Thursday, March 29, 2007

Mengenal Lembaga Pelayanan Anak

Mengenal Lembaga Pelayanan Anak
Melihat pentingnya mengenalkan berita keselamatan dalam Kristus kepada anak-anak dan rasa tanggung jawab yang tinggi agar anak bertumbuh dengan benar di dalam Tuhan, ada banyak program pelayanan anak dikembangkan di berbagai tempat.
Berikut ini adalah ide program Pelayanan Anak selain Sekolah Minggu yang berhasil Redaksi himpun dari berbagai sumber.
A. Pelayanan Literatur
Ada beberapa lembaga yang salah satu bentuk pelayanannya adalah mengembangkan literatur anak, misalnya menerbitkan buku cerita anak, komik anak, renungan harian anak, majalah anak, bacaan rohani anak serta buku-buku yang berguna bagi guru Sekolah Minggu. Lembaga-lembaga tersebut antara lain:
Yayasan Sumber Sejahtera (YASUMA) - Jakarta.Yayasan ini bersifat interdenominasi dan bertujuan untuk memberitakan Injil pada siapa saja dari berbagai tingkatan usia. YASUMA memiliki sebuah program khusus yang ditujukan untuk melayani anak-anak, yaitu yang disebut program Filipus Yunior. Salah satu bentuknya adalah menerbitkan renungan harian untuk anak: SYEDA (Singa dari Yehuda, merupakan kerjasama dengan KIDS 33. Bersama dengan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), mereka meluncurkan "Alkitab untuk Anak-Anak".
Lembaga Reformed Injili Indonesia (LRII) - Jakarta.Lembaga ini menerbitkan majalah KITA (Kristus Idola dan Tuhan Anak-anak), Saat Teduh untuk Anak: PELITAKU dan buku-buku yang berguna bagi para guru Sekolah Minggu.
PT. Atmo Ami Talentakasih - JakartaMenerbitkan Majalah AMI (Anak Manis Indonesia).
Yayasan Efata - JogjakartaYayasan ini mengkhususkan diri untuk mengembangkan bacaan rohani yang mendidik bagi anak-anak. Yayasan ini membuat buku cerita anak misalnya "TOLA: Membangun Masa Depan", "Kisah Petualangan Kyai Sadrakh", komik rohani misalnya: "(KHA) Efata", dsb. Yayasan Efata ini bekerjasama dengan Penerbit Andi Yogyakarta.
PT. BPK Gunung Mulia - JakartaBPK Gunung Mulia menerbitkan cerita bergambar mengenai kisah tokoh-tokoh Alkitab, seperti "Gideon dan Samsom", "Abraham", "Ester", "Raja Daud", dsb.
PPA (Persekutuan Pembaca Alkitab) - JakartaPPA menerbitkan renungan harian untuk anak-anak dan remaja yaitu: SHA dan SHR (Santapan Harian Anak dan Remaja).
Pengadaan Buku Panduan bagi guru Sekolah Minggu banyak diterbitkan oleh berbagai pihak, misalnya: Suluh Sekolah Minggu (Sinode GKI Jabar), Suara Sekolah Minggu (YPPII Batu - Malang), dan Bible Way (SAAT - Malang). Ada pula pribadi (Ibu Lisa Veronika - GKI Manyar Surabaya) yang menerbitkan buku panduan untuk Mengajar Sekolah Minggu. Buku ini dibagikan gratis bagi siapa saja Guru Sekolah Minggu yang membutuhkan. B. Pelayanan Multimedia dan Audio Visual
Yayasan yang bergerak dalam pelayanan Multimedia dan Audio visual antara lain:
Yayasan Anak Terang Indonesia - UngaranYayasan ini mengkhususkan dalam pelayanan Multimedia anak dan remaja, dengan membuat kaset audio mengenai cerita rohani untuk anak. Contoh kaset audio yang telah dibuat yayasan ini adalah: "Kisah Petualangan Trio Penjelajah Dunia".
Sanggar Pratikara (Sisca Production)Memproduksi kaset audio untuk disiarkan melalui radio Kristen dan dijual bebas di toko buku Kristen. Kaset audionya antara lain seri cerita "Kabar Gembira Untuk Anak", yang terdiri dari kisah "Yohanes Pemandi", "Bangkit dari Mati", "Anak Yang Hilang", "Meja Penukar Uang", "Saulus", dsb.
Yayasan Christophorus - SemarangYayasan ini membuat film rohani untuk anak-anak Indonesia, tiga film yang telah diproduksi yaitu: "Doni dan Paman Don", "Pita Merah", dan "Air Mata Doa".
Jesus Film Project - USASebuah pelayanan yang mengerjakan proyek "FILM YESUS VERSI ANAK". Film ini aslinya diluncurkan dalam bahasa Inggris, namun direncanakan akan diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain juga. Proyek ini memiliki tujuan menjangkau anak-anak di "Jendela 4/14" yaitu anak-anak yang berusia di antara 4-14 tahun kepada Kristus. Apabila anda menginginkan video film tersebut, silakan kontak: "The Story of Jesus for Children" P.O. Box 72007, San Clemente, CA 92674, USA. Telp. 800-432-1997 e-mail : jfc@ccci.org Situs Web : http://www.jesusforchildren.org C. Pelatihan Guru-Guru Sekolah Minggu
Agar guru-guru Sekolah Minggu menjadi guru yang benar-benar kompeten dan berkualitas, ada beberapa lembaga yang menyediakan diri mengadakan seminar, pelatihan, hingga penyediaan alat-alat peraga dan mengajar bagi Guru Sekolah Minggu. Lembaga-lembaga tsb antara lain:
Yayasan MEBIG - Sapporo, JepangYayasan ini telah membuka perwakilannya di Jakarta. Selain mengadakan pelatihan dan seminar, yayasan ini juga menyediakan berbagai ide permainan yang menarik.
Yayasan Domba Kecil - Jakarta.Yayasan ini secara rutin mengadakan pelatihan atau seminar bagi guru-guru Sekolah Minggu.
SAAT (Sekolah Alkitab Asia Tenggara) - Malang.Secara berkala mengadakan Camp Nasional bagi Guru Sekolah Minggu maupun Anak Sekolah Minggu. D. Pembinaan Bagi Anak
Kelompok Pelayanan LIDIA - MalangLIDIA (Layanan Injil dan Ilmu bagi Anak Indonesia) memberikan bimbingan belajar secara gratis kepada anak yang lemah ekonomi atau yang lemah secara intelektual. Dalam proses bimbingan tsb. anak juga mendapat pembinaan rohani. Guru yang memberikan bimbingan sebelumnya (dan secara rutin) memperoleh pembekalan rohani guna memperlengkapi dirinya dalam pelayanan tsb.
Pusat Belajar Bukit Hermon dari GKI Emaus - SurabayaProgram ini hadir sebagai pendamping Sekolah Minggu dalam menyiapkan anak untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Semangat "belajar itu menyenangkan" menjadi sasaran utama pembelajaran. Tema yang diangkat sangat bervariasi, mulai dari kesadaran akan lingkungan, kesehatan, ilmu pengetahuan, hingga apresiasi seni. Para fasilitatornya pun beragam, dan semuanya diperoleh dari peran aktif para jemaat (sesuai dengan latar belakang pendidikan dan profesinya).
Pelangi Kristus (Pelayanan Anak bagi Kristus)Program ini hadir sebagai mitra Gereja, sekolah, dan keluarga Kristen dalam hal pelayanan dan pendidikan anak. Pelangi Kristus menyediakan wadah bagi anak (mulai usia 2,6 tahun) untuk dididik secara khusus dalam hal rohani melalui pertemuan dan berbagai aktivitas yang dirancang khusus. Meski bukan sekolah formal, Pelangi Kristus memiliki kurikulum pengajaran yang rapi dan terinci untuk berbagai tingkatan usia anak.
SAA (Sekolah Alkitab Anak) dari GKI Beringin - SemarangProgram SAA ini semacam sekolah Alkitab bagi orang awam yang ditujukan untuk anak-anak. Dalam program ini, anak belajar Alkitab secara lebih mendalam dibanding dengan program Sekolah Minggu, mereka juga melakukan berbagai aktivitas serta pelayanan bersama. E. Pelayanan Sosial
Ada banyak Panti Asuhan Anak yang dikelola oleh berbagai lembaga Kristen maupun gereja. Lokasinya pun tersebar di berbagai kota di Indonesia. Saat ini para anggota Milis e-BinaGuru sedang berusaha menghimpun berbagai informasi mengenai lokasi dan keberadaan Panti Asuhan Anak tsb. Bila ada di antara Pembaca yang ingin memberikan masukan data dan informasi mengenai hal di atas dapat mengirimkannya ke moderator milis e-BinaGuru: meilania@in-christ.net
Selain Panti Asuhan Anak, sebenarnya ada juga Tempat Pembinaan Anak Cacat Fisik maupun Mental, Tempat Penampunan Anak Pengungsi, dan Tempat Rehabilitasi Pecandu Narkoba. Namun karena keterbatasan sumber informasi, kami belum dapat menyajikannya dalam terbitan kali ini.
F. Pelayanan Elektronik
Lembaga yang mengembangkan pelayanannya melalui jalur virtual bagi guru-guru Sekolah Minggu antara lain Yayasan Lembaga SABDA, dengan menerbitkan buletin e-BinaAnak dan Milis Diskusi e-BinaGuru secara virtual. Pelayanan anak ini merupakan salah satu bagian dari pelayanan YLSA lainnya.
Kiranya berbagai sajian informasi di atas dapat memberikan inspirasi bagi anda untuk mengembangkan pelayanan anak dengan berbagai cara yang berbeda di tempat anda masing-masing.
Sekolah Laboratori
Sekolah Laboratori adalah suatu kegiatan belajar mengajar untuk melatih para pengajar/guru agar memberi hasil maksimal TANPA berinteraksi langsung dengan murid yang akan diajar. Dengan kata lain, Sekolah Laboratori ini adalah semacam kelas pelatihan/praktek bagi para calon guru dimana mereka berlatih mengajar dengan menggunakan sesama calon guru sebagai murid mereka.
Untuk mengadakan Sekolah Laboratori dibutuhkan Pembimbing yang trampil mengajar (yang dapat dijadikan teladan dalam hal pengajarannya).
Pelaksaan Sekolah Laboratori adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pertama: Tugas Observasi
Para calon guru diminta untuk ikut masuk dalam kelas Sekolah Minggu tertentu dan mendapat tugas melakukan observasi terhadap guru yang mengajar di kelas tersebut serta mencatat hasil pengamatannya. Kehadiran mereka di kelas hanya sebagai pengamat, dan tidak boleh berinteraksi dengan siapa pun (baik guru, murid, maupun sesama rekan calon guru) selama proses belajar mengajar berlangsung.
Seusai kelas, para calon guru berkumpul bersama dengan didampingi Pembimbing untuk melakukan evaluasi terhadap jalannya pengajaran yang baru saja mereka amati.
Hal ini mereka ulangi selama beberapa kali dengan memasuki berbagai kelas yang berbeda. Sehingga melaluinya, para calon guru punya bayangan bagaimana cara mengajar di berbagai kelas dengan tingkatan usia yang berbeda.
2. Tahap Kedua: Persiapan Mengajar
Para calon guru dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana setiap kelompok memiliki beberapa anggota (misal ada 4 kelompok dengan jumlah anggota masing-masing 6 orang).
Tiap kelompok dengan didampingi seorang pembimbing berusaha membuat 1 bahan pelajaran secara utuh, mulai dari pujian, ayat hafalan, materi Firman Tuhan hingga aktivitasnya. Lalu mereka juga berbagi tugas di antara mereka siapa yang akan memimpin pujian, menyampaikan Firman Tuhan, memimpin aktivitas, dsb.
Sesudah masing-masing anggota mempersiapkan diri, Pembimbing melatih mereka sesuai dengan rencana pelajaran yang telah disiapkan dalam kelompok masing-masing. Jadi, masing-masing kelompok saling tidak mengetahui persiapan kelompok lainnya.
3. Tahap Ketiga: Praktek Mengajar
Tibalah waktunya para calon guru mulai praktek mengajar. Sebelum mulai, ruangan telah disiapkan seperti kondisi kelas yang sesungguhnya, semua alat peraga dan alat bantu lainnya disediakan pada tempatnya, dan kursi-kursi telah siap diduduki oleh para murid. Bedanya adalah: para murid di Sekolah Laboratori adalah para calon guru, dan bukan murid yang sesungguhnya akan diajar (anak-anak sekolah minggu).
Tiap kelompok diminta untuk tampil mempraktekkan hasil persiapan mereka dan "para murid" (yang adalah sesama calon guru) akan memberikan evaluasi atas jalannya proses belajar mengajar.
Pada akhir kegiatan, Pembimbing akan memimpin evaluasi bersama dan memberi kesempatan pada masing-masing peserta untuk berbicara. Dengan demikian setiap calon guru mendapat kesempatan untuk melatih diri sekaligus memberikan masukan bagi sesama rekannya.
Kesimpulan
Sekolah Laboratori memberi pengalaman berharga dan dapat menambah semangat serta keyakinan kepada para calon guru. Dengan mencoba praktek mengajar, mereka akan lebih percaya diri dan berani mengajar di hadapan murid-murid yang sesungguhnya.
Sekolah Laboratori memberi kesempatan yang baik untuk dapat saling belajar dan mengajar bersama rekan lain, memberi serta menerima evaluasi dalam suasana rohani yang terbuka, yang diharapkan akan dapat menunjang dan saling menguatkan para pesertanya.
Sumber:
Pedoman Pelayanan Anak 2, Ruth Lautfer & Anni Dyck, , halaman 132 - 139, Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, Malang, 1993.

No comments: