Thursday, March 29, 2007

Membangun Kecerdasan Lewat Musik

Membangun Kecerdasan Lewat Musik

Musik ternyata mampu memengaruhi perkembangan intelektual anak sekaligus membuat anak pintar bersosialisasi. Tapi musik yang bagaimana?

Banyak pakar musik maupun pendidik telah mengadakan penelitian untuk melihat efek positif dari beberapa jenis musik. Banyak fakta yang diungkap dari penelitian tersebut. Di antaranya, adanya hubungan yang menarik antara musik dan kecerdasan manusia. Musik klasik, misalnya karya-karya Mozart, mempunyai efek stimulasi yang baik bagi bayi. Tetapi dari penelitian lain diungkapkan bahwa sesungguhnya bukan hanya musik Mozart yang dapat digunakan. Semua musik berirama tenang dan mengalun lembut memberi efek yang baik bagi janin, bayi, dan anak-anak.

DIAWALI DARI SUARA IBU
Alunan musik memberikan manfaat, bahkan sejak janin di dalam kandungan. Mulai usia sepuluh minggu, janin sudah bisa mendengar suara-suara dari tubuh ibunya, seperti detak jantung dan desir aliran darah. Selanjutnya, sekitar usia enam belas minggu, janin mulai bisa mendengar suara-suara dari luar tubuh ibu. Bermula dari situlah mereka belajar untuk lebih jauh lagi mengenal berbagai suara yang ada di dunia ini.
Pada tahun pertama kelahirannya, otak bayi akan berkembang dengan sangat cepat dibandingkan pada usia-usia lainnya. Peranan suara dan musik pada tahapan ini adalah sebagai stimulan yang dapat mengoptimalkan perkembangan intelektual dan emosional mereka. Bahkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Anne Blood dari Universitas McGill di Kanada, suara degup jantung ibu yang didengar si bayi saat menyusu pun dapat membuat berat bayi bertambah.

HARMONI MUSIK
Untuk mengetahui mengapa alunan musik berpengaruh pada kecerdasan anak, ada baiknya kita mengenal musik itu sendiri. Musik memiliki tiga bagian penting, yaitu bit, ritme, dan harmoni. Kombinasi ketiganya akan menghasilkan musik yang enak. Musik yang baik adalah musik yang menyelaraskan ketiganya. Di dalam otak manusia terdapat reseptor (sinyal penerima) yang bisa mengenali musik. Otak bayi pun sudah dapat menerima musik tersebut meski dengan kemampuan terbatas karena pertumbuhan otaknya belum sempurna. Nah, musik merupakan salah satu stimulasi untuk mempercepat dan mempersubur perkembangan otak bayi.

MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI
Jelaslah bahwa bila sejak janin, anak-anak terbiasa mendengar musik-musik indah, banyak sekali manfaat yang akan dirasakan si anak. Bukan saja lebih meningkatkan kognisi mereka secara optimal, tapi musik juga membangun kecerdasan emosional. Selain manfaat kognitif dan emosi, masih banyak lagi kegunaan musik bagi anak-anak. Contohnya, musik dapat meningkatkan perkembangan motoriknya, meningkatkan kemampuan berbahasa, matematika, sekaligus kemampuan sosialnya, dan membangun rasa percaya diri.
Mengingat manfaat musik yang sungguh luas, kini juga mulai dikembangkan penggunaan musik untuk terapi. Dalam berbagai penelitian, diperlihatkan bukti-bukti pemanfaatan musik untuk menangani berbagai masalah; dari kecemasan hingga kanker, tekanan darah tinggi, nyeri kronis, disleksia, bahkan penyakit mental.

MENJADI MANDIRI
Terapi musik juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan kemampuan dan potensi para tuna grahita, yaitu mereka yang mengalami keterbelakangan mental/"down syndrome" (kategori "feeble minded"/ringan dengan IQ 50-77), gangguan emosi ringan, keterlambatan bicara, autisme, kekakuan otot ringan (cerebral palsy), "hydrocephaly", dan "asperger".
Beberapa sekolah musik, salah satunya Kawai Music School di Jakarta, telah menyelenggarakan kursus musik untuk anak-anak yang kurang beruntung ini. Melalui program intervensi khusus yang didukung oleh pakar terapi musik, guru musik, musisi, neurolog, psikolog, serta dokter ahli gizi medik, anak-anak dengan kondisi "handicapped" ini mampu berkembang menjadi pribadi mandiri. Bahkan mampu berkarya melalui keterampilan khusus di bidang musik.

MEMILIH JENIS MUSIK
Para ibu tidak harus selalu memperdengarkan musik klasik kepada bayi atau anak-anaknya. Musik klasik umumnya digunakan mengingat dasar-dasarnya sendiri menyerupai ritme denyut nadi manusia. Jenis ini lebih dimungkinkan untuk bisa masuk dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia. Menurut penelitian, musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai usia empat tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80% dengan musik. Jika kurang menyukai musik klasik, musik yang berirama tenang dan mengalun lembut bisa diperdengarkan pada janin, bayi, dan anak-anak. Musik ini pasti tetap memberi pengaruh yang baik.
Sumber:
INTISARI: Kumpulan Artikel Psikologi Anak 3, http://www.bobby-bola.com/info%20ortu.htm, Info Orang Tua.

No comments: