Wednesday, March 28, 2007

Musik dalam Alkitab

Musik dalam Alkitab


Tuhan Allah sangat menyukai musik. Dengan keagungan-Nya Ia menciptakan burung-burung indah yang berkicauan dengan suara merdu. Dalam kitab Wahyu kita membaca bahwa Dia yang berada di surga dikelilingi oleh musik. Pada setiap acara kebaktian di Bait Allah, musik memegang peranan yang sangat penting. Kitab 2Tawarikh 5:12-14 memperlihatkan betapa kemuliaan Tuhan memenuhi Bait Allah ketika umat-Nya mengumandangkan puji-pujian.

MUSIK

Musik mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap setiap makhluk hidup. Musik bisa memengaruhi pikiran dan hati manusia. Tanpa disadari, musik sangat memengaruhi suasana hati seseorang. Karena itulah, musik sangat ditekankan dalam pembuatan reklame; menggunakan musik pada suatu reklame akan merangsang keinginan pembeli untuk membelanjakan uangnya. Musik juga memegang peranan penting dalam dunia perfilman. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana menonton sebuah film hiburan yang tidak memakai musik sama sekali. Musik menolong seseorang dalam mengatasi suasana tegang di ruang tunggu dokter gigi; musik juga memberikan suasana yang menyenangkan di dalam sebuah restoran atau dalam sebuah super market. Tidak berhenti di situ saja, musik merupakan sebuah alat pengantara, musik sebagai sebuah pembawa berita. Kabar atau cara berpikir orang yang menciptakan musik disampaikan kepada pendengar melalui musik tersebut. Anda juga harus berhati-hati dalam memilih dan mendengarkan musik. Musik, yang diciptakan oleh seseorang atau sekelompok musikus yang kecanduan obat bius atau yang kerasukan setan, bisa sangat mengotori kehidupan penggemar musik jenis itu.

Sebagai contoh ekstrim, kita tentunya pernah membaca atau mendengar salah satu kelompok musik terkenal di Eropa dan di seluruh dunia, KISS (1979), yang merupakan singkatan resmi dari KNIGHTS IN SATAN`S SERVICE, dalam bahasa Indonesia berarti:
"Hulubalang-Hulubalang Setan". Atau "Hamba-Hamba dalam Pelayanan bagi Setan".

Berita yang mereka kumandangkan ialah penghancuran, penyalahgunaan seks, pemberontakan, revolusi, dan sebagainya. Walaupun mereka bisa menciptakan musik yang hebat, sering kali konser musik mereka diwarnai dengan pesta-pora seks, kemabukan, histeria, dan perusakan total di dalam gedung.

Sebaliknya, musik yang diciptakan oleh orang-orang kudus Allah, musik yang sengaja dibuat demi kehormatan Allah, akan mengangkat jiwa kita untuk mendekat kepada-Nya. Hal ini juga tergantung pada jenis musik tertentu. Setiap jenis musik bisa diamati, apakah musik jenis tertentu digunakan untuk menghancurkan manusia atau mengangkat jiwa manusia mendekat kepada Allah. Ingatlah akan cerita Raja Saul yang menderita tekanan jiwa. Pada saat Daud datang memainkan kecapi, Raja Saul kembali menjadi lega dan tenang.

MUSIK DAN AGAMA

Setiap kebudayaan memiliki musiknya sendiri. Melalui peralatan komunikasi modern kita diperkenalkan dengan musik dari berbagai kultur yang sering kali jauh berbeda dengan musik kita sendiri. Misalnya, musik dari Jepang, musik tiup dari Pegunungan Andes, atau tam-tam dart Afrika Tengah. Setiap agama memperkenalkan jenis musiknya sendiri.

Dari berbagai penelitian ditarik kesimpulan bahwa kebanyakan agama menyuguhkan musiknya dalam nada minor. Hampir setiap kali mereka menggunakan pertukaran nada atau irama yang menuntun pada ekstase. Siapa saja yang terbawa hanyut dalam arus ekstase, ia menemukan pintu masuk ke dalam dunia roh, dunia para dewa. Bandingkan dengan Jaran Kepang di Jawa atau tarian Cakalele di Ambon dan Minahasa atau tarian tertentu di Bali yang semuanya diiringi oleh bunyi-bunyian musik tertentu. Semuanya membuat seseorang mengalami sesuatu yang lain daripada kehidupan dunia normal. Dengan kata lain, ia dipimpin oleh musik tersebut untuk mencapai suatu dunia lain, dunia ekstase.

Dalam suatu konser musik pop, orang juga bisa dibuat menjadi histeris, biasanya dikenal dengan istilah kehilangan diri, atau tidak bisa menguasai dirinya lagi, sering kali diikuti dengan kemasukan roh. Hal ini terjadi melalui ritme yang dimainkan oleh kelompok pemusik tertentu. Hanya pada agama Yahudi dan Kristen, kita bisa menjumpai musik yang memberikan ketenangan batin serta sukacita. Kita menjumpai contoh musik seperti ini dalam Perjanjian Lama, tentang bagaimana hubungan manusia dengan Allah begitu menggebu-gebu dinyatakan dalam puji-pujian untuk kemuliaan Allah. Mereka memuji Allah bukan hanya karena sukacita, tetapi juga ketika berada di jurang ketakutan atau tekanan. Pada saat seperti ini, pujian itu selalu berakhir dengan kalimat, "Tetapi hanya Engkau, oh Tuhan, yang Mahakuasa. Kepada-Mu sajalah kuserahkan diriku."

Kitab Mazmur memberikan banyak sekali contoh tentang hal-hal seperti ini. Khususnya kalau kita membaca kejadian apa yang tersirat dalam sebuah mazmur ketika pujian tersebut dibuat.

PUJI-PUJIAN DALAM ALKITAB

Mazmur dan nyanyian pujian bagi kemuliaan Allah muncul berkali-kali di sepanjang isi Alkitab. Nabi Musa menyanyikan pujian bagi Allah setelah mereka menyeberangi Laut Teberau. Pada saat itu juga Miryam mengambil rebana lalu menari yang kemudian diikuti oleh semua perempuan Israel (Keluaran 15:1-21). Debora dan Barak pun menyanyikan pujian yang diakhiri dengan, "Tetapi orang yang mengasihi-Nya bagaikan matahari terbit dalam kemegahannya" (Hakim-Hakim 5:31).

Kita mengenal tembang indah Hana dalam 1Samuel 2. Dari Daud kita mengenal banyak mazmur dan pujian. Daud merupakan "Raja Agung" yang memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Allah. Penyebab utamanya antara lain ialah bahwa di usia mudanya ia sudah mengenal lagu pujian dan mazmur bagi Tuhan. Ratapan Yeremia tidak semuanya menggambarkan kesedihan atau kepahitan, meskipun kitab tersebut ditulis pada masa kesesakan Israel. Misalnya, Ratapan 3:22-25, yang berbunyi:

Tak berkesudahan kasih setia TUHAN,
tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi;
besar kesetiaan-Mu!
"TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu
aku berharap kepada-Nya. TUHAN adalah baik bagi orang
yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.

Dalam Perjanjian Baru kita juga membaca nyanyian pujian Maria serta mazmur Zakharia. Lalu, tahukah Anda berapa banyak lagu pujian yang tercatat dalam kitab Wahyu? Rasul Paulus mengajar orang Kristen yang masih muda agar bersikap sebagaimana mereka semestinya. Ia menulis kepada jemaat di Efesus, "dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati" (Efesus 5:19). Inilah yang menjadi dasar terpenting bagi kita untuk bernyanyi bersama anak-anak dalam ibadah.

BERNYANYI

Jikalau musik saja bisa begitu menyentuh jiwa, apalagi kata-kata yang menceritakan tentang Tuhan yang berjalan bersama dengan musik. Musik berfungsi sebagai corong yang mengalirkan firman Tuhan ke dalam hati manusia. Maka dari itu, pemilihan kata pada suatu pujian adalah sangat penting. Kata-kata yang disarikan secara tepat akan sangat menyentuh perasaan dan jiwa setiap orang. Hasil yang lebih besar lagi ialah bila sebuah lagu pujian DINYANYIKAN SENDIRI. Apa yang dipujikan dari hati dan mulut seseorang, itulah yang akan memberkatinya.

Ada banyak anak yang sehabis bermain di pinggir jalan langsung datang berbakti dalam persekutuan kita. Di luar persekutuan ini mereka tidak pernah mendengar segala sesuatu yang lazim bagi kita. Pengertian di dalam kata-kata seperti "cinta kasih", "hidup kekal", "dosa", "surga", "pengampunan", "gembala", dan juga nama Yesus, tidak dikenal atau dipergunakan secara salah. Jika anak-anak memujikan kata-kata seperti yang dimaksudkan di atas, sebenarnya mereka meletakkan kata-kata tersebut dalam mulut mereka. Mereka mendengar bahwa mereka juga mengucapkan kata-kata tersebut. Hal tersebut jauh lebih berhasil daripada hanya mendengar orang lain menyanyikannya. Hal ini akan menolong serta mengarahkan mereka untuk mengucapkan, berdoa, dan bersaksi.

Bernyanyi merupakan bagian dari waktu persekutuan kita, di mana anak-anak mengambil bagian secara aktif di dalamnya. Bernyanyi bersama akan memupuk rasa persekutuan yang erat di antara mereka. Bernyanyi bersama merupakan suatu kegiatan persekutuan yang mendorong agar semua orang terlibat di dalamnya. Bila ada seorang anggota baru, maka dengan menyanyi bersama kita menyambutnya dalam persekutuan, dan ia mengambil bagian dalam kelompok itu. Persekutuan merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam kehidupan kristen kita. Dan bernyanyi bersama akan membuka jalan bagi kita untuk masuk dalam persekutuan tersebut.

Sumber:
Petunjuk untuk Pengasuh Sekolah Minggu: Anak dan Dunia, Tim Penulis dan Redaksi Yayasan Pekerjaan Pelayanan Anak Timotius, , Artikel Pujian dan Pemimpin Pujian, halaman 60 -- 61, Foundation Child and World, Netherlands.

No comments: