Thursday, March 29, 2007

Ranting Pohon


Ranting Pohon
Bahan Bacaan : Yohanes 15 : 1-8
Penyampaian Cerita:
Boy dan ayahnya sedang jalan-jalan. Boy melihat sebuah ranting pohon yang sudah kering jatuh dari sebuah batang pohon.
"Ayah," kata Boy, "lihatlah ranting pohon itu, kita bawa pulang ya? Terus kita tanam supaya tumbuh lagi daunnya dan berbuah!"
"Oh, tidak bisa, Boy," kata ayah, "ranting itu sudah mati. Dia tidak bisa berdaun, apalagi berbuah. Itu ranting yang mati."
"Apakah ada cara lain untuk membuat ranting itu bisa berdaun dan berbuah lagi?" tanya Boy.
"Tidak," jawab ayahnya. "Ranting itu sudah mati. Satu-satunya cara agar dia hidup lagi adalah jika Tuhan memberikan hidup baru kepada ranting itu, lalu menjadikan ranting itu bagian dari batang pohonnya lagi."
Ayah berbicara lagi kepada Boy, "Manusia tidak ubahnya seperti ranting yang mati itu, sedangkan Yesus seperti pohon kehidupan. Kita tidak dapat menolong diri sendiri. Lalu Yesus mengambil kita, ranting yang sudah mati, dan menghidupkan kita lagi. Dan ditaruh di batang pohon kehidupan. Seperti sebuah pohon dapat berbuah, kita juga dapat berbuah. Buahnya adalah kebaikan, kasih, sukacita, dan kelemahlembutan."
Kita seperti ranting yang sudah mati. Lalu Yesus membuat kita hidup lagi. Karenanya, kita harus menghasilkan buah sebagai bukti hidup baru kita.
Pertanyaan-pertanyaan:
Dapatkah ranting pohon yang sudah mati hidup kembali tanpa mujizat Tuhan?
Alkitab berkata bahwa manusia berdosa mati dalam dosanya. Mengapa mereka seperti ranting pohon yang sudah mati?
Apa yang Tuhan lakukan untuk menyelamatkan manusia yang mati karena dosa?
Doa:
Tuhan di surga, saya tahu saya berdosa. Saya butuh Penyelamat. Terima kasih Tuhan Engkau sudah menyelamatkan saya. Engkau memberi hidup baru melalui Kristus. Aku mau menghasilkan buah-buah yang baik. Dalam nama Tuhan Yesus saya berdoa, Amin. (t/Davida)
Sumber:
Devotions for the Children`s Hour, Kenneth N. Taylor, , BabBearing Fruit, halaman 113 — 114, Moody Press, Chicago, USA, 1977.

Yesus Menyembuhkan Wanita yang Timpang

Yesus Menyembuhkan Wanita yang Timpang
Bahan bacaan:Lukas 13:10-17
Fokus pelajaran:Yesus menyatakan kasih-Nya dengan menyembuhkan wanita yang lumpuh walaupun Dia mengetahui banyak orang yang tidak setuju dengan tindakan-Nya.
Pengajaran Alkitab/tujuan pelajaran:Setelah pelajaran ini murid diharapkan dapat melakukan hal-hal berikut.
Menceritakan kembali tindakan dan perasaan Yesus, si wanita lumpuh, kepala rumah ibadat orang Yahudi, dan orang banyak.
Melengkapi cerita guru dengan satu kisah mengenai seorang anak yang bisa menunjukkan kasih walaupun orang lain tidak setuju.
Mengidentifikasi cara apa yang dapat mereka lakukan saat mereka berada dalam situasi yang sama.
Cerita Alkitab:Mari kita berandai-andai! Andaikan saat ini kalian sedang berada di sekolah dan semua temanmu sedang bermain bersama. Seorang anak datang, tetapi tidak seorang pun mau bermain dengannya. Apa yang seharusnya kamu lakukan? (Biarkan murid-murid menjawab). Jika kami berani keluar dari kelompok teman-temanmu dan mengajak anak ini bermain bersama, apa yang akan dikatakan teman-temanmu? Sulitkah melawan keinginan orang banyak? (Biarkan anak-anak memberikan respons mereka.)
Cerita Alkitab hari ini adalah mengenai satu masa ketika Yesus sedang melakukan sesuatu yang tidak disetujui orang lain. Mari bersama-sama melihat apa yang Yesus lakukan.
YESUS MENGAJAR
Lantai yang terbuat dari batu itu terasa sangat dingin bagi kaki seorang wanita yang mencoba berjalan di tengah kerumunan orang banyak. Sesuai tradisi Yahudi, dia menutup kepalanya dengan kain.
"Rumah ibadat ini sangat ramai hari ini," dia berkata pada dirinya sendiri. "Pasti ada guru yang baru."
Dia melangkahkan tubuhnya yang lumpuh. Dengan sekuat tenaga ia berusaha melihat laki-laki yang mulai berbicara di rumah ibadat itu. Karena masih tidak dapat melihat orang yang sedang berbicara itu, ia pun berusaha mendengar dengan saksama semua perkataan laki-laki itu. Mari membaca Lukas 13:11 untuk melihat bagaimana Alkitab menggambarkan wanita tersebut. (Anak-anak membaca dan melaporkan informasi yang mereka dapatkan.)
"Dari mana Rabbi yang baru ini berasal?" tanya seseorang yang berada di belakang wanita itu. "Wah, saya tidak tahu pasti..., tapi Dia masih muda bukan?" terdengar suara yang lain. "Aku dengar Dia berbeda dengan guru-guru lain." Seorang yang lain lagi berkata, "Nama-Nya Yesus."
"Aduh! Jika aku bisa meluruskan badanku ini, aku pasti bisa melihat- Nya!" keluh wanita yang timpang itu.
Suara laki-laki itu terus terdengar, tetapi suaranya benar-benar berbeda. Suaranya penuh dengan kuasa. Wanita ini belum pernah mendengar suara seperti itu sebelumnya.
Suara orang banyak sekarang sudah tenang karena mendengarkan pengajaran Sang Rabbi dengan penuh perhatian. Sesekali terdengar bisikan orang banyak yang menyetujui apa yang dikatakan Sang Rabbi.
KEJUTAN PENYEMBUHAN
Tiba-tiba, wanita yang lumpuh itu menyadari sesuatu sedang terjadi. Rabbi itu sekarang sudah berhenti berbicara dan sedang berdiri hampir di sampingnya. Bacalah Alkitabmu dan lihat apa yang Yesus katakan. (Satu orang anak membaca dengan suara keras.)
"AKU? Yang Engkau maksudkan aku?" Wanita itu berpikir dengan cepat. Hatinya seperti melompat, dia mengingat lagi mimpinya selama delapan belas tahun ini. Mimpi untuk tidak lumpuh lagi! Kemudian dia merasakan kekuatan. Tangan Yesus kini ada di bahunya. Pujian syukur keluar dari dalam hati wanita ini! Kemudian dia berdiri, dengan tubuh yang tegak kembali tanpa dia benar-benar menyadari apa yang sedang terjadi. TUBUHNYA TEGAK KEMBALI! Dia memuji Tuhan yang telah menyembuhkannya!
KEMARAHAN
Tiba-tiba terdengar suara yang penuh kemarahan merusak suasana gembira tersebut. Kepala rumah ibadat sangat marah kepada Yesus karena telah menyembuhkan wanita ini pada hari Sabat. Mengapa orang tersebut marah (kepada) Yesus (yang) menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat?
"Ada enam hari untuk bekerja, karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan, jangan pada hari Sabat!" kata kepala rumah ibadat itu.
"Engkau munafik!" kata Yesus dengan suara yang tegas sambil menuding kepala rumah ibadat itu.
Menurutmu, mengapa Yesus menyebut kepala rumah ibadat itu dengan sebutan munafik? (Biarkan anak-anak menjawab.)
"Bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan memberikannya minum?" kata Yesus.
Wajah kepala rumah ibadat menjadi merah dan dia amat malu.
Yesus melanjutkan, "Dan mengapa Aku tidak boleh menolong wanita ini lepas dari penyakitnya pada hari Sabat?"
Bagaimana Alkitab menerangkan perasaan kepala rumah ibadat itu? Bacalah Lukas 13:17. (Anak-anak membaca dan memberikan jawaban.)
Kepala rumah ibadat dan pengikutnya saat itu merasa sangat malu dan berharap bisa bersembunyi di balik tembok batu! Betapa memalukannya melihat Yesus menyatakan kebenaran seperti itu tepat di depan orang banyak! Ketika kepala rumah ibadat dan pengikutnya pergi dengan muka masam, wanita yang disembuhkan dan orang banyak yang ada di situ memuji dan mengucap syukur kepada Tuhan atas semua perbuatan ajaib yang dilakukan Yesus.
Doa:
Sebelum berdoa mulailah dengan pertanyaan, "Hal apa yang paling sulit dilakukan untuk melawan orang banyak yang melakukan kesalahan?"
Setelah beberapa anak memberikan jawaban mereka, mulailah berdoa dan meminta Tuhan menolong anak-anak jika atau yang sedang berada dalam situasi yang sama seperti Yesus. (t/Davida)
Sumber:
God Sends His Son: Teacher`s Guide/Middler B, Sheryl Haystead, et al, , BabA Crippled Woman Healed, halaman 43 - 46, Gospel Light Publications, Ventura, California, 1983.

Orang yang Tuli dan Gagap Disembuhkan


Orang yang Tuli dan Gagap Disembuhkan
Bahan bacaan:Markus 7:31—37
Tujuan mengajar:
Pelajaran kali ini akan membantu murid-murid dalam hal di bawah ini.
Mengetahui bahwa Yesus mengerti kebutuhan mereka.
Merasakan kasih dan perhatian Yesus kepada mereka.
Percaya bahwa Yesus berkuasa memberikan kesembuhan kepada mereka yang percaya.
Cerita Alkitab:
Coba tutup kedua telingamu dengan tangan sekuat-kuatnya. Sekarang coba dengarkan saya berbicara, apakah kalian dapat mendengarkan suara saya dengan jelas? (Biarkan anak-anak menjawab) Ya, benar walaupun kalian masih dapat mendengar suara saya, tetapi tidak jelas bukan? Sekarang kalian boleh melepaskan tangan dari telingamu. Nah, sekarang apakah suara saya bisa terdengar dengan jelas? Mana yang lebih terasa menyenangkan, mendengar suara saya saat telinga kalian ditutup atau pada saat telinga kalian tidak ditutup? (Beri kesempatan kepada anak-anak untuk menjawab)
Jika saat ini kalian dapat mendengar dan berbicara dengan jelas, tidak demikian dengan seorang yang ada dalam cerita Alkitab hari ini.
Yesus baru saja menempuh perjalanan yang sangat jauh. Saat ini Dia telah tiba di daerah Dekapolis. Jika kalian baru saja bepergian ke tempat yang jauh, kalian pasti merasa lelah dan ingin beristirahat. Mungkin itu pula yang dirasakan Yesus dan murid-murid-Nya. Mereka pun beristirahat sejenak untuk melepaskan lelahnya.
Tetapi baru saja akan beristirahat, orang banyak sudah mengikuti Dia. Ya, memang banyak orang sudah mendengar mujizat-mujizat dan pengajaran-pengajaran Yesus. Hal itu membuat mereka ingin sekali bertemu dengan Yesus atau sekadar melihat siapakah Yesus itu.
Di tengah-tengah kerumunan itu ada orang yang memiliki saudara yang tuli dan gagap. "Seandainya saudaraku itu aku bawa kepada Yesus, pasti dia bisa mendengar dan berbicara kembali." Dengan segera orang itu menjemput saudaranya dan membawanya ke tempat Yesus berada. Dia sangat percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan saudaranya itu.
"Yesus, tolonglah saudaraku ini. Dia tuli dan gagap. Jika Engkau meletakkan tangan atasnya, pastilah dia sembuh," mohon orang itu. Yesus lalu memandang orang yang tuli dan gagap itu. Dituntunnya tangannya dan dibawanya ke tempat yang sepi sehingga hanya tinggal mereka berdua saja. Menurut kalian, apa yang Yesus lakukan? Apakah Dia menyembuhkan orang yang tuli dan gagap itu? (Minta satu anak lelaki dan perempuan memberikan tanggapan mereka)
Ya, Yesus mengerti kebutuhan orang yang tuli dan gagap itu. Dia bersedia menyembuhkan orang tersebut. Bagaimana caranya? Coba kalian baca Markus 7:33—34. (Minta seorang anak membacakan ayat-ayat tersebut.)
Ternyata Yesus tidak hanya meletakkan tangan atas orang itu, tetapi menyentuh bagian yang sakit dari orang itu. Yesus menyatakan kasih dan perhatian yang amat besar melalui sentuhan-Nya. Dan, orang itu sembuh. Dia dapat mendengar dan berbicara dengan jelas lagi.
Yesus tidak hanya mengerti kebutuhan orang yang tuli dan gagap itu. Dia juga amat mengerti kebutuhan kalian. Seperti orang yang percaya Yesus dapat menyembuhkan saudaranya, kalian juga harus percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan sakitmu, mengerti kebutuhanmu, dan mendengar doamu.
Doa:
Sebelum berdoa mulailah dengan pertanyaan, "Apakah ada keluarga, teman, atau mungkin kalian sendiri yang sakit dan ingin didoakan?" Setelah beberapa anak memberikan jawaban mereka, mulailah berdoa dan meminta Tuhan menolong anak-anak atau keluarganya yang sedang menderita sakit.

Masa Kecil Yesus

Masa Kecil Yesus

Bahan bacaan:Lukas 2:39,40
Pokok pelajaran:
Rencana Allah atas pertumbuhan Yesus dan bagaimana Dia belajar dalam keluarga-Nya.
Tujuan pelajaran:
Selama pelajaran ini diharapkan murid dapat:
mengidentifikasikan cara yang dilakukan keluarga Yesus untuk menolong-Nya bertumbuh dan belajar;
mengaplikasikan kebenaran Alkitab dalam keluarga yang dapat menolong anak untuk belajar;
memohon kepada Tuhan untuk menolong anak-anak belajar dan taat akan firman Tuhan.
Cerita Alkitab (15 menit):
YESUS BERTUMBUH BESAR
Kita sudah sering berbicara mengenai bagaimana Yesus menolong kita dalam belajar dan bertumbuh. Mari kita sama-sama belajar bagaimana Maria dan Yusuf mendidik Yesus saat Dia bertumbuh besar.
Ketika Yesus masih anak-anak, Dia hidup bersama dengan Maria dan Yusuf di kota Nazaret. Yusuf adalah seorang tukang kayu. Mungkin Yusuf juga memunyai sebuah toko kayu kecil di samping rumahnya. Yusuf dapat membuat apa saja dari kayu, seperti meja, kursi, lemari, pintu, dan lain-lain. (Tunjuklah barang-barang dari kayu yang ada di ruang kelas.) Dia menjual semua itu untuk kebutuhan hidup keluarganya.
BELAJAR DI TOKO KAYU
Dalam pertumbuhan Yesus, tentu saja Yusuf harus mengajar Yesus bagaimana caranya menggunakan gergaji dan palu. (Buatlah suara gergaji dan palu.) Zzzzz!Zzzzz!Zzzzzz! Begitu suara gergaji saat dipakai untuk memotong kayu. Tuk! Tuk! Tuk! Begitu suara palu saat Yesus memukulkan palu pada paku untuk menyatukan dua buah kayu. Kadang-kadang Yesus memang membantu Yusuf, misalnya membersihkan kayu dari serpihan gergaji atau menyapu ruangan tempat Yusuf bekerja.
Ketika Yesus bertambah besar, Allah memberikan anak-anak lagi kepada Maria dan Yusuf. Yesus menjadi anak yang tertua dalam keluarga. Dia mungkin membantu ibu-Nya menjaga adik-adik-Nya. Dia adalah seorang kakak yang baik.
BELAJAR DI SEKOLAH
Yesus memunyai hari ulang tahun. Di usia satu, dua, tiga tahun, Dia belajar berjalan dan berbicara. Di usia empat dan lima tahun Dia belajar bagaimana berlari dan melompat! Kemudian semakin lama usia Yesus sampai pada saat Dia harus bersekolah. Sekolah-Nya ada di Nazaret, di sebuah tempat yang disebut Sinagoge, tempat di mana orang bertemu untuk berdoa dan membaca firman Tuhan.
Yesus belajar membaca dari sebuah buku besar yang disebut gulungan kitab atau perkamen. Dia belajar banyak kitab, sama seperti yang kita pelajari di sekolah minggu! Dan Yesus mungkin belajar menulis dengan membuat tulisan di atas tanah. (Buatlah tulisan dengan jari Anda di papan tulis atau di kotak pasir yang ada di ruang kelas.)
BELAJAR DI RUMAH
Di rumah, Maria dan Yusuf mengajari anak-anak mereka mengenai Allah. Mereka berdoa bersama. (Katupkan jari-jari Anda.) Mereka menceritakan kisah-kisah Alkitab yang sama kepada Yesus dan adik-adik-Nya, dan juga sama dengan yang kalian dengar dari orang tua atau gurumu. Yesus patuh kepada semua yang dikatakan firman Tuhan. Dia bertambah dan bertambah besar! Dalam pertumbuhan-Nya, Allah mengasihi dan menolong-Nya melalui berbagai macam cara.
Doa:
Ya, Tuhan, terima kasih atas keluarga kami. Terima kasih Engkau mengasihi keluarga kami. Ajar kami untuk mengasihi keluarga kami pula. Di dalam nama-Mu kami berdoa. Amin. (t/Davida)
Sumber:
Gospel Light Living Word Curriculum: Teach Me About Jesus, Living Word Curriculum Division, , BabJesus Grows Up, halaman 33 -- 36, Gospel Light, Ventura, USA, 1993.

Kesempatan Baru

Kesempatan Baru
Tema:
Tahun baru menyediakan kesempatan baru bagi kita.
Ayat Alkitab:Yesaya 43:19
Alat peraga:
Krayon baru
Penyampaian:
Selamat pagi! Bulan ini adalah bulan yang sangat istimewa. Bulan pertama di Tahun Baru! Dalam tahun baru 2007 ini, kita punya 365 hari. Setiap hari adalah karunia khusus dari Tuhan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam hari lepas hari di tahun 2007 ini, tetapi setiap hari adalah suatu karunia bagi kita.
Tahun baru kita ini seperti sekotak krayon yang baru. Apakah kamu suka menggambar? Bukankah menyenangkan sekali memunyai krayon baru? Kalau sudah lama dipakai, krayon menjadi jelek. Ujungnya tidak lagi tajam. Kadang-kadang kertas gambarnya jadi sobek karenanya. Kadang-kadang krayon itu juga sudah pecah-pecah. Bukankah menyenangkan sekali mendapat krayon baru? Krayon-krayon itu benar-benar baru; masing-masing memunyai ujung yang masih tajam dan utuh.
Tahun baru kita seperti kotak krayon yang baru. Bahkan lebih baik lagi, setiap hari itu seperti kotak krayon yang baru. Setiap hari adalah karunia Tuhan yang baru. Akan ada hal-hal baru yang dapat dipelajari dan teman-teman baru. Akan ada banyak cara kita menunjukkan bahwa Tuhan hidup di dalam hidup kita. Kalau kita mengalami hari yang tidak menyenangkan, kita tahu bahwa hari yang baru sudah menunggu di hadapan kita. Bagian terbaik dalam setiap hari baru adalah bahwa Tuhan selalu bersama kita. Tuhan selalu bersama kita di mana pun kita berada atau apa pun yag sedang kita kerjakan.
Pagi ini, saya membawa krayon-krayon baru untuk kamu. Setelah kamu memakai krayon ini, ingatlah bahwa kita bukan saja mendapat tahun yang baru ini, tetapi setiap hari juga adalah suatu awal yang baru dan suatu karunia yang indah dari Tuhan bagi kita.
Sumber:
Ceritakan untuk Anak-anak Sekolah Minggu (Buku 2): Sebuah Sumber Ibadah, Donna McKee Rhodes, , halaman 17 -- 18, Gospel Press, Batam Centre, 2002.

Seorang Gadis yang Hidup Kembali

Seorang Gadis yang Hidup Kembali
Yairus adalah seorang pemimpin Yahudi yang menyembah Tuhan dan mengajarkan firman Tuhan kepada orang lain. Suatu hari, suatu hal yang sangat buruk menimpa Yairus. Anak perempuan yang sangat dikasihinya, yang berusia dua belas tahun, jatuh sakit. Tak ada seorang pun yang dapat menyembuhkannya karena penyakit yang diderita gadis ini sangatlah parah. Yairus tahu bahwa anaknya akan mati. Hanya ada satu orang yang dapat menolong anak perempuannya. Yairus mencari Yesus dan mengajak Yesus ke rumahnya. Yairus mungkin tahu bahwa teman-temannya di gereja tidak menghendaki Yesus. Tetapi Yairus tidak memedulikannya. Dia harus segera meminta bantuan sebelum anaknya meninggal.
Yairus menemukan Yesus di tengah-tengah kerumunan orang. Ia berlutut kepada Yesus. "Anak perempuanku akan mati," katanya dengan memelas dan putus asa. "Datanglah dan letakkan tangan-Mu kepadanya agar anakku sembuh dan tetap hidup."
Yesus datang ke rumah Yairus. Tetapi mereka tidak bisa segera ke sana karena banyaknya orang yang berkerumun. Ada seorang wanita yang sudah dua belas tahun sakit. Dia telah pergi ke semua dokter (dan seluruh uangnya telah habis) tanpa mendapatkan hasil. Ia begitu ingin bertemu dengan Yesus!
Apa yang bisa dilakukan oleh perempuan itu? "Jika aku bisa menyentuh jubah-Nya, aku akan sembuh," gumam perempuan itu. Ia mendekatkan dirinya kepada Yesus, lalu mengulurkan tangannya dan menyentuh jubah Yesus.
Suatu mujizat terjadi! SUATU MUJIZAT TERJADI! Perempuan itu sembuh. Saat itu juga! Ia benar-benar sembuh! Ia tahu bahwa ia sudah sembuh dan sehat kembali seutuhnya. Tetapi kemudian ada yang berkata, "Siapa yang menyentuh Aku?" tanya Yesus. Kerumunan itu menyentuh-Nya. Tetapi perempuan yang disembuhkan itu tahu Ia ingin agar dirinya mengatakan apa yang baru saja terjadi kepada-Nya. Segera ia mengatakan apa yang baru saja terjadi kepada-Nya.
Kemudian, para pelayan di rumah Yairus datang. Wajah mereka menunjukkan kabar buruk sebelum mereka mengatakannya. "Anak perempuanmu meninggal!" kata mereka kepada Yairus. Meninggal! Sudah terlambat. Mungkin, bila perempuan itu menunda keinginannya ....
Ketika Yesus mendengar hal itu, Dia menjawab, "Jangan takut; percayalah, maka ia akan sembuh." Sesungguhnya, tidaklah sulit bagi Yairus untuk benar-benar percaya kepada Yesus, meskipun anak perempuannya telah meninggal.
Di rumah Yairus, semua orang bersedih dan berduka karena kematian gadis itu. "Dia tidak meninggal, tetapi ia sedang tidur," kata Yesus kepada mereka. Orang-orang itu menertawakan-Nya. Mereka tahu bahwa gadis itu telah meninggal.
Yesus menyuruh semua orang keluar dari rumah itu, Ia menarik tangan anak itu dan berkata, "Anak-Ku, bangunlah."
Yairus ada di sana saat itu, demikian pula istrinya, dan tiga orang murid Yesus. Mereka semua mendengarkan kata-kata Yesus. Akankah gadis kecil yang sudah meninggal itu juga mendengarkan perkataan Yesus? Gadis yang sudah meninggal itu mendengarkan perintah Yesus! Rohnya kembali dan kemudian ia bangun. Yesus telah membangkitkannya dari kematian.
Orang tua gadis itu benar-benar takjub. Yesus menyuruh mereka untuk memberi makan gadis itu. Betapa bahagianya mereka; betapa mulianya Yesus. Kasih dan kuasa-Nya yang indah membangkitkan kembali anak mereka.
(Gadis yang dibangkitkan, suatu cerita dari firman Allah, yang terdapat di Alkitab, di Markus 5 dan Lukas 8)
Bahan diambil dan diedit seperlunya dari:CD SABDA Versi 3.0, BibleLand No. 0201-0217

Kemiskinan: Bahkan Remah-Remah Pun Tidak

Kemiskinan: Bahkan Remah-Remah Pun Tidak
REFLEKSI UNTUK ORANG TUA/GURU
Dalam sepuluh tahun terakhir ini, dengan adanya jaringan media global, kita dapat menjadi saksi mata atas kemiskinan yang mengerikan. Sebagian orang yang miskin dan tersisih terpaksa mengaduk-aduk tempat sampah, sementara yang lain menderita dan sekarat, bahkan tanpa ada yang sempat mereka pungut dari tempat sampah. Setiap hari kita melihat mereka saat kita keluar untuk makan malam atau berangkat kerja. Kita pun dapat menyaksikan mereka setiap malam melalui televisi dan melihat foto mereka melalui majalah-majalah.

Namun, kemiskinan mereka tak berarti bila dibandingkan kemiskinan rohani yang sangat mengerikan, yang dialami oleh mereka yang tidak mau memberi dan memerhatikan orang-orang miskin karena prinsip-prinsip politik dan ketamakan. Sikap masa bodoh terhadap kebutuhan dasar dari mereka yang diciptakan menurut gambar Allah sama dengan masa bodoh terhadap Allah.

Namun, sukar dimengerti dari mana kita harus mulai mengatasi masalah sehingga sering kali kita tidak berbuat apa-apa. Banyak orang yang memberikan uang, namun hanya ada sedikit orang yang mau memberikan waktu mereka, apalagi yang mau memberikan diri mereka.

Bacaan Alkitab minggu ini mengambil tema yang kerap disuarakan, yaitu tanggung jawab kita terhadap saudara-saudara kita. Allah mengharapkan kita memerhatikan orang lain. Tentu saja tidak dalam bidang yang sama. Kita dipanggil untuk berkarya dalam berbagai bidang sesuai dengan kreativitas masing-masing demi kepentingan orang lain yang membutuhkan. Tetapi kita tidak boleh menjadi penonton. Jika kita mengabaikan kebutuhan orang lain, kita masuk dalam bilangan orang-orang yang miskin secara rohani. Kemiskinan kita berasal dari kurangnya belas kasihan, kemurahan, dan keadilan yang merupakan panggilan Sang Pencipta bagi kita.

REFLEKSI UNTUK SELURUH ANGGOTA KELUARGA/KELAS
Hal pertama yang saya lakukan setiap kali bangun pagi adalah turun ke bawah dan menyiapkan makan siang yang akan dibawa Sarah dan Matthew ke sekolah. Mereka sudah berpesan agar dibawakan roti dengan selai buah, bukan kue keju dan biskuit. Dan saat sarapan mereka bertanya, "Bolehkah hari ini saya minta kuenya dua potong?"

Saya senang anak-anak saya dapat menikmati hal-hal semacam ini. Saya senang mereka dapat ke sekolah dengan perut kenyang dan juga bekal makan siang. Tetapi saya juga tahu bahwa tidak setiap anak di dunia ini dapat menikmati hal yang demikian. Saya sering bertanya-tanya bagaimana seandainya anak-anak saya berangkat ke sekolah tanpa sarapan dan bekal makan siang? Bagaimana perasaan saya jika cuaca dingin dan mereka tidak memakai baju hangat dan sepatu? Bagaimana perasaan mereka? Bagaimana perasaan Anda?

Allah menghendaki kita bertanggung jawab satu terhadap yang lain. Itu berarti kita diminta saling memerhatikan dan peka akan kebutuhan orang lain. Apa yang dapat Anda lakukan berkenaan dengan hal ini? Minggu ini adalah saat yang tepat untuk mulai merenungkan pertanyaan ini.

PELAJARAN

Hari 1: Memberikan Persepuluhan dan Memerhatikan Orang MiskinUlangan 14:28-29; 15:7-11
Apa yang harus diberikan kepada orang miskin dan orang yang membutuhkan?
Menurutmu, apakah lima hal terpenting yang harus dipunyai setiap orang agar dapat hidup layak?

Hari 2: Tanggung Jawab Terhadap Orang MiskinUlangan 24:14-22
Apa yang harus diberikan kepada orang asing, anak yatim, dan para janda?
Apa yang gereja Anda lakukan untuk membantu orang miskin? Bagaimana Anda dapat berbuat lebih banyak?

Hari 3: Seorang Janda dan Nabi Elia1Raja-Raja 17:8-24
Janda itu sudah berputus asa. Apa yang hendak dilakukannya ketika Nabi Elia menjumpainya?
Tahukah kamu suatu tempat di mana terdapat orang-orang yang mengalami kelaparan dan persoalan? Apa yang dapat kamu lakukan?

Hari 4: Doa Mohon Berkat Allah untuk RajaMazmur 72
Bagaimana kamu dapat menggambarkan tentang raja ini?
Adakah kamu mengetahui seorang tokoh dunia yang berjuang keras dalam menolong orang miskin dan mereka yang membutuhkan? Apa yang ia lakukan?

Hari 5: Orang Kaya dan LazarusLukas 16:19-31
Mengapa Lazarus tidak diizinkan memperingatkan keluarga orang kaya itu?
Mungkin di antara orang-orang yang kamu jumpai setiap hari ada seseorang yang membutuhkan pertolongan. Bagaimana kamu dapat membantu orang itu, baik secara langsung maupun tidak langsung?

Hari 6: Iman dan PerbuatanYakobus 2:1-17
Kapan iman disebut mati?
Adakah anggapan-anggapan tertentu yang tidak benar tentang orang miskin di kota Anda? Bagaimana Anda dapat mengetahui lebih banyak tentang keadaan mereka yang sebenarnya?
AKTIVITAS KHUSUS:
KELAPARAN
Pada suatu kesempatan makan malam atau makan bersama dalam kelas, hidangkanlah sebuah menu kejutan, yaitu semangkuk nasi untuk seluruh kelas dan segelas air untuk setiap orang. Anda tak perlu berkata apa-apa; dengarkan bagaimana setiap peserta berkomentar mengenai menu tersebut. Adakah yang menggerutu? Adakah yang terkejut? Jelaskan pada mereka bahwa ada banyak orang di dunia yang pergi tidur malam itu hanya dengan makanan seperti yang mereka hadapi saat itu. Bicarakanlah perbedaan antara menu tersebut dengan menu yang biasa dinikmati keluarga Anda. Kemudian, jika Anda menghendaki, hidangkanlah makanan dengan menu lengkap. Namun, pakailah pengalaman yang mengejutkan ini untuk memotivasi agar keluarga Anda turut memikirkan tentang masalah kelaparan.

Tentukan jadwal untuk pergi ke toko makanan dan membeli makanan kaleng untuk disumbangkan ke organisasi atau gereja yang menangani kelaparan di daerah Anda. Jika memungkinkan, bantulah menyediakan makanan bagi para tunawisma.
Sumber:
Belajar Bersama, Janice Y. Cook, , halaman 153 -- 155, Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1999.
Lingkungan: Irama Kehidupan
REFLEKSI UNTUK ORANG TUA/GURU
Dalam puisi karya Maya Angelou, "The Pulse of the Morning", yang dibacakan pada upacara pelantikan Presiden Clinton, kita dapat merasakan adanya suatu irama kehidupan, pasang surutnya dunia, dan bagaimana kita berhubungan dengan dunia dan dengan sesama. Mula-mula kita diberi suatu gambaran besar, kemudian kata-kata puisi itu mengarah kepada tanggung jawab pribadi yang disimpulkan dalam baris penutup puisi itu: "Good morning" (selamat pagi). Sebuah puisi yang sangat indah.

Gambaran besar dalam puisi tersebut berbicara tentang bagaimana kita sebagai makhluk hidup mengasihi sekaligus membenci planet bumi yang diberikan sebagai tempat kita hidup. Kita mengasihi dan menjelajahinya, serta melukis, menulis, dan membuat lagu tentangnya. Kita menunjukkan penghargaan dengan mendirikan berbagai taman dan museum. Bumi tak pernah berhenti memberi kita inspirasi dan dorongan untuk terus maju. Namun, kita juga membenci, mengeksploitasi, mencemari, mengotori, menggali, mengebor, dan menghisapnya hingga kering. Kita hanya memikirkan kebutuhan kita sendiri saat ini dan bertindak seperti anak-anak yang tak bertanggung jawab baik terhadap masa kini maupun masa yang akan datang.

Orang Kristen seharusnya memiliki tanggung jawab yang besar terhadap bumi ini sebab kita memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang Sang Pencipta. Pemahaman tersebut juga mengungkapkan apa yang diharapkan dari diri kita. Bagaimana dunia diperlakukan bukan tanggung jawab para pengusaha atau perusahaan saja, namun tanggung jawab kita semua. Suara kita harus didengar oleh mereka yang tidak dapat atau tidak bersedia mendengarkan suara angin, air terjun, atau burung camar.

Dapatkah pemikiran ini dikategorikan sebagai ideologi "hati yang terluka?" Sebenarnya, itulah gambaran yang tajam dan sempurna. Hati yang terluka bukanlah hati yang beku atau keras karena keegoisan dan ketamakan, melainkan hati yang dipenuhi dengan kasih sayang dan hikmat; hikmat yang melihat bahwa kita membutuhkan bumi ini dalam keadaan yang baik.
REFLEKSI UNTUK SELURUH ANGGOTA KELUARGA/KELAS SM
Anak-anak saya menyukai pantai. Kami tinggal di San Diego dan itu berarti kami dapat menikmati pemandangan pantai hampir sepanjang tahun. Sebagian orang suka berkemah atau mendaki gunung. Mungkin kamu suka berenang, bermain layang-layang, atau bersepeda.

Bumi adalah tempat tinggal yang menyenangkan. Allah telah membuatnya demikian. Allah juga ingin agar kita memelihara bumi ini. Dan Allah membuat kita masing-masing bertanggung jawab untuk melakukan bagian kita dalam memelihara bumi ini! Namun, bukan hanya kita yang memberi. Bumi juga memberi banyak kepada kita. Segala sesuatu yang kita miliki berasal dari bumi ini. Kita bergantung pada bumi untuk memperoleh makanan, minuman, perlindungan, dan energi. Allah telah menciptakan kita untuk dapat saling bergantung!
PELAJARAN
Hari 1: Allah menciptakan langit dan bumi.Kejadian 1:1-13
Apa yang Allah lakukan untuk menciptakan langit dan bumi?
Apa saja yang dapat kamu lakukan untuk ikut menjaga agar bumi tetap dalam kondisi baik?

Hari 2: Allah menciptakan matahari, bulan, bintang, dan binatang.Kejadian 1:14-25
Apakah perintah yang diberikan kepada makhluk-makhluk ciptaan Allah?
Bagaimana kita sebagai manusia dapat membantu segala ciptaan Allah untuk dapat melakukan perintah di atas? Bagaimana kita dapat menghalangi mereka melakukannya?

Hari 3: Allah menciptakan manusia.Kejadian 1:26-31
Apa perbedaan antara penciptaan manusia dan penciptaan segala makhluk yang lain?
Sebutkan dua kebaikan dari setiap anggota keluarga Anda!

Hari 4: Allah menghancurkan ciptaan oleh karena dosa.Kejadian 7:1-5, 11-12, 15-17, 21-24
Allah melihat betapa jahatnya dunia saat itu. Tak ada kebaikan di antara umat manusia kecuali dalam diri Nuh, istri, anak-anaknya, dan menantunya. Allah memutuskan bahwa bumi harus dihancurkan untuk mengawali suatu permulaan yang baru dan Tuhan memberitahu Nuh tentang dunia yang baru.

Siapa yang Allah selamatkan ketika dunia dihancurkan? Mengapa?
Adakah sesuatu yang ingin kamu hapus dalam hidupmu? Bagaimana kamu akan memulai hidupmu kembali?

Hari 5: Allah memperbarui dunia dan memberikan sebuah janji.Kejadian 8:20-9:17
Perjanjian itu seperti suatu kesepakatan. Dengan siapa Allah membuat perjanjian yang baru?
Bagaimana perjanjian Allah membuat kita bertanggung jawab terhadap semua ciptaan?

Hari 6: Semua ciptaan memuji Allah.Mazmur 148
Mengapa semua ciptaan harus memuji Allah?
Dari semua ciptaan Allah, manakah yang menurutmu merupakan karya yang paling mengagumkan?

AKTIVITAS KHUSUS:
BERBURU HARTA KARUN
Rencanakan sebuah piknik ke suatu tempat favorit di luar ruangan. Anda boleh pergi ke sebuah taman, pantai, padang rumput, atau cukup halaman belakang rumah/kelas Anda sendiri. Setiap orang diberi sebuah kantung dan daftar benda-benda yang harus mereka cari. Jika anak-anak Anda masih sangat kecil, mereka dapat bekerja berpasangan. Dalam daftar itu cantumkan satu jenis sampah dan benda-benda yang sudah ada di sana seperti dedaunan, buah polong, bunga cemara, kulit kerang, bebijian, bunga-bunga, kerikil. Orang pertama yang berhasil mengumpulkan semua yang tertulis dalam daftar adalah pemenang lomba berburu "harta karun" itu.

Jika semua sudah menyelesaikan perburuan, keluarkan semua isi kantung tersebut di tanah. Taruhlah sampah-sampah di atas timbunan harta karun yang lain. Diskusikanlah bagaimana sampah membuat segala sesuatu yang lain tampak jelek. Sebelum meninggalkan tempat itu, kumpulkanlah sampah yang ada di situ, masukkan ke kantung yang Anda bawa dan buanglah pada tempatnya.
Sumber:
Belajar Bersama, Janice Y. Cook, , halaman 147 -- 149, Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1999.

Dua Sahabat

Dua Sahabat

Inge mempunyai dua sahabat, namanya Tisna dan Rima. Pada suatu hari, ketika Inge sedang menghadapi kesulitan, Tisna berpura-pura tidak mengenal Inge. Tetapi Rima berusaha sedapat mungkin menolong Inge agar ia terlepas dari kesulitannya.

Yang manakah yang dapat disebut sahabat sejati?
Renungan Singkat tentang Sahabat
Siapakah nama kedua sahabat Inge? Siapakah di antara mereka yang tetap bersama Inge ketika Inge menghadapi kesulitan? Dan siapakah yang tidak mempedulikan Inge?

Pernahkah kamu mendengar istilah "teman di saat kita senang? Itulah istilah bagi seorang sahabat yang mau menolong kita hanya bila segala sesuatu berjalan dengan lancar. Yang manakah dari kedua sahabat Inge yang dapat kita sebut "teman di saat kita senang"?
Sahabat yang bagaimanakah yang disebut sahabat sejati? Sahabat yang bagaimanakah yang kamu inginkan? Dan kamu ingin menjadi sahabat yang bagaimana? "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu," ayah membacakannya dari Alkitab malam itu.

"Ayat yang manakah itu?" tanya Inge.
"Amsal 17:17," kata ayah. Kemudian Inge menceriterakan kepada ayah dan ibunya tentang kedua sahabatnya.

Ayah dan ibu pun berdoa bersama Inge. Mereka memohon agar Inge menjadi seorang sahabat yang sejati di saat salah seorang sahabatnya menghadapi kesulitan. Apakah kamu juga seorang sahabat yang sejati?
Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu

1. Cobalah ingat beberapa sahabatmu yang sejati. Sebutkan nama mereka. Apakah kamu termasuk yang menyebutkan ayah dan ibumu? Apakah juga termasuk Tuhan Yesus di dalamnya?
2. Tuhan Yesus berkata, "Aku menyertai kamu senantiasa" (Mat 28:20). Dapatkah kamu meminta seseorang menjadi sahabat yang lebih baik daripada Tuhan Yesus? Bacaan Alkitab
Matius 28:20 dan Amsal 17:17.

Kebenaran Alkitab
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi saudara dalam kesukaran (Amsal 17:17).

Doa
Terima kasih, Tuhan Yesus, karena Engkau adalah Sahabat yang sejati. Ajarkanlah saya menjadi sahabat-Mu yang sejati dan juga sahabat yang sejati bagi orang lain. Amin.
Sumber:
100 Renungan Singkat untuk Anak-anak, V. Gilbert Beers, , halaman 98 - 99, Yayasan Kalam Hidup, Bandung.

Mari Kita Mengembangkan Talenta dari Tuhan

Mari Kita Mengembangkan Talenta dari Tuhan
Tujuan: Anak memahami apa yang dimaksud dengan talenta, dan menyadari talenta-telenta yang ia miliki serta bertekad untuk mengembangkannya. Kreasi Simulasi -- Potret Sahabatku: Berikan anak kertas kosong dan minta mereka menggambar ciri seorang teman di sebelah kirinya. Jika semua anak menggambar teman sebelah kirinya, maka berarti anak akan digambar oleh satu teman di sebelah kanannya. Hasil lukisan harus menunjukkan ciri seseorang tanpa boleh menyertakan nama anak yang digambar tersebut. Tidak perlu digambar lengkap, cukup yang menjadi cirinya saja. Jadi misalnya, cukup gambar ciri bajunya, atau ciri matanya, dan sebagainya. Kali ini, di samping ciri yang digambar, setiap anak harus juga mencoba menuliskan kelebihan kemampuan anak yang digambar tersebut (yang agak menonjol), misalnya: pandai menyanyi, ramah, rajin, dan sebagainya. Mintalah mereka menuliskan profesi apa yang cocok untuk anak tersebut, misalnya: cocok jadi dokter, guru, pendeta dan seterusnya. Setelah itu, guru mengumpulkan gambar-gambar tersebut tanpa nama, kemudian kembali dibagikan secara acak, sehingga setiap anak memperoleh satu gambar. Setiap anak diminta menebak siapakah anak yang dimaksud oleh gambar tersebut. Guru memberikan wawancara, terutama soroti kelebihan yang dikenali anak lain tentang diri seoarang anak. Tanyakan pada anak tersebut, "Apa benar kamu ingin menjadi dokter?" (jika tidak mau jadi dokter, kamu ingin jadi apa?) Dengan wawancara singkat, guru dapat menggali talenta-talenta yang dimiliki anak tersebut, dan meminta anak tersebut memikirkan talentanya. Acara akan semakin sampai pada tujuannya, jika kemudian setiap anak diberi kesempatan menuliskan apa talentanya. Dan acara ditutup dengan mengajak anak-anak bersyukur atas talenta tersebut, dan meminta pimpinan Tuhan agar dapat mengembangkannya.
Sumber:
Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu, Paulus Lie, , halaman 124 - 125, Yayasan Andi, Yogyakarta, 1999.

Allah Memelihara Yusuf

Allah Memelihara Yusuf
Untuk Pembina:
Bacalah Kejadian 35-50.
Pelajarilah pasal-pasal itu.
Siapkanlah diri anda untuk bercerita.
Potifar seorang perwira raja di Mesir.Potifar sama seperti seorang presiden atau raja, tetapi dipanggil Potifar.
Katakan kepada Murid-murid:Carilah sifat-sifat Allah yang dinyatakan dalam cerita ini.
Bacakan:Kejadian 39:1-6
Cerita:Yakub mempunyai banyak anak laki-laki; tetapi Yakub lebih mengasihi Yusuf daripada anak-anaknya yang lain, karena Yusuf lahir pada waktu Yakub sudah tua. Pada suatu hari, Yakub memberi Yusuf sebuah jubah yang bagus sekali. Jubah itu dibuat dari kain yang berwarna bagus.
Allah menyatakan kepada Yusuf, kelak Yusuf akan menjadi pemimpin orang tuanya dan kakak-kakaknya. Kakak-kakak Yusuf menjadi sangat iri hati dan mereka membenci Yusuf. Pada suatu hari, Yusuf disuruh pergi mencari kakak-kakaknya yang sedang menggembalakan domba- dombanya. Ketika kakak-kakaknya melihat Yusuf, mereka memutuskan akan membunuhnya. Tetapi Ruben salah seorang kakak Yusuf, berkata, "Jangan membunuh dia, lemparkan saja ke dalam sumur ini." Ruben bermaksud menyelamatkan Yusuf dan menyuruh dia pulang ke rumah. Lalu mereka menyeret dia dan menanggalkan jubah Yusuf lalu melemparkan Yusuf ke dalam sumur kering. Tiba-tiba mereka melihat beberapa pedagang yang sedang menuju ke Mesir. Saudara-saudara Yusuf berunding bersama dan menyetujui untuk menjual Yusuf kepada pedagang-pedagang itu. Yusuf dijual dengan harga 20 keping perak. Lalu mereka menyembelih seekor kambing dan mencelupkan jubah Yusuf ke dalam darah kambing itu. Kemudian jubah itu mereka bawa kepada Yakub. Yakub menangis dan memakai baju berkabung karena dia sedih sekali memikirkan Yusuf yang mati dikoyak binatang.
Sementara itu Yusuf telah dibawa ke Mesir dan dijual kepada seorang perwira raja sebagai budaknya. Waktu Yusuf di Mesir, terjadilah suatu salah paham sehingga dia dipenjarakan. Waktu Yusuf dalam penjara, raja bermimpi. Raja itu diberitahu bahwa Yusuf dapat menjelaskan arti mimpinya. Maka raja menyuruh pelayannya memanggil Yusuf. Dengan pertolongan Allah, Yusuf dapat menjelaskan arti mimpi raja. Yusuf berkata, "Nanti akan ada masa penuh kemakmuran di seluruh negeri Mesir. Setelah itu akan ada masa kelaparan selama tujuh tahun. Masa yang penuh kemakmuran itu akan dilupakan sama sekali, karena masa kelaparan itu begitu hebat sehingga negeri itu menjadi tandus." Raja merasa senang sekali karena Yusuf dapat menjelaskan mimpinya. Lalu Yusuf diangkat menjadi gubernur seluruh Mesir. Yusuf diberi kuasa untuk mengatur semua hasil panen di Mesir supaya ada cukup makanan untuk tujuh tahun.
Sesudah tujuh tahun, ada masa kelaparan di Mesir. Juga, ada masa kelaparan di Kanaan, tempat tinggal Yakub dan anak-anaknya. tetapi masih ada gandum di Mesir, itulah hasil pekerjaan Yusuf dalam mengelola hasil panen.
Yakub mendengar bahwa masih ada gandum di Mesir. Lalu dia mengutus anaknya untuk membeli gandum. Maka pergilah kesepuluh kakak Yusuf itu ke Mesir. Ketika Yusuf melihat kakak-kakaknya ia mengenali mereka, tetapi kakak-kakaknya tidak mengenali Yusuf. Kemudian Yusuf menyatakan dirinya kepada mereka. Mereka takut sekali kalau-kalau Yusuf akan menghukum mereka. Tetapi Yusuf telah mengampuni mereka. Bahkan Yusuf menyuruh mereka membawa ayahnya ke Mesir untuk tinggal di situ bersama-sama.
Waktu kakak-kakak Yusuf kembali ke Kanaan, mereka bercerita kepada ayahnya, Yakub, mengenai semua yang sudah terjadi. Yakub dan semua saudaranya pergi ke Mesir. Mereka terdiri dari 75 orang. Tepat seperti janji Allah, mereka sudah menjadi banyak. Allah telah berkata bahwa cucu-cucu Abraham akan pergi ke negeri lain dan menjadi budak di situ selama 400 tahun.
Allah berkata, bahwa Yakub tidak usah takut pergi ke Mesir sebab pada suatu saat, Allah akan mengembalikan keturunannya di Kanaan. Waktu Yakub dan keluarganya tiba di Mesir, raja itu sangat baik hati terhadap Yakub. Raja memberi tanah yang paling baik kepada Yakub dan keluarganya, orang Israel itu. Sesudah lama kemudian, Yakub meninggal di Mesir.
Tanyakan kepada Murid-murid:Sifat-sifat Allah yang mana yang dijelaskan dalam cerita ini? Bagaimana sifat-sifat Allah itu dinyatakan?
Sifat-sifat Allah dalam Cerita Ini:
Allah itu Mahakuasa -- Allah menguasai pikiran kakak-kakak Yusuf. Allah tidak mengizinkan mereka itu membunuh Yusuf. Allah memberkati Yusuf di Mesir. Allah menghendaki Yakub dan semua keluarganya pergi ke Mesir.
Allah itu Mahabenar -- Allah tidak pernah melupakan orang Israel waktu mereka ada di negeri Mesir. Kasih-Nya terus menerus dilimpahkan untuk bangsa Israel.
Allah itu Mahakasih -- Allah menyertai Yusuf selama dia di negeri Mesir. Walaupun Yusuf mengalami banyak kesukaran, karena kasih dan penyertaan Allah akhirnya Yusuf dapat melalui semua itu.
Pertanyaan:
Mengapa Yusuf dibawa ke Mesir? (Karena Allah menghendaki begitu).
Apa rencana Allah bagi Yusuf selama di Mesir? (Menjadi gubernur).
Walaupun kakak-kakak Yusuf menjual Yusuf sebagai seorang budak, Allah masih berkuasa. Mengapa? (Sebab Allah mempunyai suatu rencana khusus bagi Yusuf selama di Mesir).
Bagaimana Yusuf dapat dibebaskan dari penjara? (Allah menyatakan arti mimpi raja kepada Yusuf).
Alat Peraga:Carilah gambar tentang kehidupan Yusuf dan pengalamannya. Pakailah gambar-gambar itu sambil Anda bercerita.
Sumber:
Sampaikan Cerita Keselamatan: Menyatakan Sifat-sifat Allah dan Kebenaran-Nya, Dell & Rachel Schultz, , halaman 59 - 62, Lembaga Literatur Baptis.

Kamar Nomor 205

Kamar Nomor 205
Bahan mengajar berikut ini dapat menjadi satu pilihan cerita ketika kita ingin memberikan contoh tentang bagaimana seharusnya kita sebagai orang Kristen yang menghadapai kematian. Cerita ini juga dapat menjadi satu bahan cerita untuk PASKAH.
KAMAR NOMOR 205Oleh: Esther
Bau obat bius tercium di sepanjang lorong rumah sakit, Ishak berjalan perlahan-lahan. Ia sengaja berlambat-lambat.
Tuk ... tuk ... tuk .... Terdengar pelan suara sepatunya di lantai. Rasanya tak ingin masuk ke kamar 205 tempat Neneknya menderita karena sakit kanker. Nenek tercinta. Ia sayang sekali sama Nenek. Akibat sakit rambut Nenek hampir botak. Tubuhnya semakin lemah. Terkadang ia mengeluh tubuhnya sakit. Ah, kasihan Nenek ....
Tuk ... tuk ... tuk ... tuk ....
Ishak sudah sampai di depan pintu kamar nomor 205. Pintu kamar agak terbuka sedikit. Ia hendak mendorong pintu. Tapi, samar-samar didengarnya suara orang bercakap-cakap. Ia menangkap satu dua kata tentang "mati", "takut". Ia jadi penasaran. Apa yang sedang dibicarakan oleh Ayah dan Nenek? Mengapa tiba-tiba perasaannya jadi gelisah?
Sebenarnya Ishak ingin membatalkan niatnya untuk masuk dan menunggu saja di luar sampai mereka selesai. Tetapi rasa ingin tahunya tentang keadaan Nenek membuat ia terpaksa menguping dari balik pintu. Walaupun ia tahu tidak pantas menguping pembicaraan orang.
Terdengar suara Ayah, "Mami, aku ngerti perasaan Mami. Karena itu kami selalu menemani Mami." Kemudian terdengar suara Nenek. Pelan dan agak terputus-putus. "Aku tahu penyakitku ... nggak bisa sem ... buh. Tapi aku takut Sam. Akhir-akhir ini aku sering takut."
Nenek memanggil Ayah dengan "Sam", singkatan dari Samuel.
"Iya, Mam. Aku tahu .... Kami kan selalu ada dekat Mami. Dan Tuhan juga pasti selalu menyertai Mami." kata Ayah. Tampaknya Ayah berusaha menenangkan Nenek.
"Aku ini rasanya ... berdosa, Sam. Kok takut ... mati .... Aku ini kan percaya ... Kristus ...."
Jantung Ishak rasanya hampir berhenti berdetak mendengar kata-kata Nenek. Apa...?! Nenek akan mati...?! Ia tak tahan lagi. Segera didorongnya pintu dengan tiba-tiba dan berlari menghampiri Nenek sambil berseru, "Nenek nggak boleh mati ...!!"
Ayah dan Nenek terkejut. Mereka tidak menyangka Ishak mendengar percakapan mereka.
"Ishak ...." sapa Nenek.
"Nek, kenapa Nenek bilang begitu? Nenek bilang Nenek sebentar lagi pulang. Nenek juga sudah janji mau kasih aku hadiah kalau aku lulus ujian karate ...."
"Ishak, Ishak ...." Ayah memotong perkataan Ishak sekaligus menenangkannya. "Tenang dulu Is. Nenek nanti makin sedih lihat Ishak begini. Sini, duduk dekat sini," Ayah menarik kursi ke sebelahnya buat Ishak duduk. Ishak menurut.
"Ishak, sebenarnya tadi kamu nggak boleh menguping pembicaraan Ayah dan Nenek," tegur Ayah.
"Maaf, Yah. Tadi sih aku mau duduk di luar waktu dengar Ayah lagi bicara. Tapi aku dengar kok Nenek bilang ...," Ishak ragu-ragu meneruskan. Sesaat mereka terdiam. Tampak Ayah dan Nenek jadi serba salah. Apakah Ishak perlu mengetahui hal yang sebenarnya akan terjadi?
"Hmm ...." Ayah menarik nafas panjang.
Akhirnya Nenek yang lebih dulu bicara, "Sam,... Ishak perlu tahu." Ayah memandang Nenek, masih agak ragu. Tapi lalu menganggukkan kepala.
"Baiklah, kalau Mami ijinkan," katanya. "Is, kamu sudah cukup besar. Kami pikir kamu perlu tahu yang sebenarnya. Menurut dokter, sakitnya Nenek sulit sembuh. Tenang Is .... Lebih baik kamu dengarkan Ayah dulu, Is," kata Ayah ketika dilihatnya Ishak hendak memotong.
"Ini memang berat buat kita semua. Walaupun begitu kita yakin Tuhan akan menguatkan kita menghadapi hal ini. Nah, Is, bukan cuma kamu yang sedih. Nenek juga sama sedihnya, karena harus berpisah dengan kamu."
"Nenek ...." Ishak memeluk tangan Neneknya sambil menangis.
"Ishak,... jangan menangis, Is. Sini, Nenek mau tanya. Ishak ngerti nggak ... artinya kematian?" tanya Nenek.
"Artinya ...," Ishak mengusap pipinya yang basah. "Artinya kita dipanggil Tuhan Yesus buat ke surga," Jawab Ishak.
"Pintar ...." Puji Nenek.
"Betul, Is. Setiap anak Tuhan pasti suatu saat akan dipanggil pulang, "Rumah" kita sebenarnya adalah di surga. Jadi kita cuma pisah untuk sementara saja. Nanti kita akan ketemu lagi di surga," kata Ayah.
"Tapi, tapi kenapa Nenek takut pulang ke surga? Kan enak tinggal di surga. Sama-sama Tuhan Yesus."
"Is," tegur Ayah.
Nenek tertawa kecil, "Betul kamu Is. Nenek nggak usah ... takut ya."
"Begini, Is, Ayah jelaskan," kata Ayah. "Walaupun kita tahu kita akan ke surga, tapi waktu menghadapi kematian kita bisa merasa takut. Tapi kita percaya Tuhan pasti akan menenangkan kita. Sehingga akhirnya kematian itu nggak lagi menakutkan, Firman Tuhan bilang, maut sudah nggak ada sengatnya lagi. Maksudnya, sudah nggak bisa mengalahkan kita lagi. Sebab sudah dikalahkan Tuhan Yesus. Ini berarti setiap orang percaya pasti akan masuk surga."
"Oh, iya..." kata Nenek seperti teringat sesuatu, "Sebentar lagi ... Paskah."
"Astaga ...! Sampai lupa kalau empat hari lagi Paskah," Ayah ikut berseru.
Hampir bersamaan dengan itu Ayah baru menyadari ada perubahan dalam diri Nenek. "Mami, aku senang melihat Mami nggak secemas tadi," katanya. Benar. Wajah Nenek tampak lebih cerah.
"Iya, Sam. Rasanya ... aku sekarang sudah siap ... buat ke surga," ujar Nenek sambil terenyum. "Tuhan kita sudah ... menang ... menang ... Dia bangkit dari ... kematian. Sam, aku ... aku sudah siap, Sam."
Ayah dan Ishak terharu mendengarnya. Kemudian mereka bersama-sama mengucap syukur kepada Tuhan. Tuhan Yesus sudah menang. Hai maut dimanakah sengatmu?
Sekarang kamar 205 kosong. Tidak ada lagi Nenek disana. Sekalipun ada pasien, pasti bukan Nenek karena ia sudah di surga.
Sumber:
KITA - Majalah Kristen untuk Anak-anak, , Edisi 47 tanggal/tahun 1997, halaman 24 - 25, Lembaga Reformed Injili Indonesia.

Keluarga Allah

Keluarga Allah

Bahan Mengajar berikut ini dapat Anda pakai dalam ibadah Kelas Besar di SM Anda. Usahakan untuk menciptakan suasana yang komunikatif sehingga anak-anak bebas mengemukakan kembali apa yang sudah mereka dengar. Jika diperlukan buatlah pertanyaan-pertanyaan untuk menolong mereka mendiskusikan apa yang sudah dipelajari.

KELUARGA ALLAH

Sebagai orang Kristen, kita adalah suatu keluarga besar dengan Allah sebagai Kepala Keluarga. Kita adalah "satu kawanan dengan satu gembala" (Yohanes 20:16). Kita juga diumpamakan sebagai satu tubuh. 1Korintus 12:27 mengatakan, "Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya."

Nah, sebagai satu keluarga, kita harus hidup bersama dengan rukun, saling mengasihi, saling memperhatikan dan saling membantu. Dalam hidup satu keluarga dan satu tubuh itu, Alkitab mengatakan janganlah kita saling membedakan satu dengan yang lain. Dalam Tuhan Yesus tidak ada perbedaan yang memisahkan manusia yang percaya kepada-Nya.

Tidak Ada Perbedaan Bangsa"Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh." (1Koritus 12:13)Dalam keluarga Allah tidak ada lagi perbedaan bangsa. Dulu orang Yahudi dan orang Yunani selalu bermusuhan, tidak mau berteman. Mereka merasa berlainan bangsa. Masing-masing membanggakan bangsa sendiri. Tetapi di dalam Yesus Kristus, semua harus saling mengasihi. Jadi tidak ada perbedaan, baik orang Indonesia, Amerika, Korea, Afrika. Semua sama-sama anak Tuhan.

Tidak Ada Perbedaan Suku"Dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu." (Kolose 3:11)Dalam Tuhan Yesus juga tidak ada perbedaan apakah kamu itu orang Ambon, Menado, Cina, Sunda, Jawa, Irian, Timor, atau Dayak. Tidak peduli warna kulitmu hitam, coklat, kuning, sawo matang, putih atau merah. Tidak peduli rambutmu keriting, lurus, ikal, pirang, putih atau botak. Jangan saling mengejek, jangan saling menertawakan karena perbedaan itu. Roma 2:11 mengatakan, "Allah tidak pandang bulu", semua sama di hadapan Allah.

Tidak Ada Perbedaan PekerjaanTidak Ada Perbedaan Pekerjaank Ada Perbedaan Pekerjaan"Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh." (1Korintus 12:13)Ada orang yang bekerja sebagai pembantu, ada yang jadi majikan. Tapi di dalam Tuhan Yesus kita tidak boleh membeda-bedakan orang menurut pekerjaannya. Dengan setiap orang kita harus bisa akrab. Pernahkah kamu bergaul dengan anak pembantumu? Anak tukang parkir, anak tukang kebun, anak sopir, anaknya mbok penjual jamu? Atau kamu hanya mau bermain dengan anak direktur, anak dari orang tua yang punya pekerjaan hebat. Apakah kamu juga berteman dan saling mengasihi dengan anak orang yang pekerjaannya kita anggap rendah?

Tak Beda Orang Asing atau Tidak"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah," (Efesus 2:19)Pernahkan di gerejamu atau di Sekolah Minggumu kedatangan seorang yang baru? Atau pernahkah kamu kedatangan tamu? Atau orang yang tidak kau kenal? Kamu jangan anggap dia sebagai orang asing sehingga tidak mau berkenalan dengannya. Kamu harus menyapanya dengan ramah sebagai saudara. Perkenalkan dia dengan teman- temanmu yang lain supaya anak baru itu betah di kelasmu.

Tak Beda Orang Penting atau Tidak"Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki- Nya." (1Korintus 12:18)Bagi Allah semua orang adalah orang penting dihadapan-Nya. Semuanya mempunyai tempat yang khusus dalam keluarga Allah. Semua penting karena setiap orang adalah salah satu anggota tubuh. Pernahkah kamu merasa jari manismu tidak penting dan kemudian kamu ingin memotongnya? Tidak kan? Dalam keluarga Allah pekerjaan masing-masing orang memang beda, tetapi semua orang itu adalah sama penting. Semua harus kita hormati secara sama.

Tidak Ada Perbedaan Pendidikan"Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri." (Roma 15:1) Ada anak yang pintar, ada anak yang bodoh. Ada anak yang kuat, ada anak yang lemah. Jangan karena engkau lebih pintar atau lebih kuat dari teman-temanmu di gereja, maka kamu menganggap diri sebagai orang istimewa. Bagi Tuhan semua sama. Sebagai satu keluarga, kita jangan membuat perpecahan dengan kesombonganmu. Bahkan Alkitab mengatakan, "Belalah mereka yang lemah." (1Tesalonika 5:14). Jadi kalau kamu pintar, bantulah yang kurang pintar. Kalau kamu kuat, bantulah yang lemah. Kalau kamu mampu, bantulah yang kurang mampu. Kita adalah satu keluarga yang harus saling membantu dan saling mengasihi.

Tak Beda Laki-laki dan Perempuan"Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus." (Galatia 3:28)Dulu perempuan dianggap sebagai orang yang kurang penting. Mereka sering diremehkan dan direndahkan. Tetapi kita sebagai keluarga Allah, laki-laki dan perempuan semua sama. Janganlah saling meremehkan. Anak laki-laki jangan mengejek anak perempuan. Anak laki-laki berteman juga dengan anak perempuan.

Tak Ada Beda Kaya atau Miskin"Bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat?" (Yakobus 2:4)Dalam kitab Yakobus diceritakan tentang orang kaya yang tidak mau berteman dengan orang miskin. Bapak Yakobus menasehati mereka supaya tidak berbuat begitu. Di dalam gereja kita pasti ada yang kaya dan ada yang miskin. Ada yang punya uang banyak, tapi ada yang bayar uang sekolah pun tidak mampu. Kita jangan membuat perbedaan ketika bergaul. Jangan hanya bersikap manis kepada orang kaya tapi judes terhadap orang miskin. Semua di hadapan Allah adalah sama. Justru yang kaya haruslah membantu sesama yang kekurangan. Itulah indahnya hidup bersama dalam satu keluarga Allah.
Sumber:
KITA - Majalah Kristen untuk Anak-anak, , Edisi 13 tanggal/tahun 1993, halaman 4 - 6, Lembaga Reformed Injili Indonesia.

Apakah Kamu Suka Mencuci Piring?

Apakah Kamu Suka Mencuci Piring?

Untuk menolong anak-anak mengerti pentingnya melakukan pekerjaan di rumah, pakailah Bahan Mengajar berikut ini. Berdoalah terlebih dahulu agar Anda diberi hikmat oleh Tuhan sehingga apa yang Anda ajarkan dapat tertanam dalam hati anak-anak.
APAKAH KAMU SUKA MENCUCI PIRING
"Saya tidak mau membantu Ibu mencuci piring!" teriak Mega. "Mencuci piring sungguh tidak menyenangkan dan saya tidak mau melakukannya!"
Ibu tersenyum kepada Mega. "Baiklah, mengapa kamu tidak keluar saja dan bermain-main?" kata ibu.
Pada malam harinya Mega duduk menghadap meja makan. Ia sangat lapar dan bersiap-siap untuk menyantap salah satu masakan ibunya yang enak itu. Lalu ia melihat pada piringnya. Piring itu kotor, persis seperti ketika ia meninggalkannya tadi pagi. Ada sisa telur dan selai di atasnya. Juga masih ada sepotong kecil roti yang tersisa.Renungan Singkat tentang Kebersihan:
Apakah kamu suka makan pada piring yang kotor?Mengapa tidak?
Mengapa mencuci piring yang telah kita pakai itu penting?Mengapa mencuci tangan, pakaian, handuk, sprei dan sarung bantal kita juga penting?Mengapa kamu harus mencuci mobilmu atau mengepel lantai rumahmu atau membersihkan karpetmu?
"Bolehkah saya meletakkan makananmu pada piringmu, Mega?" tanya ibu.
"Oh tidak, terima kasih," kata Mega. "Bolehkah saya mencuci piring saya dulu, Bu?"
"Tetapi saya kira kamu tidak suka mencuci piring ," kata ibu.
"Saya tidak akan pernah berkata seperti itu lagi Bu!" kata Mega. "Saya tidak mau makan pada piring yang kotor, karena itu mulai sekarang saya akan senang menolong Ibu mencuci piring-piring yang kotor."
Menurut kamu, apakah Mega akan mengeluh lagi kalau mencuci piring?Renungan singkat tentang Tuhan Yesus dan kamu:
Alkitab mengatakan bahwa Tuhan Yesus akan menghapuskan dosa-dosa kita. Ia akan menyucikan kita. Bacalah 1Yohanes 1:9.
Mengapa Mega mau mencuci piringnya yang kotor? Bagaimanakah caranya piring-piring kita yang kotor dapat mengingatkan kita kepada dosa di dalam kehidupan kita? Mengapa kamu ingin agar Tuhan Yesus menghapuskan dosa-dosamu?
Sudahkah kamu meminta Tuhan Yesus menghapuskan dosa-dosamu? Kalau belum, maukah kamu melakukannya sekarang juga?
Bacaan Alkitab:
Mazmur 51:1-4
Kebenaran Alkitab:
Jika kita mengakui dosa-dosa kita yang kotor kepada Allah, dan meminta Dia menghapuskannya, maka Ia akan menyucikan kita. (1Yohanes 1:9)Doa:
Ya Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau telah mati bagi dosa-dosa saya. Hapuskanlah dosa-dosa saya dan sucikanlah hati saya. Amin!

Amarah dan Menara yang Roboh

Amarah dan Menara yang Roboh
Sebelum, sesudah, atau pada saat Anda menceritakan kisah ini, ajak anak-anak untuk mengekspresikan kesabaran mereka dengan cara menyusun balok-balok kayu atau karton menjadi sebuah menara yang tinggi. Minta mereka menyusun balok-balok itu setinggi dan sebagus mungkin. Kegiatan ekspresif ini akan sangat membantu mereka dalam hal kesabaran dan ketelatenan mereka. Selamat mengajar!
AMARAH DAN MENARA YANG ROBOH
Andi telah mencoba menyusun balok-balok mainan itu enam kali, tetapi setiap kali ia mencobanya, menara itu selalu roboh.
Pada waktu menara yang disusunnya itu roboh untuk yang ketujuh kalinya, Andi berguling-guling di lantai. Ia memukul-mukul lantai dengan tinjunya. Dan ia mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh seorang pembangun menara yang baik.
"Hmm," kata nenek. "Kelihatannya pembangun menara yang seorang ini seperti menaranya yang rapuh dan tidak kokoh."
Andi berhenti berguling-guling di lantai. Ia tidak meneruskan ucapan-ucapannya yang tidak pantas itu.
"Apa maksud Nenek?" tanya Andi.
"Dalam Alkitab diceritakan tentang menaramu dan juga dirimu. Di situ tertulis tentang apa yang terjadi dengan menaramu dan dirimu," kata nenek.
Andi tampak terkejut. "Apakah itu benar, Nek? Apakah yang dikatakan Alkitab tentang saya dan menara saya?" tanyanya.Renungan Singkat tentang Amarah:
Pernahkah kamu marah sekali? Apakah yang terjadi?Apakah yang kamu rasakan setelah kamu mengalami hal ini?
Apakah akibat dari sifat pemarah?Mengapa anak laki-laki dan anak perempuan tidak boleh memiliki sifat seperti itu?
Seandainya kamu adalah nenek, apakah yang akan kamu katakan kepada Andi tentang sifat pemarah itu?
"Dalam Amsal 25:28 tertulis tentang dirimu dan menaramu," kata nenek. "Ayat ini menyatakan bahwa orang yang tidak dapat mengendalikan dirinya sama seperti sebuah kota yang temboknya roboh. Inilah cara lain untuk menyatakan bahwa anak laki-laki yang tidak dapat mengendalikan dirinya sama seperti menaranya yang roboh."
Andi memperhatikan menaranya yang sudah roboh. Menara itu kini berantakan. Ia telah berusaha keras untuk memperbaikinya, tetapi sekarang hampir semua balok itu berantakan. Menara itu sama sekali tidak sama dengan menara yang telah direncanakannya dengan sangat hati-hati.
"Saya tidak mau seperti menara yang berantakan itu," kata Andi. "Saya ingin lebih seperti menara yang utuh, yang tidak roboh. Saya akan meminta Tuhan Yesus menolong saya mengendalikan sifat pemarah saya mulai dari sekarang."Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu:
Mengapa Andi tidak mau seperti menaranya yang berantakan?Maukah kamu juga seperti itu?
Apakah yang diinginkan Andi agar Tuhan Yesus menolong dia melakukannya?Apakah kamu ingin Tuhan Yesus menolongmu mengendalikan sifat pemarahmu?Mengapa kamu tidak meminta kepada-Nya sekarang juga?Bacaan Alkitab:
Amsal 25:28Kebenaran Alkitab:
Orang yang tidak dapat mengendalikan sifat pemarahnya, seperti kota yang roboh temboknya. (Baca: Amsal 25:28)Doa:
Ya Tuhan Yesus, saya tidak ingin seperti sebuah tembok yang roboh. Saya tidak ingin seperti sebuah menara yang roboh. Tolonglah saya mengendalikan sifat saya sesuai dengan yang Engkau kehendaki. Amin.
Sumber:
100 Renungan Singkat untuk Anak-anak, V. Gilbert Beers, , halaman 198 - 199, Yayasan Kalam Hidup, Bandung.

Memuji Tuhan dengan Penuh Sukacita

Memuji Tuhan dengan Penuh Sukacita
Persiapan:
Mintalah salah seorang pemain gitar untuk memainkan gitarnya dengan suara sumbang untuk mengiringi dua anak yang sedang menyanyikan "Memuji Tuhan Selalu".Pembacaan Alkitab:
Mazmur 100:1-4.Penyampaian:
Kita akan mendengarkan sebuah lagu spesial; dengarkanlah baik-baik.
[Mintalah dua anak menyanyikan "Memuji Tuhan Selalu" diiringi gitar yang sumbang yang dibunyikan keras-keras.]
Bagaimana pendapat kalian tentang lagu spesial ini? Apakah ada sesuatu yang tidak beres?
Gitar ini seperti hidup kita. Kita tak dapat menyanyikan lagu-lagu penyembahan kepada Yesus apabila ada sesuatu yang sumbang atau ada dosa dalam hidup kita. Lagu yang baru saja kita dengarkan itu akan dapat lebih dinikmati apabila kesalahannya dibetulkan. Si "A", coba setem gitarmu. Sekarang mari kita dengar betapa jauh lebih baik nyanyian itu apabila tidak ada yang sumbang lagi.
[Nyanyikan lagu pujian "Memuji Tuhan Selalu" dengan gitar yang sudah disetem dan tidak sumbang lagi.]
Kedengaran lebih baik, bukan?
Marilah kita baca bersama Mazmur 100:4.
Bangsa Israel pergi ke gereja yang kelihatannya berbeda sekali dengan gereja yang kalian datangi. Umat Allah masuk melalui pintu gerbang ke pelataran-Nya untuk menyembah Tuhan. Hanya Imam Besar sajalah yang dapat berbicara dengan Tuhan. Tetapi sekarang, melalui Yesus Kristus, kita dapat berdoa dan bercakap-cakap langsung kepada Allah di gereja atau ketika kita berada di rumah.
Allah meminta supaya kita masuk ke pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur dan ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian. Dengan kata lain, kita tidak hanya hidup penuh sukacita di rumah saja, tetapi juga sewaktu datang ke rumah-Nya kita harus penuh sukacita dan syukur.
Allah sangat berkenan dengan sukacita kita.
Pernahkah secara tiba-tiba ibu menyuruh kalian melakukan sesuatu untuk menolongnya pada saat kalian sedang merasa gembira dan bermain dengan sahabatmu? Sering terjadi kita malah membantah bu kita, sampai dia terpaksa berbicara dengan tegas, "Jika kau tak mau melakukannya, kau akan dihukum!" Akhirnya kalian melakukan apa yang disuruh ibu, tetapi wajah kalian terlihat begitu buruk, lubuk hatimu terasa kekeringan dan ketidaksenangan. Kalau saja kalian sejenak meninggalkan kegiatan kalian dan melakukan dengan senang hati apa yang ibu kalian suruh, pasti semuanya akan merasa lebih senang.
Sumber:
Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 2, , halaman 68, Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 1996.

Memulai Persahabatan yang Baru

Memulai Persahabatan yang Baru
Persiapan:Buatlah seperangkat kunci-kunci besar berwarna-warni dari karton Tuliskan pada kunci-kunci itu kata-kata sebagai berikut: Kunci Persahabatan: Keramahan, Baik Hati, Kerapian, Suka Menolong.

Renungan:Cerita hari ini berjudul "Kunci-kunci Persahabatan" (selama cerita gunakan kunci-kunci karton itu untuk memikat perhatian anak). Setiap orang menginginkan teman. Dengan dimulainya tahun ajaran baru ini, maka kita sekarang memasuki kelas yang baru dengan guru-guru dan teman-teman sekelas yang baru juga. Kita ingin berkenalan dengan kawan-kawan yang baru, tetapi bagaimana caranya?

Ceritakan kepada mereka tentang persabahatan antara Daud dan Yonatan yang terdapat dalam pasal 1Samuel 20.

Kita semua ingin memiliki seorang sahabat atau teman karib. Tuhan Yesus menginginkan supaya kita mempunyai kawan-kawan dan supaya kita memenangkan mereka untuk Dia. Nah, bagaimana kita mendapat kawan- kawan itu? Mungkin mereka itu teman sekelas kita, tetangga-tetangga kita, dan siapa saja yang kita jumpai.

Bicaralah tentang kunci-kunci persabahatan itu.
[Gunakan "Kunci-kunci Persahabatan" yang sudah disiapkan.]
Untuk mendapatkan teman kita harus bersikap ramah.
Kita harus baik hati dan mengindahkan perasaan orang.
Kita harus rapi, baik dalam keadaan kita, tingkah laku kita maupun tutur kata kita.
Kita harus suka menolong.

Akhirilah renungan ini dengan memberanikan/mengajak anak-anak untuk berusaha mendapatkan teman-teman baru dalam tahun ajaran ini dan memenangkan mereka untuk Tuhan!

Doa:Berdoalah agar Tuhan menolong anak-anak menjadi anak yang baik sehingga bisa memenangkan temannya untuk Tuhan.
Sumber:
Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 2, , halaman 60 - 61, Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 1996.

Mengenal Lembaga Pelayanan Anak

Mengenal Lembaga Pelayanan Anak
Melihat pentingnya mengenalkan berita keselamatan dalam Kristus kepada anak-anak dan rasa tanggung jawab yang tinggi agar anak bertumbuh dengan benar di dalam Tuhan, ada banyak program pelayanan anak dikembangkan di berbagai tempat.
Berikut ini adalah ide program Pelayanan Anak selain Sekolah Minggu yang berhasil Redaksi himpun dari berbagai sumber.
A. Pelayanan Literatur
Ada beberapa lembaga yang salah satu bentuk pelayanannya adalah mengembangkan literatur anak, misalnya menerbitkan buku cerita anak, komik anak, renungan harian anak, majalah anak, bacaan rohani anak serta buku-buku yang berguna bagi guru Sekolah Minggu. Lembaga-lembaga tersebut antara lain:
Yayasan Sumber Sejahtera (YASUMA) - Jakarta.Yayasan ini bersifat interdenominasi dan bertujuan untuk memberitakan Injil pada siapa saja dari berbagai tingkatan usia. YASUMA memiliki sebuah program khusus yang ditujukan untuk melayani anak-anak, yaitu yang disebut program Filipus Yunior. Salah satu bentuknya adalah menerbitkan renungan harian untuk anak: SYEDA (Singa dari Yehuda, merupakan kerjasama dengan KIDS 33. Bersama dengan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), mereka meluncurkan "Alkitab untuk Anak-Anak".
Lembaga Reformed Injili Indonesia (LRII) - Jakarta.Lembaga ini menerbitkan majalah KITA (Kristus Idola dan Tuhan Anak-anak), Saat Teduh untuk Anak: PELITAKU dan buku-buku yang berguna bagi para guru Sekolah Minggu.
PT. Atmo Ami Talentakasih - JakartaMenerbitkan Majalah AMI (Anak Manis Indonesia).
Yayasan Efata - JogjakartaYayasan ini mengkhususkan diri untuk mengembangkan bacaan rohani yang mendidik bagi anak-anak. Yayasan ini membuat buku cerita anak misalnya "TOLA: Membangun Masa Depan", "Kisah Petualangan Kyai Sadrakh", komik rohani misalnya: "(KHA) Efata", dsb. Yayasan Efata ini bekerjasama dengan Penerbit Andi Yogyakarta.
PT. BPK Gunung Mulia - JakartaBPK Gunung Mulia menerbitkan cerita bergambar mengenai kisah tokoh-tokoh Alkitab, seperti "Gideon dan Samsom", "Abraham", "Ester", "Raja Daud", dsb.
PPA (Persekutuan Pembaca Alkitab) - JakartaPPA menerbitkan renungan harian untuk anak-anak dan remaja yaitu: SHA dan SHR (Santapan Harian Anak dan Remaja).
Pengadaan Buku Panduan bagi guru Sekolah Minggu banyak diterbitkan oleh berbagai pihak, misalnya: Suluh Sekolah Minggu (Sinode GKI Jabar), Suara Sekolah Minggu (YPPII Batu - Malang), dan Bible Way (SAAT - Malang). Ada pula pribadi (Ibu Lisa Veronika - GKI Manyar Surabaya) yang menerbitkan buku panduan untuk Mengajar Sekolah Minggu. Buku ini dibagikan gratis bagi siapa saja Guru Sekolah Minggu yang membutuhkan. B. Pelayanan Multimedia dan Audio Visual
Yayasan yang bergerak dalam pelayanan Multimedia dan Audio visual antara lain:
Yayasan Anak Terang Indonesia - UngaranYayasan ini mengkhususkan dalam pelayanan Multimedia anak dan remaja, dengan membuat kaset audio mengenai cerita rohani untuk anak. Contoh kaset audio yang telah dibuat yayasan ini adalah: "Kisah Petualangan Trio Penjelajah Dunia".
Sanggar Pratikara (Sisca Production)Memproduksi kaset audio untuk disiarkan melalui radio Kristen dan dijual bebas di toko buku Kristen. Kaset audionya antara lain seri cerita "Kabar Gembira Untuk Anak", yang terdiri dari kisah "Yohanes Pemandi", "Bangkit dari Mati", "Anak Yang Hilang", "Meja Penukar Uang", "Saulus", dsb.
Yayasan Christophorus - SemarangYayasan ini membuat film rohani untuk anak-anak Indonesia, tiga film yang telah diproduksi yaitu: "Doni dan Paman Don", "Pita Merah", dan "Air Mata Doa".
Jesus Film Project - USASebuah pelayanan yang mengerjakan proyek "FILM YESUS VERSI ANAK". Film ini aslinya diluncurkan dalam bahasa Inggris, namun direncanakan akan diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain juga. Proyek ini memiliki tujuan menjangkau anak-anak di "Jendela 4/14" yaitu anak-anak yang berusia di antara 4-14 tahun kepada Kristus. Apabila anda menginginkan video film tersebut, silakan kontak: "The Story of Jesus for Children" P.O. Box 72007, San Clemente, CA 92674, USA. Telp. 800-432-1997 e-mail : jfc@ccci.org Situs Web : http://www.jesusforchildren.org C. Pelatihan Guru-Guru Sekolah Minggu
Agar guru-guru Sekolah Minggu menjadi guru yang benar-benar kompeten dan berkualitas, ada beberapa lembaga yang menyediakan diri mengadakan seminar, pelatihan, hingga penyediaan alat-alat peraga dan mengajar bagi Guru Sekolah Minggu. Lembaga-lembaga tsb antara lain:
Yayasan MEBIG - Sapporo, JepangYayasan ini telah membuka perwakilannya di Jakarta. Selain mengadakan pelatihan dan seminar, yayasan ini juga menyediakan berbagai ide permainan yang menarik.
Yayasan Domba Kecil - Jakarta.Yayasan ini secara rutin mengadakan pelatihan atau seminar bagi guru-guru Sekolah Minggu.
SAAT (Sekolah Alkitab Asia Tenggara) - Malang.Secara berkala mengadakan Camp Nasional bagi Guru Sekolah Minggu maupun Anak Sekolah Minggu. D. Pembinaan Bagi Anak
Kelompok Pelayanan LIDIA - MalangLIDIA (Layanan Injil dan Ilmu bagi Anak Indonesia) memberikan bimbingan belajar secara gratis kepada anak yang lemah ekonomi atau yang lemah secara intelektual. Dalam proses bimbingan tsb. anak juga mendapat pembinaan rohani. Guru yang memberikan bimbingan sebelumnya (dan secara rutin) memperoleh pembekalan rohani guna memperlengkapi dirinya dalam pelayanan tsb.
Pusat Belajar Bukit Hermon dari GKI Emaus - SurabayaProgram ini hadir sebagai pendamping Sekolah Minggu dalam menyiapkan anak untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Semangat "belajar itu menyenangkan" menjadi sasaran utama pembelajaran. Tema yang diangkat sangat bervariasi, mulai dari kesadaran akan lingkungan, kesehatan, ilmu pengetahuan, hingga apresiasi seni. Para fasilitatornya pun beragam, dan semuanya diperoleh dari peran aktif para jemaat (sesuai dengan latar belakang pendidikan dan profesinya).
Pelangi Kristus (Pelayanan Anak bagi Kristus)Program ini hadir sebagai mitra Gereja, sekolah, dan keluarga Kristen dalam hal pelayanan dan pendidikan anak. Pelangi Kristus menyediakan wadah bagi anak (mulai usia 2,6 tahun) untuk dididik secara khusus dalam hal rohani melalui pertemuan dan berbagai aktivitas yang dirancang khusus. Meski bukan sekolah formal, Pelangi Kristus memiliki kurikulum pengajaran yang rapi dan terinci untuk berbagai tingkatan usia anak.
SAA (Sekolah Alkitab Anak) dari GKI Beringin - SemarangProgram SAA ini semacam sekolah Alkitab bagi orang awam yang ditujukan untuk anak-anak. Dalam program ini, anak belajar Alkitab secara lebih mendalam dibanding dengan program Sekolah Minggu, mereka juga melakukan berbagai aktivitas serta pelayanan bersama. E. Pelayanan Sosial
Ada banyak Panti Asuhan Anak yang dikelola oleh berbagai lembaga Kristen maupun gereja. Lokasinya pun tersebar di berbagai kota di Indonesia. Saat ini para anggota Milis e-BinaGuru sedang berusaha menghimpun berbagai informasi mengenai lokasi dan keberadaan Panti Asuhan Anak tsb. Bila ada di antara Pembaca yang ingin memberikan masukan data dan informasi mengenai hal di atas dapat mengirimkannya ke moderator milis e-BinaGuru: meilania@in-christ.net
Selain Panti Asuhan Anak, sebenarnya ada juga Tempat Pembinaan Anak Cacat Fisik maupun Mental, Tempat Penampunan Anak Pengungsi, dan Tempat Rehabilitasi Pecandu Narkoba. Namun karena keterbatasan sumber informasi, kami belum dapat menyajikannya dalam terbitan kali ini.
F. Pelayanan Elektronik
Lembaga yang mengembangkan pelayanannya melalui jalur virtual bagi guru-guru Sekolah Minggu antara lain Yayasan Lembaga SABDA, dengan menerbitkan buletin e-BinaAnak dan Milis Diskusi e-BinaGuru secara virtual. Pelayanan anak ini merupakan salah satu bagian dari pelayanan YLSA lainnya.
Kiranya berbagai sajian informasi di atas dapat memberikan inspirasi bagi anda untuk mengembangkan pelayanan anak dengan berbagai cara yang berbeda di tempat anda masing-masing.
Sekolah Laboratori
Sekolah Laboratori adalah suatu kegiatan belajar mengajar untuk melatih para pengajar/guru agar memberi hasil maksimal TANPA berinteraksi langsung dengan murid yang akan diajar. Dengan kata lain, Sekolah Laboratori ini adalah semacam kelas pelatihan/praktek bagi para calon guru dimana mereka berlatih mengajar dengan menggunakan sesama calon guru sebagai murid mereka.
Untuk mengadakan Sekolah Laboratori dibutuhkan Pembimbing yang trampil mengajar (yang dapat dijadikan teladan dalam hal pengajarannya).
Pelaksaan Sekolah Laboratori adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pertama: Tugas Observasi
Para calon guru diminta untuk ikut masuk dalam kelas Sekolah Minggu tertentu dan mendapat tugas melakukan observasi terhadap guru yang mengajar di kelas tersebut serta mencatat hasil pengamatannya. Kehadiran mereka di kelas hanya sebagai pengamat, dan tidak boleh berinteraksi dengan siapa pun (baik guru, murid, maupun sesama rekan calon guru) selama proses belajar mengajar berlangsung.
Seusai kelas, para calon guru berkumpul bersama dengan didampingi Pembimbing untuk melakukan evaluasi terhadap jalannya pengajaran yang baru saja mereka amati.
Hal ini mereka ulangi selama beberapa kali dengan memasuki berbagai kelas yang berbeda. Sehingga melaluinya, para calon guru punya bayangan bagaimana cara mengajar di berbagai kelas dengan tingkatan usia yang berbeda.
2. Tahap Kedua: Persiapan Mengajar
Para calon guru dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana setiap kelompok memiliki beberapa anggota (misal ada 4 kelompok dengan jumlah anggota masing-masing 6 orang).
Tiap kelompok dengan didampingi seorang pembimbing berusaha membuat 1 bahan pelajaran secara utuh, mulai dari pujian, ayat hafalan, materi Firman Tuhan hingga aktivitasnya. Lalu mereka juga berbagi tugas di antara mereka siapa yang akan memimpin pujian, menyampaikan Firman Tuhan, memimpin aktivitas, dsb.
Sesudah masing-masing anggota mempersiapkan diri, Pembimbing melatih mereka sesuai dengan rencana pelajaran yang telah disiapkan dalam kelompok masing-masing. Jadi, masing-masing kelompok saling tidak mengetahui persiapan kelompok lainnya.
3. Tahap Ketiga: Praktek Mengajar
Tibalah waktunya para calon guru mulai praktek mengajar. Sebelum mulai, ruangan telah disiapkan seperti kondisi kelas yang sesungguhnya, semua alat peraga dan alat bantu lainnya disediakan pada tempatnya, dan kursi-kursi telah siap diduduki oleh para murid. Bedanya adalah: para murid di Sekolah Laboratori adalah para calon guru, dan bukan murid yang sesungguhnya akan diajar (anak-anak sekolah minggu).
Tiap kelompok diminta untuk tampil mempraktekkan hasil persiapan mereka dan "para murid" (yang adalah sesama calon guru) akan memberikan evaluasi atas jalannya proses belajar mengajar.
Pada akhir kegiatan, Pembimbing akan memimpin evaluasi bersama dan memberi kesempatan pada masing-masing peserta untuk berbicara. Dengan demikian setiap calon guru mendapat kesempatan untuk melatih diri sekaligus memberikan masukan bagi sesama rekannya.
Kesimpulan
Sekolah Laboratori memberi pengalaman berharga dan dapat menambah semangat serta keyakinan kepada para calon guru. Dengan mencoba praktek mengajar, mereka akan lebih percaya diri dan berani mengajar di hadapan murid-murid yang sesungguhnya.
Sekolah Laboratori memberi kesempatan yang baik untuk dapat saling belajar dan mengajar bersama rekan lain, memberi serta menerima evaluasi dalam suasana rohani yang terbuka, yang diharapkan akan dapat menunjang dan saling menguatkan para pesertanya.
Sumber:
Pedoman Pelayanan Anak 2, Ruth Lautfer & Anni Dyck, , halaman 132 - 139, Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, Malang, 1993.

Damai dan Sukacita

Damai dan Sukacita
Apakah damai dan sukacita sudah ada di rumah Anda? Biasanya damai dan sukacita ada di rumah kita pada minggu pertama masa Natal -- pada saat Anda menerima kartu Natal yang pertama. Kita semua tahu bahwa damai dan sukacita merupakan ekspresi yang biasa diungkapkan oleh orang-orang pada saat Natal. Apakah Anda pernah memerhatikan bahwa kartu Natal cenderung menekankan tema-tema "damai" dan "sukacita"? Perhatikan kartu-kartu Natal yang Anda terima tahun ini. Perhatikan banyaknya kata "damai", "sukacita", ataupun kedua-duanya. Tidak hanya kartu Natal saja, lagu-lagu Natal juga banyak menggunakan kata-kata tersebut.
Damai dan sukacita sebagai tema utama dalam tradisi Natal bukanlah suatu kebetulan. Dalam Lukas 1, Maria yang sedang mengandung Yesus, mengunjungi sepupunya, Elizabet, yang juga sedang mengandung Yohanes Pembaptis. Pada saat Maria memberi salam, Elizabet berseru dengan suara nyaring, "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan." Sesaat kemudian, Maria sendiri berseru, "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juru Selamatku." Dalam Lukas 2, di malam ketika Yesus lahir, seorang malaikat mendatangi para gembala dan mengabarkan, "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Kemudian, setelah melihat bayi itu, para gembala kembali lagi menggembalakan domba-dombanya sambil memuji dan memuliakan Allah.
Penekanan Alkitabiah pada sukacita Natal ini juga berlaku pada damai Natal. Perhatikan nubuatan Natal di Yesaya 9:6-7, "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; ... dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai." Ada juga nubuat Zakharia di Lukas 1:79 bahwa Yesus akan lahir "untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera." Dalam nubuat selanjutnya, para malaikat mengabarkan kepada para gembala di Lukas 2, "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." Damai dan sukacita. Kedua kata ini berulang kali ditekankan dalam nubuatan Natal di dalam Alkitab dan cerita-cerita Natal mengatakan sesuatu. Damai dan sukacita ada di dalam hati dalam wujud Yesus. Yesus lahir untuk membawa damai dan sukacita. Namun, dalam hal ini, sebaiknya kita jujur. Seperti yang dapat dilihat dan dirayakan oleh kebanyakan orang, apakah Natal benar-benar dapat digambarkan sebagai saat untuk damai dan sukacita? Perhatikan diri Anda sendiri dan orang-orang yang Anda kenal. Apakah perayaan Natal yang sudah pernah kita lalui dipenuhi dengan rasa damai dan sukacita? Saya tidak ingin menyamaratakan semua orang. Mungkin pengalaman Anda selama masa Natal melibatkan rasa yang indah dalam damai dan sukacita Allah. Mungkin Anda tahu ada orang-orang yang diperbaharui dalam damai dan sukacita setiap kali Natal datang. Pengamatan saya akan menjadi pengecualian, bukan aturan. Saya sebenarnya mendengar orang-orang berbicara tentang ketakutan mereka pada liburan Natal. Saya mendengar mereka mengatakan bahwa mereka sudah tidak sabar lagi menunggu Natal berakhir. Orang-orang tidak takut terhadap damai yang kekal. Mereka tidak dengan cemas menunggu akhir yang memberikan sukacita. Namun, bagi beberapa orang, pengalaman Natal bukanlah salah satu dari damai, tetapi kegaduhan, aktivitas, kekacauan, perselisihan, tekanan, frustasi, dan tidak ada waktu untuk beristirahat. Tidak heran beberapa orang menyambut Natal dengan ketakutan.
Bagi beberapa orang lainnya lagi, Natal bukanlah saat untuk bersukacita, tetapi lebih merupakan rasa kekosongan, ketidakgembiraan, kekecewaan yang samar-samar, bahkan mungkin keputusasaan dan depresi. Tidak heran jika ada orang yang tidak sabar menunggu Natal berakhir. Maaf jika ini terkesan negatif, namun ini merupakan gambaran dari pengalaman Natal yang sering dialami oleh masyarakat di sekitar kita atau bahkan kita sendiri.
Tanpa Yesus tidak ada damai. Tanpa Yesus tidak ada sukacita. Ini sudah bukan hal baru atau perkembangan baru. Dua kalimat tersebut ada selama bertahun-tahun dan begitu pula dengan Anda. Namun, mungkin ada kata-kata yang lebih tepat lagi. Mungkin kata-kata ini bentuk singkat dari suatu nasihat. Ketidakhadiran Yesus membuat kualitas yang terus dan tetap ada pada damai dan sukacita Allah menjadi suatu kemustahilan. Orang-orang yang tidak mengenal Yesus mungkin saja mengalami masa-masa di mana damai atau sukacita dilalui begitu saja, bahkan mungkin pada saat-saat yang penuh damai dan sukacita. Namun, kualitas damai dan sukacita Allah kekal dan begitu dalam; apakah damai dan sukacita yang ada dan akan terus menerus ada meskipun dalam keadaan yang buruk sekalipun? Tidak, tanpa Yesus, damai dan sukacita itu tidak akan ditemukan. Marilah kita luruskan hal ini dengan mengambil kesimpulan berdasarkan logika. Jika kita membuat urutan tingkat, pada saat Natal tiba Yesus kita singkirkan, kita tempatkan di luar, kita remehkan, abaikan, lupakan atau kita tempatkan di tempat yang tidak seharusnya. Itulah sebabnya kita tidak merasakan damai dan sukacita yang Ia bawa melalui inkarnasi-Nya. Itu semua terjadi setiap saat, tidak hanya pada saat Natal saja.
Selanjutnya, belilah hadiah yang banyak untuk semua orang dan saudara-saudara mereka. Namun, jika hadiah-hadiah itu merupakan hal yang penting bagi Anda, bukannya Yesus yang Anda utamakan, jangan berharap Anda akan mengalami damai dan sukacita Allah yang melimpah. Pasanglah lampu-lampu yang berwarna-warni, pohon Natal, hiasan-hiasan Santa, atau menonton film-film yang bertemakan Natal. Namun, jika kegiatan-kegiatan seperti itu yang menjadi fokus Anda selama Natal, bukan Yesus yang menjadi fokus Anda, jangan terkejut jika Anda bertanya kepada diri Anda sendiri, "Apakah ada yang lainnya?" Silakan memanggang roti dan daging. Silakan mengajak keluarga Anda makan sepuasnya, mengobrol, tertawa, dan melakukan tradisi Natal Anda. Namun, jika keluarga dan makanan dan tradisi liburan menjadi fokus utama dari Natal Anda, bukan Yesus, jangan terkejut jika Anda tidak merasakan damai dan sukacita dari hal-hal ini. Jadi, jika ada hal-hal lain selain Yesus yang merupakan karunia Allah yang luar biasa yang menjadi perhatian utama dari Natal Anda tahun ini, jangan heran jika Natal Anda menjadi begitu kosong dan tidak memuaskan.
Mengenal Yesus berarti mengenal damai. Mengenal Yesus berarti mengenal sukacita. Beberapa dari Anda sudah menunggu datangnya Natal. Apakah menurut Anda ini merupakan kejadian yang kebetulan jika di setiap tempat Alkitab menghubungkan damai atau sukacita dengan kegiatan-kegiatan Natal. Apakah Alkitab menghubungkan damai atau sukacita kepada Yesus? Yesus adalah Natal! Beberapa di antara Anda yang mengetahui bahwa masa Natal yang kita mulai begitu antusias dan dengan harapan kita akhiri dengan kekecewaan dan tidak ada rasa kepenuhan? Itu semua dapat terjadi jika Yesus tidak menjadi pusat Natal Anda.
Tahun ini, buatlah keputusan antara diri Anda dan Allah bahwa Natal akan Anda fokuskan pada Yesus -- apa pun bentuknya, di mana pun, dan buatlah itu menjadi kenyataan.
Dalam Yohanes 14:27, Yesus berkata, "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu." Sesaat kemudian, dalam Yohanes 15:11, Yesus kemudian menyatakan maksud-Nya, "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh." Kehidupan Yesus dimulai dengan pernyataan damai dan sukacita. Bahkan sesaat sebelum penangkapan yang diakhiri dengan penyaliban, pernyataan damai dan sukacita masih tetap diucapkan oleh Yesus. Yesus dilahirkan di dunia ini, Dia hidup di antara kita, Dia melayani kita, Dia menderita dan mati untuk kita, Dia bangkit dan kembali kepada Bapa -- semuanya ini kita tahu, juga hal-hal lainnya, damai dan sukacita Allah yang sejati. Jika Anda belum menggambarkannya, Anda akan segera menggambarkannya. Damai dan sukacita Natal tidak akan ada dalam kesenangan yang muncul pada saat liburan. Damai dan sukacita Natal hanya ada dalam Yesus Kristus saja. (t/Ratri)
Sumber:
Hope Christian Church, Pastor Trent Johnson, http://www.hopemn.com/121502.htm, BabPeace and Joy.

Sukacita Natal

Sukacita Natal
Tema:
Sukacita dalam memberi.
Bahan bacaan:
Lukas 3:10-11, "Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?" Jawabnya: "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian."
Cerita:
Lihatlah hadiah natal yang bagus ini. Apakah di rumahmu ada banyak hadiah Natal? Ada berapa hadiah untukmu?
Aku pernah mendengar cerita tentang seorang anak yang setiap hari selalu memeriksa hadiah-hadiah yang ada di bawah pohon Natalnya. Ketika memeriksa hadiah itu, jika ia menemukan hadiah baru maka hadiah itu akan dikelompokkannya sesuai dengan nama yang ada di hadiah itu. Lalu setelah dia mengelompokkannya, dia menghitung lagi hadiah-hadiah itu.
Suatu hari, dia mendapati hadiah untuk kakaknya lebih banyak daripada hadiah untuknya. Anak ini menjadi sedih, ia lalu berlari ke dapur menemui ibunya yang sedang menyiapkan makan malam.
"Kak Katie mendapat lebih banyak hadiah daripada aku!" kata anak itu sambil menangis. Lalu anak itu lari meninggalkan ibunya. Ia lari ke kamarnya, menutup pintu, dan menangis sedih. Dia tidak bisa menikmati Natal karena dia sangat sedih. Ia sedih karena orang lain mendapat lebih banyak hadiah di bawah pohon natal daripada dia. Yang tidak dimengerti anak ini adalah bahwa sukacita natal yang sesungguhnya tidak terletak pada seberapa banyak dia mendapatkan hadiah, namun sukacita natal ada pada apa yang telah kita berikan kepada orang lain.
Yohanes Pembaptis diutus untuk menyiapkan orang-orang menanti kedatangan Tuhan Yesus. Dia mengatakan kepada mereka supaya bertobat dari dosa-dosa mereka dan menyiapkan hati untuk kedatangan Mesias yang dijanjikan.
"Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?" tanya mereka.
Yohanes menjawab mereka, "Barangsiapa memiliki dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian."
Itu adalah pesan yang sama yang harus kita dengar menjelang Natal ini. Jika kita ingin mengalami sukacita sejati yang Yesus inginkan untuk kita, kita harus belajar berbagi! Dengan membagikan apa yang telah Tuhan berikan kepada kita, kita akan menerima berkat yang lebih besar lagi -- berkat sukacita.
Doa:
Bapa, tolong kami untuk belajar bahwa dengan memberi, maka kami akan menerima berkat yang lebih besar lagi, yaitu berkat sukacita. Amin. (t/Ratri)
Sumber:
Sermon4Kids, Tidak dicantumkan, http://www.sermons4kids.com/joy-of-christmas.html, BabThe Joy of Christmas.