Thursday, March 29, 2007

Amarah dan Menara yang Roboh

Amarah dan Menara yang Roboh
Sebelum, sesudah, atau pada saat Anda menceritakan kisah ini, ajak anak-anak untuk mengekspresikan kesabaran mereka dengan cara menyusun balok-balok kayu atau karton menjadi sebuah menara yang tinggi. Minta mereka menyusun balok-balok itu setinggi dan sebagus mungkin. Kegiatan ekspresif ini akan sangat membantu mereka dalam hal kesabaran dan ketelatenan mereka. Selamat mengajar!
AMARAH DAN MENARA YANG ROBOH
Andi telah mencoba menyusun balok-balok mainan itu enam kali, tetapi setiap kali ia mencobanya, menara itu selalu roboh.
Pada waktu menara yang disusunnya itu roboh untuk yang ketujuh kalinya, Andi berguling-guling di lantai. Ia memukul-mukul lantai dengan tinjunya. Dan ia mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh seorang pembangun menara yang baik.
"Hmm," kata nenek. "Kelihatannya pembangun menara yang seorang ini seperti menaranya yang rapuh dan tidak kokoh."
Andi berhenti berguling-guling di lantai. Ia tidak meneruskan ucapan-ucapannya yang tidak pantas itu.
"Apa maksud Nenek?" tanya Andi.
"Dalam Alkitab diceritakan tentang menaramu dan juga dirimu. Di situ tertulis tentang apa yang terjadi dengan menaramu dan dirimu," kata nenek.
Andi tampak terkejut. "Apakah itu benar, Nek? Apakah yang dikatakan Alkitab tentang saya dan menara saya?" tanyanya.Renungan Singkat tentang Amarah:
Pernahkah kamu marah sekali? Apakah yang terjadi?Apakah yang kamu rasakan setelah kamu mengalami hal ini?
Apakah akibat dari sifat pemarah?Mengapa anak laki-laki dan anak perempuan tidak boleh memiliki sifat seperti itu?
Seandainya kamu adalah nenek, apakah yang akan kamu katakan kepada Andi tentang sifat pemarah itu?
"Dalam Amsal 25:28 tertulis tentang dirimu dan menaramu," kata nenek. "Ayat ini menyatakan bahwa orang yang tidak dapat mengendalikan dirinya sama seperti sebuah kota yang temboknya roboh. Inilah cara lain untuk menyatakan bahwa anak laki-laki yang tidak dapat mengendalikan dirinya sama seperti menaranya yang roboh."
Andi memperhatikan menaranya yang sudah roboh. Menara itu kini berantakan. Ia telah berusaha keras untuk memperbaikinya, tetapi sekarang hampir semua balok itu berantakan. Menara itu sama sekali tidak sama dengan menara yang telah direncanakannya dengan sangat hati-hati.
"Saya tidak mau seperti menara yang berantakan itu," kata Andi. "Saya ingin lebih seperti menara yang utuh, yang tidak roboh. Saya akan meminta Tuhan Yesus menolong saya mengendalikan sifat pemarah saya mulai dari sekarang."Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu:
Mengapa Andi tidak mau seperti menaranya yang berantakan?Maukah kamu juga seperti itu?
Apakah yang diinginkan Andi agar Tuhan Yesus menolong dia melakukannya?Apakah kamu ingin Tuhan Yesus menolongmu mengendalikan sifat pemarahmu?Mengapa kamu tidak meminta kepada-Nya sekarang juga?Bacaan Alkitab:
Amsal 25:28Kebenaran Alkitab:
Orang yang tidak dapat mengendalikan sifat pemarahnya, seperti kota yang roboh temboknya. (Baca: Amsal 25:28)Doa:
Ya Tuhan Yesus, saya tidak ingin seperti sebuah tembok yang roboh. Saya tidak ingin seperti sebuah menara yang roboh. Tolonglah saya mengendalikan sifat saya sesuai dengan yang Engkau kehendaki. Amin.
Sumber:
100 Renungan Singkat untuk Anak-anak, V. Gilbert Beers, , halaman 198 - 199, Yayasan Kalam Hidup, Bandung.

No comments: