Wednesday, March 28, 2007

Pertanyaan-Pertanyaan

Pertanyaan-Pertanyaan


MENGAPA MENGAJUKAN PERTANYAAN

Untuk menghargai nilai pertanyaan yang baik, guru harus mengerti tujuannya. Pertanyaan dapat merangsang pikiran murid dan memberi manfaat untuk banyak tujuan.

Untuk Membangkitkan Minat

Guru harus mengadakan hubungan dengan murid agar minat belajar murid bisa dibangkitkan. Sebuah pertanyaan yang kata-katanya disusun secara hati-hati agar bisa menyentuh pikiran, bagaikan umpan seorang nelayan. Pertanyaan itu akan memancing perhatian dan mendapatkan tanggapan yang cepat serta merangsang pemikiran murid dan memusatkan perhatiannya kepada pelajaran.

Untuk Mengarahkan Pikiran

Setiap pertanyaan hendaknya menuju kepada sasaran guru. Setelah digairahkan oleh pertanyaan yang mempunyai kesatuan dan tujuan, para pelajar dapat diarahkan dari satu bidang pemikiran kepada bidang lainnya.

Untuk Mempercepat Partisipasi

Apabila pikiran murid sedang menyimpang, pikiran tersebut bisa dikembalikan oleh suatu pertanyaan. Dalam suasana yang membosankan, pemikiran mereka akan menjadi lesu. Serangkaian pertanyaan yang mengena akan memberikan semangat baru kepada murid-murid. Pertanyaan yang hidup dan bersemangat bisa menjamin kemajuan yang memuaskan.

Untuk Menanamkan Kebenaran

Murid-murid bisa membicarakan kebenaran Alkitab tanpa menghubungkannya dengan diri mereka. Sebuah pertanyaan yang baik akan memimpin mereka untuk menerapkan kebenaran itu pada hidup mereka sendiri. Kristus melukiskan hal ini ketika Dia bertanya kepada para murid-Nya, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Ketika mereka menjawab, dengan cepat Dia menerapkan pikiran mereka dengan pertanyaan yang bersifat pribadi, "Tetapi, apakah katamu, siapakah Aku ini?" (Matius 16:13-15).

MENYIAPKAN PERTANYAAN

Guru-guru yang baik tentunya akan menyiapkan pertanyaan mereka terlebih dahulu. Beberapa macam pertanyaan harus dipelajari dan dipergunakan.

Pertanyaan yang Mengadakan Hubungan

Perhatian dan minat bisa dibangkitkan jika guru memulai pelajaran dengan sebuah pertanyaan tepat, yang berhubungan dengan pelajaran yang disampaikan. Ungkapan Yesus yang sering kali dikemukakan dan paling terkenal ialah, "Apakah pendapatmu?" Percakapan dimulai dengan pertanyaan seperti, "Apakah kamu tidak mau pergi juga?", "Dengan apa hendaknya kita membandingkan kerajaan Allah itu?", dan "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"

Pertanyaan Retorik

Pendeta dan guru sering kali mengajukan pertanyaan tanpa mengharapkan jawaban. Pertanyaan demikian itu ditanyakan untuk efeknya saja dan bukan untuk memperoleh jawaban. Pertanyaan demikian menyebabkan orang heran dan memberi tantangan yang penting; juga mendorong aktivitas mental.

Pelajarilah pertanyaan-pertanyaan dalam Khotbah di Bukit di Matius 6 dan Matius 7. "Siapakah di antara kamu yang karena kekhawatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?", "Mengapa kamu khawatir akan pakaian?", "Mengapa engkau melihat selumbar di mata saudaramu?", atau "Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?" Pertanyaan seperti itu tidak meminta jawaban, tetapi meminta tindakan.

Pertanyaan Berdasarkan Fakta

Pertanyaan termudah adalah pertanyaan yang dapat dijawab berdasar keterangan yang telah diberikan sebelumnya. Jawabannya ditentukan oleh pikiran akan pelajaran yang telah ditanamkan sebelumnya. Pekerjaan guru itu belum lengkap kalau belum diuji. Pertanyaan berdasarkan fakta akan menunjukkan berapa banyak dari pengajaran yang mampu mencapai sasarannya. Seorang guru yang baik tentunya ingin agar murid-muridnya mempunyai banyak kesempatan untuk mengungkapkan kembali pelajaran yang telah dipelajarinya.

Pertanyaan yang Merangsang Pikiran

Pertanyaan bukan sekadar menguji pengetahuan murid saja. Pertanyaan itu juga harus menolong murid untuk menyusun dan menerapkan pengetahuannya. Pertanyaan harus bisa mendorong murid untuk belajar lebih banyak dan berpikir sendiri.

Untuk mendorong anak didiknya, seorang guru yang bijaksana akan mempergunakan pertanyaan bukan saja untuk mengarahkan pikiran, melainkan juga untuk merangsang pikiran. Dia akan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan perangsang pikiran yang meliputi tujuan, pendapat, dan penerapan.

CARA MENANYAKAN PERTANYAAN

Pemakaian pertanyaan yang berhasil sangat bergantung kepada cara mengajukannya. Pengamatan prinsip-prinsip berikut ini akan memperkaya guru sekaligus menjadikan pelajarannya lebih efektif, serta mendorong anggota kelasnya.

  1. Jangan membaca pertanyaan.
  2. Hindari pertanyaan yang menyingkapkan jawabannya.
  3. Hindari pertanyaan yang bisa diterka dengan jawaban ya atau tidak.
  4. Hindari pertanyaan yang panjang atau pertanyaan ganda.
  5. Mintalah jawaban yang spesifik.
  6. Jangan mengulangi pertanyaan dan jawaban.
  7. Sebutkan pertanyaannya dulu sebelum menunjuk siapa yang harus menjawab.
  8. Bagikan pertanyaan dengan adil.
  9. Doronglah murid-murid untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
  10. Jawablah pertanyaan dengan pertanyaan lain.

Biasanya, guru mengajukan pertanyaan untuk mengukur luasnya pengetahuan murid. Sebaliknya, murid mengajukan pertanyaan karena mereka menghadapi kesulitan dan menginginkan penjelasan. Prosedur mengajar yang efektif ialah menyajikan sebuah masalah dan memberi tantangan kepada kelas dalam bentuk pertanyaan yang meminta jawaban. Tindakan ini lebih baik daripada sekadar menyajikan pemecahannya dan kemudian memeriksa apakah murid-murid memahaminya. Seorang guru yang bijaksana senantiasa mendorong semangat bertanya. Dia tidak memberitahukan sesuatu yang dapat ditemukan sendiri oleh murid- muridnya. Untuk menolong mereka melakukan hal ini, ia akan mendorong mereka agar mengajukan pertanyaan dan sering menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lain.

Sumber:
  • Teknik Mengajar, Clarence H. Benson, , halaman 70 — 74, Gandum Mas, Malang, 1980.
  • No comments: