Wednesday, March 28, 2007

Mengatur Pelajaran

Mengatur Pelajaran


Sebelum disampaikan, sebuah bahan pelajaran perlu diatur terlebih dahulu. Untuk melakukan hal ini, kita harus menyisihkan dan mengumpulkan bahan-bahan pelajaran yang dibutuhkan. Mungkin seorang guru tidak akan mengajarkan setiap hal dari pelajaran yang telah ditetapkan, akan tetapi ia harus menyelesaikan segala sesuatu yang telah direncanakannya. Bahan yang teratur dengan baik dan mempunyai garis besar yang saksama akan cocok dengan waktu belajar sehingga seluruh waktu dapat dipergunakan sebaik mungkin.

CARA-CARA UNTUK MENGATUR SUATU PELAJARAN

Ada banyak cara untuk mengatur bahan agar bisa disajikan dengan efektif. Bahan-bahan itu dapat dikumpulkan dan diatur dengan cara yang logis, kronologis, maupun psikologis.

Logis

Pengaturan secara logis terdiri dari pemisahan dan pemilihan bahan yang cocok. Berbagai bagian dicocokkan secara logis, dimulai dengan bahan-bahan yang diketahui sampai yang belum diketahui. Hal ini akan memberikan jalur pemikiran yang logis bagi guru dan muridnya serta menolong menjelaskan kebenaran-kebenaran yang akan dipelajari.

Kronologis

Pernyataan Allah kepada manusia diberikan secara berturut-turut. Dalam setiap zaman, Dia mengungkapkan lebih banyak tentang maksud ilahi-Nya kepada para nabi yang berbicara sebagaimana mereka di dorong oleh Roh Kudus (2Petrus 1:21). Karenanya, bagian-bagian besar dari Alkitab dapat dimengerti dan diingat dengan baik jika disajikan dalam hubungan sejarahnya. Pengaturan yang sesuai dengan urutan waktu berhubungan dengan persiapan tiap pelajaran dan dengan seluruh kurikulum pelajaran Alkitab.

Psikologis

Metode ini terdiri dari perencanaan pokok pelajaran agar cocok dengan pengertian dan pengalaman pelajar. Tak ada gunanya mengajarkan kebenaran yang tak dapat dimengerti oleh pelajar, meskipun kebenaran itu sangat penting dan dalam. Bahan itu harus disesuaikan dengan pengertian pelajar, kalau tidak pelajaran itu akan cepat dilupakan. Bahkan kalaupun diingat, bahan itu akan dirasa membosankan dan tidak menarik.

Baik pendidik Kristen maupun pendidik non-Kristen perlu menitikberatkan pengaturan bahan secara psikologis. Namun demikian, metode ini tidak boleh mengurangi pengajaran isi Alkitab. Harus ada keseimbangan dalam penerapan dan perolehan pengetahuan akan firman Allah. Memang benar, ketika mengajar kita tidak boleh melupakan kepentingan pelajar. Tetapi kita juga tidak boleh melupakan Alkitab, yaitu satu-satunya pernyataan yang sah tentang kebenaran-kebenaran Kristen. Bahan yang berpusat pada Alkitab dapat disajikan dengan memperhatikan usia dan pengertian pelajar.

Anak-anak usia 5 dan 6 tahun memerlukan bahan dan metode yang berbeda dengan yang dibutuhkan murid-murid sekolah menengah atas. Demikian pula anak-anak usia 10-12 tahun mempunyai keperluan yang berbeda dengan keperluan orang dewasa. Dalam setiap hal, Alkitab adalah sumber bahan pelajaran, tetapi penyesuaian bahan perlu disesuaikan dengan tingkat usia dan keperluan-keperluan dalam perkembangannya.

LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENGATUR SEBUAH PELAJARAN

Pelajaran yang teratur dengan baik membutuhkan beberapa langkah penting. Guru harus mempertimbangkan secara objektif hal-hal apa yang harus ditekankan, dan mengarahkan suatu penerapan atas hal yang ditekankan itu dalam kehidupan para murid.

Menentukan Tekanan

Penekanan suatu pelajaran didasarkan atas pengertian yang jelas dari inti kebenaran dalam nas atau nas-nas Alkitab yang dikemukakan dalam pelajaran itu, serta arti bagian Alkitab itu dalam kehidupan para anggota kelas.

  1. Inti Kebenaran
    Dalam setiap pelajaran terdapat lebih banyak bahan daripada yang dapat diajarkan selama jam yang ditentukan. Karenanya, guru harus mengenali dan memusatkan perhatian pada inti kebenaran dalam nas Alkitab itu. Penyelidikan saksama akan nas Alkitab itu, judul pelajaran, ayat hafalan, dan garis besar pelajaran akan membantu menentukan pokok penekanan.
  2. Tujuan Pelajaran
    Semua persiapan akan berpusat di sekitar tujuan atau maksud pelajaran. Buku-buku pelajaran harus diperiksa dengan mengingat tujuan itu. Guru harus bertanya kepada dirinya sendiri, "Apa yang dapat saya temukan di sini untuk memenuhi kebutuhan anak didik saya?"

    Buku pedoman guru mungkin mengemukakan satu tujuan umum untuk seri pelajaran itu dan tujuan-tujuan khusus untuk tiap-tiap pelajaran. Namun demikian, guru tidak dibatasi oleh tujuan-tujuan tersebut. Dia harus menyesuaikan tujuan pelajaran dengan kebutuhan kelas yang diajarnya.

Apakah pelajaran itu mengajarkan iman, ketaatan, kasih, dan kewajiban kepada Allah dan kepada sesama manusia? Apakah pelajaran itu menekankan sifat-sifat Kristen, yaitu kerendahan hati, keramahan, dan kemurahan hati? Apakah pelajaran itu juga mendorong penelaahan Alkitab, doa, maupun persekutuan Kristen? Apakah pelajaran itu mengemukakan panggilan Allah untuk pelayanan Kristen di tanah air atau di luar negeri? Apakah pelajaran itu berkaitan dengan Injil--rencana keselamatan Allah? Guru harus terus-menerus mengarahkan kebenaran ini untuk menjangkau dan memengaruhi setiap anggota kelas. Dia harus senantiasa sadar akan keperluan masing- masing pelajar. Mengkhususkan keperluan perorangan akan membantu menyediakan motivasi yang dinamis untuk memilih metode dan bahan yang dipakainya.

Memilih Metode dan Bahan

Supaya ada waktu untuk persiapan, maka metode dan bahan harus dipilih jauh sebelum pelajaran itu akan disajikan di kelas.

  1. Metode-metode
    Banyak faktor yang terlibat dalam menentukan metode-metode yang akan dipakai. Faktor-faktor ini meliputi usia murid dan isi pelajaran. Seorang guru yang baik akan mengubah-ubah metodenya agar bisa memberikan pelajaran dengan lebih efektif. Untuk pengajaran dengan metode ceramah diperlukan lebih banyak isi pelajaran daripada metode diskusi. Bentuk laporan dan pemberian tugas kepada murid akan membutuhkan lebih banyak waktu. Jika lebih banyak pertanyaan yang akan dipergunakan, isi pelajaran dapat dikurangi.

    Sifat pelajaran itu juga akan menentukan pengajarannya. Misalnya, usaha Yosua untuk merebut Kanaan atau perjalanan penginjilan Paulus harus diajarkan dengan memakai lebih banyak alat peraga.

  2. Bahan-bahan
    Setelah menentukan tujuan dan metode mengajar, guru harus mempelajari semua alat bantuan mengajar yang tersedia. Namun, tidak semua bantuan pelajaran dapat dipergunakan. Guru harus memilih alat bantu yang akan membantu mencapai tujuannya. Setelah memperoleh pengalaman mengajar bertahun-tahun, seorang guru menulis, "Jika saya harus mengulanginya kembali, saya akan kurang memikirkan apa yang saya ajarkan, dan saya akan memikirkan lebih banyak tentang apa yang diperoleh pelajar-pelajar."

    Laporan, pemberian tugas, pertanyaan, penghafalan nas Alkitab, penyajian gambar-gambar, dan bahan tambahan lain akan memakai sebagian jam pelajaran. Namun demikian, semua bahan pelajaran itu akan menolong melengkapi uraian pelajaran.

Merencanakan Pelajaran

Rencana pelajaran harus singkat, sederhana, dan praktis. Rencana itu akan membantu guru dalam mengarahkan dan mengatur pelajarannya. Penyediaan sebuah rencana pelajaran yang baik bahkan akan menghemat waktu dan tenaga.

Berikut ada sebuah saran dalam merencanakan suatu pelajaran. Langkah-langkah yang diperlukan untuk persiapan telah diringkaskan dan dicantumkan dalam garis besar ini. Namun demikian, guru boleh menyesuaikan rencana ini dengan keperluan khususnya.

  1. Judul pelajaran
  2. Nas Alkitab
  3. Ayat hafalan
  4. Inti kebenaran
  5. Tujuan pelajaran
  6. Ikhtisar pelajaran
  7. Pendekatan (ciptakan kesediaan untuk belajar)
  8. Isi (termasuk metode-metode mengajar, alat peraga, pertanyaan, dan lukisan-lukisan)
  9. Penutup (menerapkan pelajaran pada kehidupan)
  10. Pemberian tugas yang mungkin untuk pelajaran berikut
  11. Mengevaluasi masa pelajaran (diisi setelah pelajaran diajarkan)

Guru yang telah terlatih dan berpengalaman sering kali menyediakan garis besar bahan dan prosedur mereka sendiri. Sebaliknya, guru-guru yang belum berpengalaman mungkin lebih suka memakai garis besar yang disarankan dalam buku pedoman guru. Namun demikian, dengan pengalaman dan penyelidikan, semua guru segera bisa belajar menyusun garis besar dan rencana pelajaran mereka sendiri.

Apakah pelajaran itu diajarkan dengan mudah, efektif, dan meyakinkan sangat bergantung kepada kejelasan garis besarnya. Fakta-fakta harus dicantumkan menurut kepentingannya di bawah pokok atau bagian yang berkaitan dengannya. Sebelumnya, guru dapat mengatur klimaksnya agar terungkap pada saat-saat penutup. Jika tidak ada waktu untuk membicarakan setiap hal, guru dapat mengajarkan hal-hal yang utama pada garis besar itu dengan meniadakan beberapa pokok yang tidak begitu penting. Dengan mengikuti rencana ini, guru pasti mempunyai cukup waktu untuk menyelesaikan pelajaran.

Hubungkan dengan Kehidupan

Manfaat yang diperoleh dari suatu pengajaran tidak akan banyak jika tidak dihubungkan dengan kehidupan. Sebuah pelajaran yang disusun dengan baik sering kali melibatkan pertanyaan-pertanyaan, lukisan- lukisan, dan penerapan yang direncanakan, yang akan mengarahkan pelajar untuk memikirkan arti pelajaran itu bagi kehidupan pribadinya.

  1. Pertanyaan
    Jika pelajaran itu akan diuraikan dengan memakai pertanyaan, fakta dan kebenaran-kebenarannya harus ditonjolkan sehingga para pelajar akan memahami jalan pikirannya dan merasa bahwa mereka memperoleh kemajuan sementara pelajaran diteruskan.

    Guru dapat mendorong keikutsertaan yang baik dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang menyebabkan mereka berpikir. Bila sebelumnya telah dilakukan persiapan, akan mudah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan khusus yang merangsang pikiran yang berhubungan dengan pelajaran. Namun demikian, pertanyaan yang terbaik sering kali dihasilkan oleh tanggapan murid dan karenanya tidak bisa diketahui sebelumnya.

  2. Ilustrasi
    Ilustrasi-ilustrasi yang dibutuhkan harus dipilih sebelumnya dan dimasukkan dalam garis besar. Hal ini akan berguna bagi guru yang memperkenalkan pelajaran dengan memberi suatu ilustrasi. Pendekatan seperti ini akan menarik perhatian dan menentukan suasana untuk penyajian pelajaran. Ilustrasi pembuka itu dapat disampaikan di sepanjang waktu mengajar atau dapat diberikan pada akhir pelajaran. Sungguh suatu pengalaman yang memuaskan untuk mengetahui lebih dahulu hal-hal yang memerlukan penjelasan lebih lanjut dan kemudian melukiskannya dari pengalaman sehari-hari, misalnya dari alam, sejarah, cerita, atau nyanyian.
  3. Penerapan
    Tahap penting dari persiapan ini tidaklah sukar bagi guru yang telah mengumpulkan dan menyusun bahan pelajaran yang memenuhi keperluan murid-muridnya. Setiap guru harus menanyakan kepada dirinya sendiri pertanyaan yang tepat ini, "Bagaimana saya dapat mendorong murid-murid saya untuk menyatakan kebenaran yang akan saya ajarkan ini dalam kehidupannya sehari-hari?" Roh Kudus akan memungkinkan guru mengikuti prosedur yang betul ketika ia berdoa dan merencanakan penerapan perorangan.
Sumber:
  • Teknik Mengajar, Clarence H. Benson, , halaman 63--67, Gandum Mas, Malang, 1980.
  • No comments: