Thursday, March 29, 2007

Daud Diserang Saul Lagi

Daud Diserang Saul Lagi

Pokok Bahasan:Allah yang mahakuasa berada bersama manusia melalui Roh Kudus.
Tujuan Umum:Anak mengenal dan memahami serta mengakui, bahwa Roh Kudus adalah Allah yang menuntun dan membimbing manusia pada jaman dulu, dan manusia jaman sekarang.
Pelajaran:DAUD DISERANG SAUL LAGI

Bahan Alkitab:1Samuel 19

Tujuan Khusus:Anak dapat:
menceritakan kembali bahwa Roh Allah menyertai Daud terus sehingga Saul tetap gagal membunuh Daud;
menjelaskan bahwa Roh Allah juga menyertai Saul, sehingga niatnya untuk membunuh Daud sempat lenyap;
mengungkapkan keheranannya melihat Roh Allah bekerja dalam diri manusia.

Ayat Hafalan:"Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" (Roma 8:31b)

Materi Pelajaran:

A. Untuk Guru

Yonatan adalah putera mahkota. Yonatan tahu bahwa selama Daud hidup, ia tak dapat menjadi raja (1Samuel 20:31). Tetapi ia yakin akan kebenaran pilihan Tuhan atas Daud. Ia tidak menuntut hak sebagai anak raja untuk memerintah Israel. Dengan tidak mementingkan diri sendiri, Yonatan selalu berusaha untuk menyelamatkan Daud. Dua sifat utama yang kita temukan dalam diri Yonatan, yaitu bahwa ia mengasihi sahabatnya dengan setulus hatinya, dan bahwa ia menghormati kedaulatan Allah untuk memilih orang yang disukai-Nya.

B. Untuk Anak

1. Pendahuluan

Kalian masih ingat, bagaimana Roh Kudus bekerja pada murid-murid Yesus? (Petrus berani berkhotbah, menyembuhkan, dan sebagainya. Kemudian, Saulus yang keras hati dilembutkan hatinya, dan akhirnya menjadi rasul. Beri kesempatan pada anak untuk mengungkapkan hal yang mereka ingat.)
Roh Allah dapat mengubah hati seseorang dari keras menjadi lembut; dari jahat menjadi baik.

2. Cerita

Selain Mikhal, Raja Saul mempunyai anak laki-laki juga, bernama Yonatan. Yonatan berkawan baik sekali dengan Daud. Mereka bersahabat.
Suatu hari Raja Saul berkata kepada anaknya, Yonatan, dan kepada pegawai-pegawainya. Katanya: "Daud, menantuku itu, harus dibunuh!"

Yonatan yang begitu menyayangi Daud itu segera berlari menemui Daud. Ia lalu memberitahukan niat jahat ayahnya kepada Daud. "Daud, sahabatku," serunya. "Ayahku, Raja Saul, hendak membunuhmu. Sebab itu berhati-hatilah. Besok pagi, bersembunyilah kamu di suatu tempat di padang. Nanti aku akan keluar istana dengan ayahku, dan berdiri di dekat tempat persembunyianmu. Aku akan mencoba berbicara tentang engkau dengan ayahku; dan hasil percakapanku nanti akan kuberitahukan kepadamu."

Keesokan harinya, Yonatan keluar istana bersama ayahnya. Mereka berjalan-jalan sampai ke dekat tempat persembunyian Daud. Lalu Yonatan berkata kepada ayahnya: "Ayah, janganlah Ayah berbuat dosa terhadap Daud. Bukankah Daud juga tidak berbuat dosa kepada Ayah? Apa yang dibuat Daud untuk Ayah sebagai raja adalah baik. Ia sudah korbankan dirinya untuk berperang mengalahkan semua musuh, yaitu orang-orang Filistin; dan Tuhan sendiri sudah memberkati bangsa Israel dengan memberikan kemenangan yang begitu besar. Ayah sendiri pasti senang dan bersukacita atas hal itu. Tapi kenapa Ayah sekarang hendak membunuh Daud yang tidak berdosa?"

Mendengar perkataan anaknya itu, hati Raja Saul menjadi tergerak. Di depan anaknya ia lalu berjanji, katanya: "Demi Tuhan yang hidup, Daud tidak akan dibunuh!"

Setelah mengantar ayahnya kembali ke istana, Yonatan lalu bergegas pergi ke tempat persembunyian Daud dan menyampaikan hasil pembicaraannya dengan ayahnya. Kemudian Yonatan membawa Daud menghadap Raja Saul. Dan atas perintah Raja Saul, Daud kemudian bekerja lagi seperti biasa di istana raja. Tuhan melindungi Daud, hamba-Nya.

Ketika terjadi lagi perang melawan bangsa Filistin, kembali Daud turut berperang; dan ia pulang dengan membawa kemenangan yang gemilang. Daud senantiasa dipimpin oleh Roh Tuhan.
Tapi roh jahat menguasai Raja Saul. Ketika ia sedang duduk di istananya sambil memegang tombak, tiba-tiba ... tombak itu dilemparkannya ke arah Daud yang saat itu sedang bermain kecapi menghibur raja. Allah menyertai Daud sehingga ia dapat mengelakkan diri dari tikaman tombak Raja Saul. Kemudian Daud melarikan diri dari istana raja dan pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Daud lalu menceritakan hal yang dialaminya itu kepada Mikhal, isterinya. Kata Mikhal: "Daud kalau begitu engkau harus segera pergi. Ayahku pasti akan menyuruh orang ke mari untuk menangkapmu." Maka Daud pun segera pergi. Dengan ditolong Mikhal, Daud keluar rumah melalui jendela.

Lalu apa yang dilakukan Mikhal? Ia mengambil sebuah patung, kemudian diletakkan di tempat tidur. Di bagian kepala patung itu lalu ditaruh sehelai tenunan kambing, kemudian diselimuti.
Benar juga ... tentara Raja Saul datang dan bertanya kepada Mikhal: "Di mana Daud? Raja Saul ingin bertemu dengannya."
"Oh, dia sedang sakit," jawab Mikhal.

Tentara-tentara itu kemudian kembali kepada Raja Saul dan melaporkan bahwa Daud sedang sakit di rumahnya. Raja Saul marah sekali: "Bawa dia ke mari dengan tempat tidurnya!" teriaknya.

Para tentara itu lalu kembali ke rumah Daud, tapi mereka tertipu. Daud sudah tidak ada lagi. Wah ... bukan main marahnya Raja Saul. Namun dia tak dapat berbuat apa-apa.

Daud terus melarikan diri hingga sampai ke tempat Samuel di kota Rama dan menceritakan hal yang dialaminya kepada Samuel. Kemudian bersama-sama dengan Samuel, Daud pergi ke kota Nayot, dan tinggal di sana.

Ketika Raja Saul tahu tempat persembunyian Daud, ia lalu mengirim tentaranya untuk menangkap Daud. Tapi heran ... tentara-tentara Raja Saul itu tidak pernah kembali ke tempat Raja Saul. Roh Allah bekerja atas diri para tentara itu, sehingga tentara-tentara itu malah bergabung dengan Samuel dan Daud di kota Nayot. Akhirnya Raja Saul pergi sendiri ke kota Nayot untuk menangkap Daud. Tapi Roh Allah juga menguasai Raja Saul. Ia tidak jadi menangkap Daud, malah ikut tinggal di Nayot juga.

Kita tahu bahwa bila Roh Allah menyertai kita, maka tidak ada suatu apa pun juga yang dapat melawan kita.
Sumber:
Pedoman Sekolah Minggu, Dra. Yulia Oeniyati, M.Th., , halaman 30 - 33.
Allah Menghukum Manusia Berdosa
Berikut ini satu bahan yang dapat Anda pakai untuk menceritakan kepada anak-anak mengenai dosa. Sesuaikan tujuan mengajar Anda dengan tujuan pelajaran yang ada dalam bahan mengajar ini. Selamat mengajar!

ALLAH MENGHUKUM MANUSIA BERDOSA

Tujuan Umum:Anak mengetahui dan memahami bahwa Allah yang Mahakudus menghukum manusia berdosa.

Pelajaran:Hamba yang setia dan hamba yang tidak setia.

Bahan Alkitab:Matius 24:45-51

Tujuan Khusus:Anak dapat:
Membedakan perbuatan hamba yang setia dengan hamba yang tidak setia;
menceritakan pengalaman mereka, ketika tidak melakukan tugas;
Menjelaskan akibat bila tidak melakukan tugas;
Menyatakan akan selalu setia melakukan tugas.

Ayat Hafalan:"Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan." (Wahyu 2:10b)

Materi Pelajaran:
A. Untuk Guru

1. Penjelasan bahan Alkitab

Tugas seorang hamba antara lain adalah menyediakan pakaian, makanan, merawat kebun dan menjaga rumah, serta lain-lain. Kali ini Yesus menjelaskan kepada kita melalui perumpamaan-Nya, tentang umat Tuhan yang harus bertugas melayani Tuhan sebagai Tuannya. Kalau ingin selamat tentu kita harus setia kepada Tuan kita.

2. Renungan

Perumpamaan ini diangkat oleh Yesus untuk mengingat kembali tugas manusia, sebagai umat-Nya. Ketika Tuhan menciptakan manusia, maka bersamaan dengan itu pula Tuhan memberikan tugas kepada manusia (lihat Kejadian 1:28; 2:15). Dan ini merupakan tugas yang pertama kali Tuhan serahkan kepada manusia. Tapi sayang, manusia menyia- nyiakan tanggung jawab yang diberikan Tuhan kepadanya. Akibatnya, terjadilah kesenjangan hubungan antara Tuhan dengan dunia ini, dan secara khusus antara Tuhan dengan manusia yang Dia beri kuasa.

Namun kemudian Anak Allah datang untuk memperbaiki hubungan itu; dan hal itu telah terjadi! Sekarang tugas manusia adalah memelihara hubugan yang sudah diperbaiki itu dan menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah di dunia ini. Siapakah yang setia ... ?

B. Untuk Anak

1. Cerita

Ada satu keluarga kaya yang memiliki tiga mobil, dua buah televisi berwarna dengan layar lebar, barang-barang antik, dan lain- lain. Dalam keluarga ini Badu dan Budi bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Selain mereka berdua, ada dua pembantu lain yang juga tinggal dalam rumah keluarga kaya ini. Mereka bertugas memasak, mencuci, dan menjaga kebersihan rumah. Sedangkan Badu dan Budi bertugas membersihkan mobil, menjaga kebersihan lingkungan, dan keamanan rumah.

Setiap Hari Sabtu, bapak dan ibu pemilik rumah itu yaitu Bapak dan Ibu Andreas, beserta dua anak mereka pergi ke luar kota. Maka sebagai penjaga keamanan rumah, Badu dan Budi bertanggung jawab atas keselamatan rumah. Suatu kali ada kejadian khusus. Waktu libur panjang sekolah, kedua anak Bapak dan Ibu Andreas merencanakan untuk pergi berlibur ke kampung halaman mereka. Rencana kepergian Pak Andreas sekeluarga membuat Badu jadi berpikir, bahwa inilah kesempatan baginya untuk berlibur juga. Badu merasa yakin bahwa keluarga tersebut baru akan kembali tiga minggu lagi. Jadi, biar saja si Budi sendiri yang bekerja.

Setelah tuannya pergi, mulailah Badu melakukan hal-hal yang telah lama dipikirkannya. Setiap malam, Badu pergi ke luar rumah. Ia baru kembali setelah hari terang. Pagi hingga sore Badu menghabiskan waktunya untuk makan dan tidur. Demikian hal ini dilakukannya setiap hari. Pada hari kelima belas semenjak kepergian keluarga Pak Andreas, Badu kehabisan uang. Padahal malam itu Badu ada janji dengan beberapa teman untuk bertemu di pasar. Badu mulai berpikir, mencari cara untuk mendapatkan uang. Akhirnya Badu mendapat akal: Ia akan meminta uang kepada ibu tukang masak, sebab dialah yang diserahi uang belanja. Badu lalu mendatangi ibu tukang masak, tetapi hasilnya nihil. Ibu tukang masak tidak mau memberikan uangnya pada Badu. Akhirnya terjadi keributan antara Badu dan ibu tukang masak. Budi menegur sikap Badu, akibatnya Badu menjadi semakin marah. Lalu ia pergi dari rumah itu dan jarang pulang. Pendek kata, Badu berbuat sesuka hatinya saja.

Suatu malam, seperti biasanya Badu tidak pulang. Ia baru pulang jam 12 siang. Badu tidak tahu bahwa hari itu keluarga Pak Andreas tiba kembali, karena masa liburan telah habis. Seperti biasa Badu masuk dari pintu depan dengan maksud hendak langsung menonton televisi di ruang tengah. Tapi alangkah terkejutnya Badu ketika melihat Pak Andreas sekeluarga bersama Budi dan dua pembantu lainnya sedang duduk santai sambil menonton televisi. Di hadapan mereka ada banyak makanan.

Budi mencoba menutupi rasa terkejutnya dengan menyapa, "Eh, Bapak dan Ibu sudah kembali! Mengapa tidak mengirim kabar sehingga saya bisa menjemput?" Lalu Pak Andreas menjawab, "Lho! Kami kemarin kan sudah telepon!" "Ya, waktu Pak Andreas telepon kamu sudah pergi dan kami tidak tahu kamu ada di mana," kata Budi menambahkan. "Ya sudah ... yang penting kami sudah sampai dengan selamat," kata Pak Andreas lagi.

Badu jadi bingung, hatinya was-was. Apakah Budi dan dua pembantu lainnya tidak melaporkan sikap buruknya selama ditinggal pergi oleh majikan mereka? Sebab Pak Andreas sekeluarga tidak menunjukkan kemarahan. Waktu petang, Badu baru saja selesai mandi. Tiba-tiba Budi menghampirinya dan berkata, "Badu, kamu dipanggil oleh Bapak. Bapak ingin bicara denganmu." Badu bingung, "Ada apa rupanya? Tadi kamu melaporkan saya, ya?"

"Aku tidak tahu," jawab Budi. "Lagipula aku belum bicara apa-apa pada Bapak sejak mereka tiba. Hanya satu kali aku menjawab pertanyaan Bapak, yaitu ketika Bapak menanyakanmu. Lalu aku jawab bahwa kamu sedang pergi sejak kemarin."

"Wah ... gawat! Kalau begitu aku pasti dimarahinya," demikian pikir si Badu. Tapi Badu kemudian berusaha menyenangkan hatinya, "Ah, paling-paling aku hanya dimarahi; sesudah itu selesai." Tapi sayang, malam itu juga Pak Andreas memerintahkan Badu untuk meninggalkan rumah mereka besok pagi. Selain itu Badu tidak boleh kembali ke rumah itu lagi. Badu sedih sekali, "Ah ... andai saja waktu itu saya menjalankan tugas dengan baik, tentu tidak begini buruk keadaan saya."

Adik-adik, cerita seperti ini ada juga di dalam Alkitab. Yaitu tentang hamba yang setia dan hamba yang tidak setia. Mari kita baca kisahnya dari Matius 24:45-51. [Sebaiknya guru membacakan dengan jelas.] Sebagai orang Kristen, itu berarti kita menjadi pelayan Tuhan. Tuhan telah memberitahukan kepada kita, tugas terutama yang harus kita lakukan, MENGASIHI SESAMA MANUSIA.

2. Evaluasi

Coba ceritakan lagi perumpamaan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus!
Pernahkah adik-adik melalaikan tugas?Jika pernah, tugas-tugas apa saja yang kalian lalaikan itu?
Hukuman apakah yang kamu terima atas kelalaianmu itu?
Sebutkan suatu tugas dan caranya menyelesaikan tugas itu dengan baik!

3. Tutup dengan doa.
Sumber:
Pedoman Sekolah Minggu Anak Kecil (Umur 7 - 9 Tahun) Tahun II Jilid I, , halaman 21 - 26, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1994.

No comments: