedera. Pilihlah kegiatan yang lebih santai tapi sarat dengan unsur kebersamaan.

Konsumsi
Konsumsi bisa disiapkan dan dibawa dari rumah atau jika lokasi tujuan kita berupa daerah objek wisata, kita bisa memesan makanan dari sana.
Jika kita memilih menyiapkan konsumsi dari rumah, keuntungannya adalah kita bisa menekan anggaran, pilihan makanan lebih fleksibel. Sedangkan kekurangannya adalah tidak praktis, mengingat semuanya harus kita bawa dari rumah, mulai dari makanan hingga perlengkapan makan. Hindari masakan yang mengandung banyak kuah atau masakan-masakan yang cara menghidangkannya tidak praktis.

Jika konsumsi kita pesan di tempat/lokasi kegiatan, keuntungannya adalah lebih praktis karena kita tidak perlu susah-susah membawa dan menyiapkan masakannya dari rumah. Cukup datang dan bayar, urusan pun selesai. Namun, usahakan melakukan survey terlebih dahulu untuk mendapatkan harga dan menu yang sesuai. Jangan lupa untuk memerhatikan kebersihan makanan.
Kebaktian Padang: Pelayanan di Luar Tembok
Kebaktian padang telah menjadi satu program kegiatan yang wajib ada dalam kegiatan sekolah Minggu. Paling tidak, mungkin hampir semua sekolah Minggu yang ada di Indonesia ini sudah pernah mengadakan kebaktian padang. Mengapa acara ini selalu ada, bahkan jika memungkinkan harus selalu ada dalam satu periode program sekolah Minggu?

Umumnya, anak-anak menyukai kegiatan di luar ruangan. Kegiatan sekolah Minggu yang selalu di dalam kelas suatu waktu akan menimbulkan kejenuhan, sehingga sesekali ibadah di luar perlu diadakan. Tetapi sebenarnya, bukan alasan-alasan tersebut saja yang menjadikan kebaktian padang harus dilakukan. Satu alasan utama adalah karena Yesus juga melakukan kebaktian/pengajaran di alam terbuka sebagai bagian pelayanan-Nya selama di dunia ini, pelayanan- Nya di luar tembok Bait Allah.
KEBAKTIAN PADANG YESUS
Dalam Alkitab kita melihat bagaimana di sepanjang perjalanan pelayanan-Nya Yesus mengajar dan berkhotbah tidak hanya di ruangan tertutup, tapi seringkali juga di udara terbuka. Di sini ingin dinyatakan bahwa suasana yang khidmat dan dekat dengan Allah tidak harus di sebuah ruangan tertutup, yang sepi, tenang, dengan aturan- aturan tertentu. Justru di udara terbuka dengan suasana yang lebih santai itulah Yesus bisa dekat dengan mereka yang hadir dalam "kebaktian padang" yang diselenggarakan-Nya. Tidak ada aturan yang membatasi sehingga dengan perasaan tenang dan tanpa beban orang banyak yang mendengarkan khotbah-Nya bisa lebih menikmatinya.

Di ruangan terbuka yang tanpa batasan itu siapa saja boleh dekat dengan Dia. Kisah anak-anak yang ingin mendekati-Nya menunjukkan bagaimana Yesus menyambut, memeluk, dan memangku mereka. Jika Yesus selalu melayani di bait Allah atau di rumah-rumah, kemungkinan besar anak-anak kecil itu tidak akan pernah merasakan sentuhan kasih-Nya (Matius 19:13-15; Markus 10:13-16). Dengan mengajar di tempat terbuka, mujizat Yesus dapat dirasakan oleh lebih banyak orang. Jika Dia selalu berada dalam Bait Allah, hanya orang tertentu yang dapat merasakan mujizat-Nya. Hanya sedikit saja yang bisa mendengar kabar baik yang disampaikan-Nya. Dengan mengadakan pelayanan di alam terbuka, Yesus memberikan kesempatan yang tidak terbatas bagi setiap orang untuk mendapat jamahan dan kabar baik dari-Nya. Bahkan saat Dia berjalan pun orang yang hanya menjamah jubah-Nya bisa sembuh (Matius 9:20; Matius 14:36.).

Jika dalam Bait Allah Yesus banyak mengajar dari kitab-kitab, di luar ruangan Yesus banyak mengajar menggunakan perumpamaan dari alam sekitar. Yesus juga bisa mengambil banyak ilustrasi untuk setiap pengajaran atau khotbah yang Ia sampaikan di udara terbuka. Apa saja yang Yesus lihat dalam pelayanan di luar tembok Bait Allah bisa Dia gunakan sebagai perumpamaan. Orang yang mengikuti-Nya pun bisa melihat langsung apa yang Dia maksudkan. Dia memberikan perumpamaan mengenai penabur benih, biji sesawi, ikan-ikan yang dijaring, pokok anggur, kebun anggur, dll. Semua itu bukanlah hal yang sulit untuk dilihat orang yang sedang berada di luar ruangan.

Dari uraian di atas dapat ditarik tiga alasan mengapa Yesus juga melakukan pelayanan/mengajar di udara terbuka. Tanpa adanya batasan tembok dan aturan-aturan yang mengikat, akan lebih banyak orang yang bisa mendengarkan ajaran-Nya. Siapa saja dapat mendengarkan, termasuk orang Yahudi maupun non Yahudi. Kabar baik itu bisa dinyatakan untuk semua orang.

Mujizat-mujizat kesembuhan pun dapat dialami oleh banyak orang sehingga semakin banyaklah orang yang bisa percaya bahwa sungguh Dialah Mesias. Dia juga bisa menyatakan kepada lebih banyak orang bahwa dosa mereka sudah diampuni. Jika berada di dalam tembok Bait Allah atau suatu gedung, orang banyak yang merindukan jamahan kesembuhan dari Yesus akan sulit mendapatkan kesembuhan mereka. Seperti orang lumpuh yang terpaksa dimasukkan dari atap karena sesaknya tempat Yesus mengajar (Markus 2:2-4).

Di udara terbuka Yesus dapat mengambil banyak ilustrasi yang dengan mudah dimengerti oleh orang-orang yang mendengar pengajaran-Nya, bahkan untuk para murid-Nya sekalipun. Dengan perumpamaan tersebut, hal-hal seperti Kerajaan Allah, iman, ketaatan, dll. dapat lebih mudah dipahami oleh orang banyak.

KEBAKTIAN PADANG SEKOLAH MINGGU
Mungkin masih ada banyak lagi alasan mengapa Yesus lebih banyak mengajar di luar tembok Bait Allah atau suatu gedung yang tidak tertuang dalam tulisan ini. Tetapi paling tidak kini kita bisa melihat pentingnya pelayanan di luar tembok gereja atau ruang kelas sekolah Minggu yang dapat kita wujudkan dengan kebaktian padang. Dengan melihat kebaktian padang yang sudah terlebih dahulu Yesus teladankan pada kita, mungkin kita bisa menambahkan pula hal yang paling penting dalam kebaktian padang selain alasan yang ada selama ini.

Saat mengadakan kebaktian padang, bukan tidak mungkin orang banyak yang ada di sekitar kita juga dapat melihat bagaimana anak-anak Tuhan memuji, menyembah, dan memuliakan Tuhan. Sukacita anak-anak sekolah Minggu dan para peserta kebaktian padang bisa menular pula kepada mereka yang melihatnya. Apalagi saat firman Tuhan disampaikan, karenanya pemberitaan firman Tuhan tidak boleh direncanakan hanya untuk didengar peserta saja. Bisa saja pemberitaan itu dipakai Tuhan untuk menjadi berkat bagi siapa saja yang mendengarnya.

Alam menyimpan banyak kesaksian mengenai kebesaran Tuhan. Dengan mengadakan kebaktian di luar tembok kelas sekolah Minggu, secara langsung kita bisa memperkenalkan karya Allah, mewartakan kebesaran Allah kepada anak-anak. Melalui tanah, rumput, pasir, air, kupu- kupu, dan lain-lain yang hanya bisa disentuh langsung di luar ruang kelas, anak-anak bisa merasa lebih dekat lagi dengan Pencipta semesta ini. Mereka bisa mengungkapkan syukur mereka minimal untuk satu hal yang ada di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana Yesus menggunakan alam sebagai bahan perumpamaan saat Dia mengajar, guru sekolah Minggu pun bisa mengembangkan alat peraga yang ada di ruang terbuka, yang tidak mungkin dilakukan di ruang tertutup.

Kebaktian padang yang dilaksanakan dalam keadaan santai dan penuh keakraban bisa menambah dekat hubungan antara guru dengan anak, maupun guru dengan orang tua. Kesempatan seperti itu bisa kita manfaatkan untuk berbincang-bincang tanpa beban dengan mereka. Kita juga bisa mengevaluasi kehidupan rohani dan sosial mereka.

Satu hal yang harus diperhatikan ialah bahwa kita harus membedakan kegiatan kebaktian padang ini dengan kegiatan rekreasi. Jika kegiatan rekreasi lebih ditujukan untuk bersantai dan refreshing, kebaktian padang lebih banyak diisi dengan kegiatan ibadah. Oleh karena itu, aktivitas yang hendak dilakukan sebaiknya lebih banyak diarahkan pada kegiatan yang ditujukan untuk mengenal Allah dan kebenaran-Nya.

Aktivitas-aktivitas yang bisa dilakukan antara lain puji-pujian, kesaksian dari para peserta, penyampaian firman Tuhan, pemahaman Alkitab, kuis Alkitab, permainan rohani, dan pengakraban. Kebaktian padang sekolah Minggu juga tidak harus diadakan di taman hiburan atau tempat rekreasi. Kebaktian ini bisa dilakukan di lapangan rumput, di halaman rumah seorang murid sekolah Minggu, di pinggir sungai suatu desa, di taman bunga kota, dll.

No comments: